Batang Pisang Terlepas, Prayogi Tewas di Bengawan Solo
A
A
A
BLORA - Muhammad Prayogi (13), remaja asal Desa Mendenrejo, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, tewas setelah tenggelam di Sungai Bengawan Solo. Korban yang semula berpegangan pelampung batang pisang mendadak terlepas sehanyut terbawa derasnya arus air.
Koordinator Basarnas Pos SAR Jepara Whisnu Yugo Utomo mengatakan, kejadian nahas itu bermula saat korban bersama teman-temannya memancing di sungai dengan lebar 50 meter tersebut, pada Selasa (5/12/2017) siang. Selesai memancing, mereka berenang di pinggiran sungai.
"Saat asyik bermain air, korban melihat ada gedebok (batang pisang) yang hanyut. Korban berusaha meraihnya. Gedebok sempat diraih, namun pegangan korban terlepas sehingga langsung tenggelam karena arus bawah sungai ternyata cukup deras dengan kedalaman air mencapai 10 meteran," ungkap Whisnu, Rabu (6/12/2017).
Warga langsung melakukan pencarian dengan menyisir sungai, namun hingga sore hari tak membuahkan hasil. Pencarian dilanjutkan hari ini dengan meminta bantuan tim SAR untuk mengerahkan perahu karet.
"Pencarian kami lakukan dengan penyisiran ke arah timur kurang lebih 500 meter baik dengan menggunakan perahu karet maupun penyisiran di pinggir sungai."
Usaha warga untuk menemukan korban membuahkan hasil, setelah mendapat laporan dari seorang pemancing yang melihat sesosok mayat mengambang. Tim SAR bergegas menuju lokasi untuk memastikan mayat tersebut adalah Muhammad Prayogi.
"Korban ditemukan oleh pemancing yang kemudian langsung menghubungi pihak tim SAR gabungan yang memang sedang melakukan pencarian tak jauh dari lokasi penemuan. Ditemukan kurang lebih satu kilometer dari lokasi awal kejadian. Segera kami evakuasi dan selanjutnya korban dibawa menuju rumah duka," lanjutnya.
Proses pencarian melibatkan tim SAR gabungan yang terdiri dari Basarnas Pos SAR Jepara, BPBD Blora, Banser Blora, Satgana PMI Blora, MDMC Blora, Cepu Emergency Response Team, Korps Indonesia Muda, serta warga sekitar.
Koordinator Basarnas Pos SAR Jepara Whisnu Yugo Utomo mengatakan, kejadian nahas itu bermula saat korban bersama teman-temannya memancing di sungai dengan lebar 50 meter tersebut, pada Selasa (5/12/2017) siang. Selesai memancing, mereka berenang di pinggiran sungai.
"Saat asyik bermain air, korban melihat ada gedebok (batang pisang) yang hanyut. Korban berusaha meraihnya. Gedebok sempat diraih, namun pegangan korban terlepas sehingga langsung tenggelam karena arus bawah sungai ternyata cukup deras dengan kedalaman air mencapai 10 meteran," ungkap Whisnu, Rabu (6/12/2017).
Warga langsung melakukan pencarian dengan menyisir sungai, namun hingga sore hari tak membuahkan hasil. Pencarian dilanjutkan hari ini dengan meminta bantuan tim SAR untuk mengerahkan perahu karet.
"Pencarian kami lakukan dengan penyisiran ke arah timur kurang lebih 500 meter baik dengan menggunakan perahu karet maupun penyisiran di pinggir sungai."
Usaha warga untuk menemukan korban membuahkan hasil, setelah mendapat laporan dari seorang pemancing yang melihat sesosok mayat mengambang. Tim SAR bergegas menuju lokasi untuk memastikan mayat tersebut adalah Muhammad Prayogi.
"Korban ditemukan oleh pemancing yang kemudian langsung menghubungi pihak tim SAR gabungan yang memang sedang melakukan pencarian tak jauh dari lokasi penemuan. Ditemukan kurang lebih satu kilometer dari lokasi awal kejadian. Segera kami evakuasi dan selanjutnya korban dibawa menuju rumah duka," lanjutnya.
Proses pencarian melibatkan tim SAR gabungan yang terdiri dari Basarnas Pos SAR Jepara, BPBD Blora, Banser Blora, Satgana PMI Blora, MDMC Blora, Cepu Emergency Response Team, Korps Indonesia Muda, serta warga sekitar.
(zik)