Hanya 11 Kasus, Pemkab Blitar Klaim Daerahnya Aman dari Difteri
A
A
A
BLITAR - Jumlah penderita penyakit Difteri di Kabupaten Blitar sebanyak 11 orang. Jumlah ini lebih rendah dibanding tahun 2016 sebanyak 50 kasus. Atas dasar ini Dinas Kesehatan setempat mengklaim Blitar aman Difteri.
“Meski Jatim darurat Difteri, Blitar untuk sekarang kita pastikan aman,“ ujar Kepala Bidang Pencegahan Pemberantasan Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar Krisna Yekti kepada wartawan. Saat ini Pemerintah Provinsi Jawa Timur menetapkan Jawa Timur darurat Difteri.
Pemerintah menemukan 271 kasus Difteri dengan 11 korban diantaranya meninggal dunia. Serangan bakteri corynebacterium itu dimulai dengan munculnya gejala sakit tenggorokan, demam, terbentuknya lapisan amandel dan tenggorokan.
Pada kasus yang parah infeksi menyebar ke jantung dan sistem saraf. Beberapa penderita bahkan mengalami infeksi kulit. Corynebacterium memproduksi racun yang berbahaya bagi organ tubuh lain.
Racun yang membawa resiko kematian. Pada tahun 2016, kata Krisna pihaknya menemukan 50 kasus difteri di Kabupaten Blitar.
Sebagian besar penderita berusia anak anak. Seiring upaya pencegahan yang dilakukan dinas kesehatan, yakni melalukan sosialisasi dan vaksinasi, kasus difteri menurun drastis. Hingga Desember 2017, dinkes hanya mendapati 11 kasus difteri di Kabupaten Blitar.
Sebagian besar pasien sudah sembuh. “Hanya beberapa yang masih dirawat di rumah sakit. Dan kondisinya sudah membaik, “ paparnya.
Krisna menambahkan Outbreak Respons Imunitation, atau imunisasi difteri tiga kali berturut turut terbukti membawa dampak positif. Dia juga mengimbau masyarakat tidak terlalu panik menanggapi kasus difteri yang lagi merebak.
Sebelumnya Gubernur Jawa Timur Soekarwo menyatakan Jawa Timur darurat difteri. Di sela acara kirab pemuda nusantara 2017 di Kabupaten Blitar, Pak De Karwo mengatakan telah melakukan droping obat obatan dan tenaga medis ke seluruh daerah yang menjadi wabah serangan difteri. “Jatim darurat difteri. Dan kami telah mendroping obat obatan dan tenaga medis,“ jelasnya.
“Meski Jatim darurat Difteri, Blitar untuk sekarang kita pastikan aman,“ ujar Kepala Bidang Pencegahan Pemberantasan Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar Krisna Yekti kepada wartawan. Saat ini Pemerintah Provinsi Jawa Timur menetapkan Jawa Timur darurat Difteri.
Pemerintah menemukan 271 kasus Difteri dengan 11 korban diantaranya meninggal dunia. Serangan bakteri corynebacterium itu dimulai dengan munculnya gejala sakit tenggorokan, demam, terbentuknya lapisan amandel dan tenggorokan.
Pada kasus yang parah infeksi menyebar ke jantung dan sistem saraf. Beberapa penderita bahkan mengalami infeksi kulit. Corynebacterium memproduksi racun yang berbahaya bagi organ tubuh lain.
Racun yang membawa resiko kematian. Pada tahun 2016, kata Krisna pihaknya menemukan 50 kasus difteri di Kabupaten Blitar.
Sebagian besar penderita berusia anak anak. Seiring upaya pencegahan yang dilakukan dinas kesehatan, yakni melalukan sosialisasi dan vaksinasi, kasus difteri menurun drastis. Hingga Desember 2017, dinkes hanya mendapati 11 kasus difteri di Kabupaten Blitar.
Sebagian besar pasien sudah sembuh. “Hanya beberapa yang masih dirawat di rumah sakit. Dan kondisinya sudah membaik, “ paparnya.
Krisna menambahkan Outbreak Respons Imunitation, atau imunisasi difteri tiga kali berturut turut terbukti membawa dampak positif. Dia juga mengimbau masyarakat tidak terlalu panik menanggapi kasus difteri yang lagi merebak.
Sebelumnya Gubernur Jawa Timur Soekarwo menyatakan Jawa Timur darurat difteri. Di sela acara kirab pemuda nusantara 2017 di Kabupaten Blitar, Pak De Karwo mengatakan telah melakukan droping obat obatan dan tenaga medis ke seluruh daerah yang menjadi wabah serangan difteri. “Jatim darurat difteri. Dan kami telah mendroping obat obatan dan tenaga medis,“ jelasnya.
(sms)