Netty Heryawan Kandidat Cawagub Potensial
A
A
A
BANDUNG - Istri Gubernur Jawa Barat Netty Prasetiyani Heryawan menjadi kandidat cawagub Jabar potensial setelah sosok suaminya, Ahmad Heryawan disebut-sebut berpengaruh besar terhadap calon pemilih di Pilgub Jabar 2018.
Kesimpulan tersebut diperoleh berdasarkan hasil survei yang dilakukan lembaga riset independen Indokonsultama Research and Consulting (Indocon) yang dirilis Minggu (12/11/2017).
Survei dilakukan dalam rentang waktu 10-22 Oktober 2017 dengan melibatkan 971 responden yang ditentukan secara proporsional terhadap populasi penduduk di 27 kabupaten/kota di Jabar.
Pengumpulan data dilakukan melalui teknik wawancara tatap muka yang sepenuhnya dipilih secara acak (multistage random sampling) dengan margin of error sebesar +/- 3,1% pada tingkat kepercayaan 95%.
Direktur Eksekutif Indocon Fajar Nursahid menuturkan, survei mengonfirmasi adanya figur-figur yang dapat berperan sebagai political endorser, di antaranya Presiden Joko Widodo (Jokowi), Prabowo Subianto, Megawati Soekarnoputri, dan Ahmad Heryawan.
"Hasil survei menunjukkan, keempat figur kunci ini memiliki pengaruh cukup signifikan terhadap kandidat yang didukungnya," kata Fajar saat merilis hasil surveinya dalam diskusi bertajuk Peta Kandidat Gubernur, Wakil Gubernur dan "Political Endorser" Terkuat di Mata Publik di kawasan Setrasari, Kota Bandung, Minggu (12/11/2017).
Survei menunjukkan, Jokowi memiliki 40% pengaruh terhadap pemilih. Prabowo Subianto di posisi kedua dengan pengaruh 34%, dan Ahmad Heryawan memiliki pengaruh 27%. Sementara Megawati Soekarnoputri memiliki pengaruh sebesar 24%.
"Dengan demikian, dalam konteks Pilgub Jabar 2018, keuntungan akan didapatkan para kandidat atau pasangan kandidat jika memperoleh political endorsement dari figur-figur politik kunci tersebut," jelasnya.
Menurut Fajar, dalam kaitannya dengan political endorsement ini, dinamika di internal PKS menarik untuk dicermati. Sebab, dua kader PKS potensial, yakni Netty Heryawan dan Ahmad Syaikhu masuk dalam bursa cawagub Jabar.
"Hasil survei menunjukkan, citra terkuat dari Netty di mata publik adalah sebagai istri Ahmad Heryawan sebesar 40%. Sementara Ahmad Heryawan sebagai political endorser berpengaruh terhadap 27% pemilih," sebutnya.
Menurut dia, ketika ditanya kepada responden tentang siapa pilihan cawagub yang dipilih, terdapat tiga nama teratas, yakni Desy Ratnasari dengan tingkat elektabilitas 17%, UU Ruzhanul Ulum 8%, dan Netty Heryawan 7%.
"Netty mengungguli Ahmad Syaikhu yang hanya mendapatkan 5%. Netty juga unggul ketika disimulasikan dengan Deddy Mizwar. Pasangan Deddy Mizwar-Netty dipilih oleh 15% responden, sementara jika dipasangkan dengan Syaikhu, Deddy Mizwar hanya mendapatkan 14%," paparnya.
Dia mengatakan, jika benar Netty Heryawan didorong menjadi cawagub Jabar, keuntungan politik akan diperoleh karena hubungan asosiatif yang relatif dekat ini. Hal yang sama pun terjadi pada Ahmad Syaikhu yang memiliki citra terkuat sebagai politisi PKS di 37% pemilih.
"Jika benar dicalonkan sebagai cawagub dan di-endorse oleh Ahmad Heryawan, juga akan memperoleh keuntungan politik serupa. Kapitalisasi terhadap para tokoh kunci sebagai political endorser yang berpengaruh luas di mata publik ini dapat menjadi pertimbangan dalam menentukan kandidat cawagub yang diusung di Pilgub Jabar," pungkasnya.
Menyikapi isu politik dinasti yang sempat menerpa Netty Heryawan, pakar politik dari Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung Firman Manan mengungkapkan, publik di Jabar tidak mempersoalkan politik dinasti. Terbukti, beberapa kasus seperti di Indramayu, Banjar, dan Kabupaten Bandung, politik dinasti tidak dipermasalahkan.
