Ini Rangkaian Prosesi Adat Ngunduh Mantu Kahiyang-Bobby di Medan
A
A
A
MEDAN - Terdapat 15 acara adat Mandailing yang dilakukan pada proses pesta pernikahan ngunduh mantu Kahiyang Ayu-Muhammad Bobby Afif Nasution di Medan, Sumatera Utara, pekan depan. Dalam salah satu prosesinya, Jokowi akan mengulosi Kahiyang sebagai tanda melepasnya pada sang suami, Bobby Nasution.
Adapun rangkaian prosesi acara adat itu dimulai dengan Manyambut Bayo Pangoli Dohot Boru Nadioli; Haroan Boru; Mangalehen Marga To Boru Nadioli; Manalpokkon Lahanan (menyembelih kerbau); Manyantan Gordang Sambilan Dohot Gondang; Manortor; Mangalo-alo Mora; Manarimo Tumpak; Maralok-alok; Margalanggang; Mangulosi Bayopangoli Dohot Boru Nadioli; Tu Tapian Raya Bangunan Namartua; Mangupa Dohot Manabalkon Goar Matobang; Manortorkon Bayo Pangoli Dohot Boru Nadioli; dan Manyoda Gordang Dohot Gondang.
Dalam setiap prosesi nantinya para pelaku adat akan didampingi prajurit TNI. Karena itu, pada Kamis (16/11/2017), prajurit TNI dari Kodam I/BB, melakukan gladi resik acara adat itu. Hampir semua prosesi adat dilakukan pada kegiatan itu diperagakan dengan baik, untuk menyesuaikan waktu pelaksanaan. Ada yang menjadi Kahiyang Ayu-Bobby Nasution, raja-raja, bahkan pemotong kerbau.
Sekretaris Acara Adat Ali Mukti Siregar mengatakan, ada 15 prosesi adat yang dilakukan pada kegiatan itu, yang dimulai pada 19 November 2017 pukul 12.30. Kemudian ada juga dilakukan sidang adat bahwa ada dari keluarga Nasution menemui keluarga Siregar. "Dari marga Nasution ingin mengawinkan anaknya dengan orang lain. Karenanya, jika ingin cocok diberikan marga, yaitu pemberian marga Siregar kepada Kahiyang," ujarnya.
Rangkaian pesta adat dipegang oleh Group Kesenian Mandailing Gunung Kelabu Pakantan. Bakti Lubis, pimpinan grup kesenian ini mengatakan kedua mempelai akan melaksanakan adat Tapian Raya Namartua. Dalam prosesi adat tersebut keduanya dimandikan. "Kedua mempelai akan dimandikan yang dalam adat Mandailing disebut Tapian Raya Namartua," jelasnya
Dia menerangkan, seharusnya kedua mempelai dimandikan di Sungai Batang Hari sebagai tapian (tempat pemandian), tapi karena kondisi tempat tidak memungkinkan maka tapian hanya dibawakan seorang datuk (orang yang dituakan) dari kampung.
Adapun rangkaian prosesi acara adat itu dimulai dengan Manyambut Bayo Pangoli Dohot Boru Nadioli; Haroan Boru; Mangalehen Marga To Boru Nadioli; Manalpokkon Lahanan (menyembelih kerbau); Manyantan Gordang Sambilan Dohot Gondang; Manortor; Mangalo-alo Mora; Manarimo Tumpak; Maralok-alok; Margalanggang; Mangulosi Bayopangoli Dohot Boru Nadioli; Tu Tapian Raya Bangunan Namartua; Mangupa Dohot Manabalkon Goar Matobang; Manortorkon Bayo Pangoli Dohot Boru Nadioli; dan Manyoda Gordang Dohot Gondang.
Dalam setiap prosesi nantinya para pelaku adat akan didampingi prajurit TNI. Karena itu, pada Kamis (16/11/2017), prajurit TNI dari Kodam I/BB, melakukan gladi resik acara adat itu. Hampir semua prosesi adat dilakukan pada kegiatan itu diperagakan dengan baik, untuk menyesuaikan waktu pelaksanaan. Ada yang menjadi Kahiyang Ayu-Bobby Nasution, raja-raja, bahkan pemotong kerbau.
Sekretaris Acara Adat Ali Mukti Siregar mengatakan, ada 15 prosesi adat yang dilakukan pada kegiatan itu, yang dimulai pada 19 November 2017 pukul 12.30. Kemudian ada juga dilakukan sidang adat bahwa ada dari keluarga Nasution menemui keluarga Siregar. "Dari marga Nasution ingin mengawinkan anaknya dengan orang lain. Karenanya, jika ingin cocok diberikan marga, yaitu pemberian marga Siregar kepada Kahiyang," ujarnya.
Rangkaian pesta adat dipegang oleh Group Kesenian Mandailing Gunung Kelabu Pakantan. Bakti Lubis, pimpinan grup kesenian ini mengatakan kedua mempelai akan melaksanakan adat Tapian Raya Namartua. Dalam prosesi adat tersebut keduanya dimandikan. "Kedua mempelai akan dimandikan yang dalam adat Mandailing disebut Tapian Raya Namartua," jelasnya
Dia menerangkan, seharusnya kedua mempelai dimandikan di Sungai Batang Hari sebagai tapian (tempat pemandian), tapi karena kondisi tempat tidak memungkinkan maka tapian hanya dibawakan seorang datuk (orang yang dituakan) dari kampung.
(zik)