Tolak Bayar Uang Bensin, Pasien Ini Dirujuk Tak Pakai Ambulance
A
A
A
JAKARTA - Tolak membayar uang ambulance sebesar Rp350.000, seorang pasien bernama Maria Bura Sugi terpaksa dirujuk menggunakan mobil angkutan penumpang. Ibu berusia 93 tahun itu tengah mengidap penyakit hipertensi kronis dan komplikasi.
Maria menolak permintaan dokter yang tengah bertugas di Puskesmas Barereng, Kecamatan Baruppu, Toraja Utara, Sulawesi Selatan. Alasan keluarga Maria menolak membayar ambulance lantaran mempunyai kartu BPJS Kesehatan.
Hal tersebut berawal dari kondisi Maria yang memprihatinkan. Kemudian, pihak keluarga membawanya ke Puskesmas Barereng pada Rabu 13 Desember 2017. Usai menjalani cek up di puskesmas, Maria disarankan untuk dirujuk dan menjalani perawatan medis di Rumah Sakit Elim Rantepao. Namun Maria tak kunjung dirujuk oleh pihak puskesmas, bahkan mobil ambulance hanya terparkir, dan Maria masih dipasangi oksigen dan juga infus.
Setelah keluarga menanyakan kepada pihak puskesmas soal tak kunjung berangkat. Tiba-tiba pihak puskesman meminta keluarga Maria menyiapkan uang sebesar Rp350.000 untuk membayar ambulance. Namun, pihak pasien mengaku keberatan lantaran telah mempunyai kartu BPJS Kesehatan.
"Dokter di Puskesmas Barereng minta biaya untuk ambulance merujuk Rp350.000, katanya uang bensin dan makan sopir. Setahu saya kan tidak bayar karena sudah punya kartu BPJS. Kenapa kami dimintai uang lagi, sementara ibu saya sakit dan harus dirujuk secepatnya," ungkap Marta, anak Maria.
Marta menganggap, uang Rp350.000 untuk penyewaan ambulance itu juga terlalu mahal dan sangat membebani keluarganya yang tergolong masyarakat kurang mampu.
"Ini sudah tidak benar, kami masyarakat kecil harus lagi membayar uang ambulance sedangkan kartu BPJS kami semua menanggung biaya tersebut. Bagaimana jika masyarakat miskin yang sudah tidak bisa membayar mobil sewa dan dalam keadaan kritis, apakah dibiarkan mati di puskesmas," keluhnya sambil berurai air mata.
Maria menolak permintaan dokter yang tengah bertugas di Puskesmas Barereng, Kecamatan Baruppu, Toraja Utara, Sulawesi Selatan. Alasan keluarga Maria menolak membayar ambulance lantaran mempunyai kartu BPJS Kesehatan.
Hal tersebut berawal dari kondisi Maria yang memprihatinkan. Kemudian, pihak keluarga membawanya ke Puskesmas Barereng pada Rabu 13 Desember 2017. Usai menjalani cek up di puskesmas, Maria disarankan untuk dirujuk dan menjalani perawatan medis di Rumah Sakit Elim Rantepao. Namun Maria tak kunjung dirujuk oleh pihak puskesmas, bahkan mobil ambulance hanya terparkir, dan Maria masih dipasangi oksigen dan juga infus.
Setelah keluarga menanyakan kepada pihak puskesmas soal tak kunjung berangkat. Tiba-tiba pihak puskesman meminta keluarga Maria menyiapkan uang sebesar Rp350.000 untuk membayar ambulance. Namun, pihak pasien mengaku keberatan lantaran telah mempunyai kartu BPJS Kesehatan.
"Dokter di Puskesmas Barereng minta biaya untuk ambulance merujuk Rp350.000, katanya uang bensin dan makan sopir. Setahu saya kan tidak bayar karena sudah punya kartu BPJS. Kenapa kami dimintai uang lagi, sementara ibu saya sakit dan harus dirujuk secepatnya," ungkap Marta, anak Maria.
Marta menganggap, uang Rp350.000 untuk penyewaan ambulance itu juga terlalu mahal dan sangat membebani keluarganya yang tergolong masyarakat kurang mampu.
"Ini sudah tidak benar, kami masyarakat kecil harus lagi membayar uang ambulance sedangkan kartu BPJS kami semua menanggung biaya tersebut. Bagaimana jika masyarakat miskin yang sudah tidak bisa membayar mobil sewa dan dalam keadaan kritis, apakah dibiarkan mati di puskesmas," keluhnya sambil berurai air mata.
(mhd)