Natal dan Tahun Baru, Kapolri: Tak Ada Ancaman Teror
A
A
A
PURWAKARTA - Kapolri Jenderal Pol M Tito Karnavian memastikan tidak ada indikasi ancaman teror saat perayaan Natal dan Tahun Baru. Meski demikian, Polri dan TNI tetap melakukan antisipasi dengan menyiapkan personel untuk mengamankan dua momentum yang bertepatan dengan libur sekolah itu.
"Kami pantau terus. Hingga saat ini, tidak ada ancaman teror saat Natal dan Tahun Baru," kata Tito saat mengecek kesiapan Operasi Lilin 2017 di pos terpadu di pintu Tol Cikopo, Purwakarta, Kamis (21/12/2017).
Disinggung soal penangkapan beberapa waktu lalu oleh Densus Antiteror 88, Tito mengemukakan, penindakan itu merupakan pengembangan dari kasus terorisme yang telah diungkap sebelumnya. "Mereka bukan yang akan melancarkan aksi teror. Ada 20 orang yang kami tangkap. Para tersangka diduga terlibat aksi terorisme sebelumnya," ujarnya.
Meski sampai saat ini belum digemukan indikasi aksi teror, Tito menandaskan, Polri tidak akan mengendurkan kewaspadaan dan pengamanan. Sebab, aksi teror bisa terjadi kapan dan di mana pun. "Kami jaga obyek-obyek vital, mako TNI dan Polri, serta tempat-tempat ibadah," tandas Kapolri.
Pada kesempatan itu, Tito mengimbau masyarakat untuk tidak menyalakan petasan saat perayaan pergantian tahun. Menurut Tito, petasan sangat berbahaya karena dampaknya seperti bom atau bahan peledak. "Petasan sama dengan bom. Jadi jangan digunakan. Kalau kembang api boleh," ungkap dia.
Guna mencegah penjualan dan penggunaan petasan, kata Tito, Polri dan TNI akan melakukan operasi dan razia. Jika ada yang menjual dan menggunakan petasan, pihaknya akan menindak tegas pelakunya, termasuk penjual, distributor, dan pembuatnya.
"Kami tak ingin ledakan pabrik petasan di Tangerang terulang. Peristiwa itu menelan korban 35 orang meninggal dunia, " pungkas Tito.
"Kami pantau terus. Hingga saat ini, tidak ada ancaman teror saat Natal dan Tahun Baru," kata Tito saat mengecek kesiapan Operasi Lilin 2017 di pos terpadu di pintu Tol Cikopo, Purwakarta, Kamis (21/12/2017).
Disinggung soal penangkapan beberapa waktu lalu oleh Densus Antiteror 88, Tito mengemukakan, penindakan itu merupakan pengembangan dari kasus terorisme yang telah diungkap sebelumnya. "Mereka bukan yang akan melancarkan aksi teror. Ada 20 orang yang kami tangkap. Para tersangka diduga terlibat aksi terorisme sebelumnya," ujarnya.
Meski sampai saat ini belum digemukan indikasi aksi teror, Tito menandaskan, Polri tidak akan mengendurkan kewaspadaan dan pengamanan. Sebab, aksi teror bisa terjadi kapan dan di mana pun. "Kami jaga obyek-obyek vital, mako TNI dan Polri, serta tempat-tempat ibadah," tandas Kapolri.
Pada kesempatan itu, Tito mengimbau masyarakat untuk tidak menyalakan petasan saat perayaan pergantian tahun. Menurut Tito, petasan sangat berbahaya karena dampaknya seperti bom atau bahan peledak. "Petasan sama dengan bom. Jadi jangan digunakan. Kalau kembang api boleh," ungkap dia.
Guna mencegah penjualan dan penggunaan petasan, kata Tito, Polri dan TNI akan melakukan operasi dan razia. Jika ada yang menjual dan menggunakan petasan, pihaknya akan menindak tegas pelakunya, termasuk penjual, distributor, dan pembuatnya.
"Kami tak ingin ledakan pabrik petasan di Tangerang terulang. Peristiwa itu menelan korban 35 orang meninggal dunia, " pungkas Tito.
(rhs)