Golkar Jabar Ultimatum Ridwan Kamil segera Pilih Daniel

Selasa, 14 November 2017 - 18:43 WIB
Golkar Jabar Ultimatum...
Golkar Jabar Ultimatum Ridwan Kamil segera Pilih Daniel
A A A
BANDUNG - DPD Partai Golkar Jawa Barat menunjukkan sikap tegasnya kepada Ridwan Kamil. Pasalnya, kandidat cagub Jabar yang telah resmi diusung Partai Golkar di Pilgub Jabar 2018 tersebut dinilai belum menunjukkan itikad baiknya untuk mendapatkan dukungan dari seluruh kader Golkar di Jabar.

Ketua Badan Pengendali Pemenangan Pemilu (Bappilu) DPD Partai Golkar Jabar Iswara menegaskan, pihaknya memberikan batas waktu hingga 25 November 2017 kepada Ridwan Kamil untuk memutuskan Daniel Mutaqien Syafiuddin sebagai pendampingnya.

Masih dalam batas waktu yang sama, pihaknya pun mendesak Ridwan Kamil segera membuka komunikasi dengan seluruh kader Golkar di Jabar.

Iswara menjelaskan, desakan agar Ridwan Kamil segera memutuskan Daniel Mutaqien Syafiuddin sebagai pendampingnya didasari alasan pihaknya sudah memiliki agenda program pemenangan Pilgub Jabar 2018 yang telah disusun.

"Bappilu itu badan pengendalian pemenangan pemilu, termasuk di dalamnya pilgub, pileg, dan pilpres. Oleh karena itu, Pak Ridwan Kamil harus juga tune in dengan jadwal ini," tegas Iswara seusai pertemuan dengan para kader Golkar Jabar di Kantor DPD Partai Golkar Jabar, Jalan Maskumambang, Kota Bandung, Selasa (14/11/2017).

Sementara desakan agar Ridwan Kamil membuka komunikasi dengan kader Golkar di Jabar didasari alasan Ridwan Kamil belum menunjukkan itikad baik untuk membuka ruang komunikasi dengan kader Golkar di Jabar.

Menurut dia, sejak resmi menerima rekomendasi dari DPP Partai Golkar, Kamis (9/11/2017), Wali Kota Bandung itu sama sekali belum pernah berkomunikasi dengan DPD Partai Golkar Jabar.

Padahal, kata Iswara, di tengah dinamika yang terjadi di tubuh Golkar Jabar, intensitas dan kualitas komunikasi menjadi hal yang sangat penting. "Ini yang membuat resah kader," tegas Iswara

Disinggung jika ultimatum tersebut tidak ditanggapi Ridwan Kamil, Iswara meyakinkan, dinamika yang terjadi di tubuh Golkar Jabar akan terus berkembang yang akan berakibat mesin partai tidak akan bekerja maksimal memenangkan Ridwan Kamil di Pilgub Jabar 2018.

"Itu yang menjadi kekhawatiran kita semua. Oleh karena itu, kami harap, tanggal 25 (November 2017) (Daniel Mutaqien Syafiuddin) sudah diputuskan (menjadi pendamping Ridwan Kamil) dan ada komunikasi (dengan kader Golkar Jabar)," tegasnya lagi.

Masih di tempat yang sama, Ketua DPD Partai Golkar Jabar Dedi Mulyadi mengatakan, pertemuan dengan para kader Golkar Jabar tersebut digelar untuk merespons apa yang menjadi kehendak para Pengurus Kecamatan (PK) Partai Golkar se-Jabar.

"Sehingga kita undang mereka untuk sama-sama membangun solidaritas dan membangun lagi semangat kepartaian Golkar yang hari ini kan Golkar mengalami penurunan elektabilitas," tutur Dedi.

Sebagai pimpinan Partai Golkar di Jabar, pihaknya tak ingin elektabilitas Gollkar terjun bebas. Pasalnya, hal itu akan menimbulkan implikasi yang cukup besar bagi Partai Golkar secara nasional.

"Hari ini, kita membangun solidaritas kembali untuk menjaga ritme partai Golkar agar Jabar tidak mengalami keterpurukan," katanya.

Disinggung sejauh mana penurunan elektabilitas Partai Golkar di Jabar, Dedi mengungkapkan, elektabilitas Partai Golkar di Jabar pada periode Oktober 2017 berada pada persentase 18%. Kini, atau hanya berselang satu bulan, elektabilitas Partai Golkar di Jabar anjlok menjadi 12%.

"Artinya, dalam waktu sebulan, kita kehilangan 6%," katanya seraya mengatakan, pihaknya menginginkan agar kondisi ini jangan didiamkan hingga membuat Partai Golkar terpuruk.

Dedi mengakui, kader Golkar di Jabar menolak keputusan DPP Partai Golkar yang merekomendasikan Ridwan Kamil-Daniel Muttaqien Syafiuddin di Pilgub Jabar. Menurutnya, penolakan tersebut sebagai bagian dari dinamika yang memang biasa terjadi di tubuh Golkar.

"Seluruh dinamika itu ya harus kita, dengarkan, dan kemudian kita juga melihat perkembangannya di Pilgub Jabar," katanya.

Dedi menambahkan, penurunan elektabilitas partainya saat ini justru berbanding terbalik dengan elektabilitas dirinya sebagai orang nomor satu di Golkar Jabar. Menurutnya, kondisi tersebut menunjukkan bahwa Partai Golkar di Jabar tengah bermasalah.

"Kalau kita lihat report yg terjadi dalam sebulan ini kan menjadi terbalik. Golkarnya mengalami penurunan, tapi hasilnya bisa dilihat bagaimana posisi saya hari ini. Kan itu ada problem, Golkar-nya nurun Ketua DPD-nya naik," katanya.

Lebih jauh Dedi mengatakan, reaksi yang terjadi di akar rumput Golkar Jabar juga menunjukkan adanya keseriusan dalam menghadapi Pilgub Jabar 2018. Bahkan, Dedi menyebut, kondisi tersebut menandakan bahwa kader Golkar di Jabar memiliki militansi yang sangat tinggi.

"Biasanya, kader Golkar kurang antusias menghadapi pilgub, kecuali pilkada (kabupaten/kota). Kalau pilgub, dua kali pilgub kadernya tidak terlalu kelihatan sebuah spirit yang luar biasa. Meski begitu, sebagai kader, saya tetap menghormati keputusan DPP," pungkasnya.
(nag)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1736 seconds (0.1#10.140)