RSHS Kembali Rawat Bayi Kembar Siam
A
A
A
BANDUNG - Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) di Kota Bandung kembali merawat bayi kembar siam, anak pasangan Mariah (37) dan Agus Priyanto (49), warga Padalarang, Kabupaten Bandung Barat (KBB). Sebelumnya, bayi laki-laki yang belum diberi nama itu lahir dengan persalinan normal pada 10 November 2017 melalui bantuan bidan.
Terhitung mulai 11 November 2017, bayi kembar itu mendapat perawatan intensif di RSHS dan ditangani oleh tim dokter dengan berbagai spesialis keahlian.
Direktur Medik dan Keperawatan RSHS Nucki Nursjamsi mengatakan, bayi kembar siam itu menempel pada bagian pinggul dan perut. Berat badan keduanya adalah 3,75 kilogram dengan panjang 47 centimeter.
Bayi itu terdiri dari dua badan dan dua pasang lengan. Tapi, mereka hanya memiliki dua kaki yang terdapat di bagian dekat perut. "Bayi yang satu lebih baik kondisinya dari bayi yang satu lagi," ujar Nucki di RSHS, Selasa (14/11/2017).
Menurut Nucki, satu bayi memiliki organ tubuh yang lengkap, yaitu jantung, paru-paru, anus, hingga kelamin. Sedangkan bayi satu lagi yang berukuran lebih kecil memiliki kelainan jantung, paru-paru, serta tidak memiliki kelamin dan anus.
"Kemungkinan hidup bayi (yang ukurannya lebih) kecil, relatif kecil. Bayi yang kecil juga menjadi beban bagi bayi yang ukurannya lebih besar," ungkapnya.
Sementara bayi yang berukuran lebih besar secara umum kondisinya baik. Bahkan, bayi tersebut bisa bergerak dengan aktif. "Bayi yang besar ini kondisi vitalnya bagus, jantung, paru-paru, saluran cerna, salurah kemih juga bagus," jelas Ketua Tim Dokter Penanganan Bayi Kembar Siam RSHS Sjarif Hidayat.
Dia membandingkan kondisi kedua bayi tersebut. Bayi yang berukuran lebih kecil memerlukan peralatan, salah satunya alat bantu pernapasan. Itu karena paru-parunya tidak terbentuk dengan sempurna setelah lahir.
Tim dokter pun terus melakukan perawatan intensif. Belum bisa dipastikan kapan bayi kembar siam itu akan menjalani operasi pemisahan.
Terhitung mulai 11 November 2017, bayi kembar itu mendapat perawatan intensif di RSHS dan ditangani oleh tim dokter dengan berbagai spesialis keahlian.
Direktur Medik dan Keperawatan RSHS Nucki Nursjamsi mengatakan, bayi kembar siam itu menempel pada bagian pinggul dan perut. Berat badan keduanya adalah 3,75 kilogram dengan panjang 47 centimeter.
Bayi itu terdiri dari dua badan dan dua pasang lengan. Tapi, mereka hanya memiliki dua kaki yang terdapat di bagian dekat perut. "Bayi yang satu lebih baik kondisinya dari bayi yang satu lagi," ujar Nucki di RSHS, Selasa (14/11/2017).
Menurut Nucki, satu bayi memiliki organ tubuh yang lengkap, yaitu jantung, paru-paru, anus, hingga kelamin. Sedangkan bayi satu lagi yang berukuran lebih kecil memiliki kelainan jantung, paru-paru, serta tidak memiliki kelamin dan anus.
"Kemungkinan hidup bayi (yang ukurannya lebih) kecil, relatif kecil. Bayi yang kecil juga menjadi beban bagi bayi yang ukurannya lebih besar," ungkapnya.
Sementara bayi yang berukuran lebih besar secara umum kondisinya baik. Bahkan, bayi tersebut bisa bergerak dengan aktif. "Bayi yang besar ini kondisi vitalnya bagus, jantung, paru-paru, saluran cerna, salurah kemih juga bagus," jelas Ketua Tim Dokter Penanganan Bayi Kembar Siam RSHS Sjarif Hidayat.
Dia membandingkan kondisi kedua bayi tersebut. Bayi yang berukuran lebih kecil memerlukan peralatan, salah satunya alat bantu pernapasan. Itu karena paru-parunya tidak terbentuk dengan sempurna setelah lahir.
Tim dokter pun terus melakukan perawatan intensif. Belum bisa dipastikan kapan bayi kembar siam itu akan menjalani operasi pemisahan.
(wib)