Dibuka Gus Ipul, Porsadin III Diikuti 1.386 Santri Diniyah
A
A
A
PASURUAN - Sebanyak 1.386 santri madrasah diniyah (madin) dari berbagai provinsi berkompetisi dalam ajang Pekan Olah Raga dan Seni Antar Diniyah (Porsadin) III di Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur. Pembukaan Porsadin dilakukan oleh Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf atau yang akrab disapa Gus Ipul di Taman Candra Wilwatikta, Pasururan, Jumat (17/11/2017) malam.
Porsadin digelar selama empat hari yang sebagian lombanya telah dimulai sejak Kamis (16/11/2017).
Dalam sambutannya, Gus Ipul yang membuka kegiatan mewakili Gubernur Jawa Timur Soekarwo menilai, Porsadin menjadi ajang yang strategis untuk memperkokoh silaturahmi para pengelola madin sekaligus mengasah kemampuan para santri-santrinya.
Dia berharap, lewat kegiatan yang digelar oleh Dewan Pimpinan Pusat Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah (DPP-FKDT) di Kabupaten Pasuruan ini, nantinya melahirkan bibit-bibit unggul yang mengharumkan nama Indonesia di masa mendatang. “Untuk itu marilah bersama-sama berlomba dengan maksimal,” ujarnya.
Ketua Umum DPP FKDT Lukman Hakim mengatakan, Porsadin merupakan wahana pembuktian para santri madin takmiliyah kepada masyarakat. Lewat ajang ini, santri akan bisa menunjukkan beragam prestasinya di bidang seni dan olah raga. Menurutnya, Porsadin juga diharapkan sebagai peneguhan sikap dan komitmen Madrasah Diniyah Takmiliyah akan kecintaannya pada bangsa dan negara.
“Madrasah Diniyah Takmiliyah adalah tempat terbaik untuk membangun pendidikan karakter," tutur mantan aktivis mahasiswa UIN Walisongo Semarang ini.
Dipilihnya Pasuruan sebagai tuan rumah Porsadin, ujar Lukman, karena dilandasi prestasi kabupaten yang dipimpin Irsyad Yusuf selama ini. Kabupaten Pasuruan diakui sebagai kabupaten yang peduli dan memperhatikan perkembangan Madrasah Diniyah Takmiliyah. Pasuruan satu-satunya daerah yang berani mengeluarkan peraturan bupati (perbub) wajib madin.
Sekretaris Jenderal DPP FKDT Abdul Rouf mengungkapkan, ada dua bidang kategori yang dilombakan dalam Porsadin kali ini yaitu bidang akademik dan non akademik. Untuk bidang akademik terdiri dari tahfidz, cerdas cermat diniyah, pidato bahasa arab, pidato bahasa Indonesia, murottal wal imla dan musabaqoh qiroatul kutub (MQK).
"Untuk bidang nonakademik meliputi lomba kaligrafi, puisi islami, atletik (lari sprint), futsal, dan tenis meja (eksebisi)," ujar Rouf.
Porsadin digelar selama empat hari yang sebagian lombanya telah dimulai sejak Kamis (16/11/2017).
Dalam sambutannya, Gus Ipul yang membuka kegiatan mewakili Gubernur Jawa Timur Soekarwo menilai, Porsadin menjadi ajang yang strategis untuk memperkokoh silaturahmi para pengelola madin sekaligus mengasah kemampuan para santri-santrinya.
Dia berharap, lewat kegiatan yang digelar oleh Dewan Pimpinan Pusat Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah (DPP-FKDT) di Kabupaten Pasuruan ini, nantinya melahirkan bibit-bibit unggul yang mengharumkan nama Indonesia di masa mendatang. “Untuk itu marilah bersama-sama berlomba dengan maksimal,” ujarnya.
Ketua Umum DPP FKDT Lukman Hakim mengatakan, Porsadin merupakan wahana pembuktian para santri madin takmiliyah kepada masyarakat. Lewat ajang ini, santri akan bisa menunjukkan beragam prestasinya di bidang seni dan olah raga. Menurutnya, Porsadin juga diharapkan sebagai peneguhan sikap dan komitmen Madrasah Diniyah Takmiliyah akan kecintaannya pada bangsa dan negara.
“Madrasah Diniyah Takmiliyah adalah tempat terbaik untuk membangun pendidikan karakter," tutur mantan aktivis mahasiswa UIN Walisongo Semarang ini.
Dipilihnya Pasuruan sebagai tuan rumah Porsadin, ujar Lukman, karena dilandasi prestasi kabupaten yang dipimpin Irsyad Yusuf selama ini. Kabupaten Pasuruan diakui sebagai kabupaten yang peduli dan memperhatikan perkembangan Madrasah Diniyah Takmiliyah. Pasuruan satu-satunya daerah yang berani mengeluarkan peraturan bupati (perbub) wajib madin.
Sekretaris Jenderal DPP FKDT Abdul Rouf mengungkapkan, ada dua bidang kategori yang dilombakan dalam Porsadin kali ini yaitu bidang akademik dan non akademik. Untuk bidang akademik terdiri dari tahfidz, cerdas cermat diniyah, pidato bahasa arab, pidato bahasa Indonesia, murottal wal imla dan musabaqoh qiroatul kutub (MQK).
"Untuk bidang nonakademik meliputi lomba kaligrafi, puisi islami, atletik (lari sprint), futsal, dan tenis meja (eksebisi)," ujar Rouf.
(rhs)