Program KB Laki-Laki di Blitar Tidak Diminati
A
A
A
BLITAR - Daya minat kaum adam untuk mengikuti program KB vasektomi di Kabupaten Blitar dinilai masih rendah. Selama tahun 2017, hanya sekitar seratusan laki laki yang bersedia divasektomi. Masih banyak kaum pria yang menolak dengan dalih agama melarang laki-laki ikut KB.
"Yang masuk dalam data (selama tahun 2017) memang hanya 100 pria yang ikut program KB laki-laki atau vasektomi, " ujar Kepala Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Blitar Wahid Rosyidi kepada wartawan.
Secara statistik jumlah 100 pria sebagai peserta vasektomi di Kabupaten Blitar sudah relatif tinggi. Setidaknya dibandingkan di Provinsi Jawa Timur yang menurut Wahid tidak sebanyak itu. Namun kata Wahid, jumlah itu belum seberapa jika dibandingkan peserta KB dari kaum hawa.
"Karenanya kita terus melakukan peningkatan, "terangnya. Terkait masih kuatnya anggapan agama melarang kaum laki-laki mengikuti program KB, menurut Wahid pihaknya akan kembali meningkatkan sosialisasi dan penyuluhan ke masyarakat.
Bahwa kependudukan bisa menjadi persoalan yang serius jika tidak tertangani dengan baik. "Tentu sosialisasi akan terus kita gencarkan untuk mengatasi semua kendala yang ada, " jelasnya.
Zaenal, warga Kecamatan Wonodadi, Kabupaten Blitar mengatakan penanggulangan jumlah penduduk melalui KB (baik laki-laki maupun perempuan) harus memiliki target jelas.
Jika lapangan kerja, pemerintah harus mampu menciptakan lapangan kerja lebih luas dan layak seiring berjalannya program KB. "Atau jika kemakmuran apakah akan berbanding lurus dengan meningkatnya pendapatan per kapita atau tidak. Harus ada target jelas," pungkasnya.
"Yang masuk dalam data (selama tahun 2017) memang hanya 100 pria yang ikut program KB laki-laki atau vasektomi, " ujar Kepala Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Blitar Wahid Rosyidi kepada wartawan.
Secara statistik jumlah 100 pria sebagai peserta vasektomi di Kabupaten Blitar sudah relatif tinggi. Setidaknya dibandingkan di Provinsi Jawa Timur yang menurut Wahid tidak sebanyak itu. Namun kata Wahid, jumlah itu belum seberapa jika dibandingkan peserta KB dari kaum hawa.
"Karenanya kita terus melakukan peningkatan, "terangnya. Terkait masih kuatnya anggapan agama melarang kaum laki-laki mengikuti program KB, menurut Wahid pihaknya akan kembali meningkatkan sosialisasi dan penyuluhan ke masyarakat.
Bahwa kependudukan bisa menjadi persoalan yang serius jika tidak tertangani dengan baik. "Tentu sosialisasi akan terus kita gencarkan untuk mengatasi semua kendala yang ada, " jelasnya.
Zaenal, warga Kecamatan Wonodadi, Kabupaten Blitar mengatakan penanggulangan jumlah penduduk melalui KB (baik laki-laki maupun perempuan) harus memiliki target jelas.
Jika lapangan kerja, pemerintah harus mampu menciptakan lapangan kerja lebih luas dan layak seiring berjalannya program KB. "Atau jika kemakmuran apakah akan berbanding lurus dengan meningkatnya pendapatan per kapita atau tidak. Harus ada target jelas," pungkasnya.
(nag)