"Dalam konteks ini, jika Netty maju sebagai cagub, meskipun dia adalah istri dari incumbent akan diterima publik Jabar. Apalagi, jika mendapat endorsement dari Ahmad Heryawan yang terbukti memiliki pengaruh kuat di Jabar," kata Firman di tempat yang sama.
Kesimpulan tersebut diperoleh berdasarkan hasil survei yang dilakukan lembaga riset independen Indokonsultama Research and Consulting (Indocon) yang dirilis Minggu (12/11/2017).
Survei dilakukan dalam rentang waktu 10-22 Oktober 2017 dengan melibatkan 971 responden yang ditentukan secara proporsional terhadap populasi penduduk di 27 kabupaten/kota di Jabar.
Pengumpulan data dilakukan melalui teknik wawancara tatap muka yang sepenuhnya dipilih secara acak (multistage random sampling) dengan margin of error sebesar +/- 3,1% pada tingkat kepercayaan 95%.
Direktur Eksekutif Indocon Fajar Nursahid menuturkan, survei mengonfirmasi adanya figur-figur yang dapat berperan sebagai political endorser, di antaranya Presiden Joko Widodo (Jokowi), Prabowo Subianto, Megawati Soekarnoputri, dan Ahmad Heryawan.
"Hasil survei menunjukkan, keempat figur kunci ini memiliki pengaruh cukup signifikan terhadap kandidat yang didukungnya," kata Fajar saat merilis hasil surveinya dalam diskusi bertajuk Peta Kandidat Gubernur, Wakil Gubernur dan "Political Endorser" Terkuat di Mata Publik di kawasan Setrasari, Kota Bandung, Minggu (12/11/2017).
Survei menunjukkan, Jokowi memiliki 40% pengaruh terhadap pemilih. Prabowo Subianto di posisi kedua dengan pengaruh 34%, dan Ahmad Heryawan memiliki pengaruh 27%. Sementara Megawati Soekarnoputri memiliki pengaruh sebesar 24%.
"Dengan demikian, dalam konteks Pilgub Jabar 2018, keuntungan akan didapatkan para kandidat atau pasangan kandidat jika memperoleh political endorsement dari figur-figur politik kunci tersebut," jelasnya.
Menurut Fajar, dalam kaitannya dengan political endorsement ini, dinamika di internal PKS menarik untuk dicermati. Sebab, dua kader PKS potensial, yakni Netty Heryawan dan Ahmad Syaikhu masuk dalam bursa cawagub Jabar.
"Hasil survei menunjukkan, citra terkuat dari Netty di mata publik adalah sebagai istri Ahmad Heryawan sebesar 40%. Sementara Ahmad Heryawan sebagai political endorser berpengaruh terhadap 27% pemilih," sebutnya.
Menurut dia, ketika ditanya kepada responden tentang siapa pilihan cawagub yang dipilih, terdapat tiga nama teratas, yakni Desy Ratnasari dengan tingkat elektabilitas 17%, UU Ruzhanul Ulum 8%, dan Netty Heryawan 7%.
"Netty mengungguli Ahmad Syaikhu yang hanya mendapatkan 5%. Netty juga unggul ketika disimulasikan dengan Deddy Mizwar. Pasangan Deddy Mizwar-Netty dipilih oleh 15% responden, sementara jika dipasangkan dengan Syaikhu, Deddy Mizwar hanya mendapatkan 14%," paparnya.
Dia mengatakan, jika benar Netty Heryawan didorong menjadi cawagub Jabar, keuntungan politik akan diperoleh karena hubungan asosiatif yang relatif dekat ini. Hal yang sama pun terjadi pada Ahmad Syaikhu yang memiliki citra terkuat sebagai politisi PKS di 37% pemilih.
"Jika benar dicalonkan sebagai cawagub dan di-endorse oleh Ahmad Heryawan, juga akan memperoleh keuntungan politik serupa. Kapitalisasi terhadap para tokoh kunci sebagai political endorser yang berpengaruh luas di mata publik ini dapat menjadi pertimbangan dalam menentukan kandidat cawagub yang diusung di Pilgub Jabar," pungkasnya.
Menyikapi isu politik dinasti yang sempat menerpa Netty Heryawan, pakar politik dari Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung Firman Manan mengungkapkan, publik di Jabar tidak mempersoalkan politik dinasti. Terbukti, beberapa kasus seperti di Indramayu, Banjar, dan Kabupaten Bandung, politik dinasti tidak dipermasalahkan.
"Dalam konteks ini, jika Netty maju sebagai cagub, meskipun dia adalah istri dari incumbent akan diterima publik Jabar. Apalagi, jika mendapat endorsement dari Ahmad Heryawan yang terbukti memiliki pengaruh kuat di Jabar," kata Firman di tempat yang sama.
(zik)