Balita Penderita Difteri Meninggal, Dinkes Kendal Sebut Penanganan Sudah Tepat
A
A
A
KENDAL - Penanganan yang dilakukan terhadap penderita difteri, Muhamad Rindata Adi Nugraha (4), sudah sesuai prosedur. Demikian dikatakan Kepala Dinas Kesehatan Kendal Sri Mulyani terkait meninggalnya balita tersebut.
"Dari Rumah Sakit Islam Weleri disarankan untuk dibawa ke rumah sakit yang lebih lengkap fasilitasnya termasuk ruang isolasi. Namun karena kondisinya sudah semakin menurun nyawanya tidak bisa diselamatkan," jelas Sri Mulyani.
Sri Mulyani mengatakan penyakit yang disebabkan bakteri ini rawan menular. Warga khususnya yang mempunyai anak balita diimbau menjaga kondisi tubuh dan menggunakan masker karena penyebaran bakteri melalui udara.
Sementara, suasana rumah duka bocah penderita difteri Muhamad Rindata Adi Nugraha, warga Desa Sambungsari, Weleri, Kendal, nampak sepi. Jenazah bocah berusia empat tahun ini sudah dimakamkan Rabu (13/12/2017) sore setelah mendapatkan perawatan di Rumah Sakit Kariadi Semarang.
Orang tua Muhamad Rindata Adi Nugraha tidak kuasa menahan sedih, anak pertamanya meninggal dunia akibat penyakit difteri. Menurut dia, anaknya mengeluh sakit di tenggorokan dan badannya panas sejak Jumat (8/12/2017) petang.
"Sempat dibawa ke dokter setempat namun panas tidak turun karena kondisinya semakin menurun. Dibawa ke RSI Weleri untuk penanganan lebih lanjut. Di RSI Kendal dokter menyarankan agar dirujuk ke rumah sakit yang fasilitasnya lebih lengkap agar bisa ditangani intensif," jelas Darmadi, orang tua Rindata.
Dia menambahkan, hari Selasa anaknya mendapat perawatan namun kondisinya sudah semakin turun. Meski sudah ditangani dengan baik, kondisinya terus menurun hingga akhirnya meninggal dunia Rabu (13/12/2017) dini hari
"Sebelumnya tidak ada keluhan apa-apa, hanya panas dan memang ada bengkak di tenggorokannya. Kalau imunisasi sudah lengkap," ujar Rini, ibu Rindata.
"Dari Rumah Sakit Islam Weleri disarankan untuk dibawa ke rumah sakit yang lebih lengkap fasilitasnya termasuk ruang isolasi. Namun karena kondisinya sudah semakin menurun nyawanya tidak bisa diselamatkan," jelas Sri Mulyani.
Sri Mulyani mengatakan penyakit yang disebabkan bakteri ini rawan menular. Warga khususnya yang mempunyai anak balita diimbau menjaga kondisi tubuh dan menggunakan masker karena penyebaran bakteri melalui udara.
Sementara, suasana rumah duka bocah penderita difteri Muhamad Rindata Adi Nugraha, warga Desa Sambungsari, Weleri, Kendal, nampak sepi. Jenazah bocah berusia empat tahun ini sudah dimakamkan Rabu (13/12/2017) sore setelah mendapatkan perawatan di Rumah Sakit Kariadi Semarang.
Orang tua Muhamad Rindata Adi Nugraha tidak kuasa menahan sedih, anak pertamanya meninggal dunia akibat penyakit difteri. Menurut dia, anaknya mengeluh sakit di tenggorokan dan badannya panas sejak Jumat (8/12/2017) petang.
"Sempat dibawa ke dokter setempat namun panas tidak turun karena kondisinya semakin menurun. Dibawa ke RSI Weleri untuk penanganan lebih lanjut. Di RSI Kendal dokter menyarankan agar dirujuk ke rumah sakit yang fasilitasnya lebih lengkap agar bisa ditangani intensif," jelas Darmadi, orang tua Rindata.
Dia menambahkan, hari Selasa anaknya mendapat perawatan namun kondisinya sudah semakin turun. Meski sudah ditangani dengan baik, kondisinya terus menurun hingga akhirnya meninggal dunia Rabu (13/12/2017) dini hari
"Sebelumnya tidak ada keluhan apa-apa, hanya panas dan memang ada bengkak di tenggorokannya. Kalau imunisasi sudah lengkap," ujar Rini, ibu Rindata.
(zik)