Guru Besar UI: Tan Malaka Hafal Alquran, Marxisme Pilihan Jalan Melawan Penjajah
A
A
A
KEDIRI - Guru Besar Universitas Indonesia Prof Dr Zulhasril Nasir mengungkapkan bahwa Tan Malaka adalah seorang hafidz atau penghafal Alquran. Jalur Marxisme yang dia pilih hanya alat perjuangan melawan penjajah.
"Dan kenapa tokoh tokoh kiri justru datang dari pesantren. Karena mereka yang mula-mula berpikir tentang keadilan dan bagaimana melawan penjajahan, "ujar Prof Nasir saat Dialog Kebangsaan Pahlawan Kemerdekaan Nasional Tan Malaka di STAIN Kediri, Kamis (9/11/2017).
Dalam diskusi itu juga sempat disinggung bagaimana Tan Malaka dan pendiri Nahdlatul Ulama KH Hasyim Asy'ari sempat bertemu dan rapat berjam-jam. Tan Malaka juga rutin bertatap muka dengan KH Wachid Hasyim, ayah Gus Dur.
Pertemuan pada peristiwa 10 November 1945 itu berlangsung di Mojokerto. Pertemuan itu konon mengilhami lahirnya resolusi Jihad. "Artinya KH Hasyim Asy'ari dan KH Wachid Hasyim memiliki hubungan yang baik dengan Tan Malaka, " tambah Taufik Alamin dosen STAIN Kediri sekaligus Ketua Panitia Acara.
Sedangkan Dwijo Utomo Maksum, mantan jurnalis salah satu majalah nasional yang sempat menjadi editor laporan khusus tentang Tan Malaka menambahkan, semua pihak perlu mengetahui dan memahami sosok Tan Malaka, seperti apa buah pikirnya, sebelum membuat kesimpulan.
Seusai dialog kebangsaan acara berlanjut ke makam Tan Malaka di Selopanggung, Kecamatan Semen. Para pembicara dan audiens bersama sama berziarah, berdoa serta menabur bunga di makam Tan Malaka. Acara ini juga hadir pengurus PCNU Kota Kediri, anggota DPR RI An'im Makhrus yang juga pengasuh pondok pesantren Lirboyo Kediri.
"Dan kenapa tokoh tokoh kiri justru datang dari pesantren. Karena mereka yang mula-mula berpikir tentang keadilan dan bagaimana melawan penjajahan, "ujar Prof Nasir saat Dialog Kebangsaan Pahlawan Kemerdekaan Nasional Tan Malaka di STAIN Kediri, Kamis (9/11/2017).
Dalam diskusi itu juga sempat disinggung bagaimana Tan Malaka dan pendiri Nahdlatul Ulama KH Hasyim Asy'ari sempat bertemu dan rapat berjam-jam. Tan Malaka juga rutin bertatap muka dengan KH Wachid Hasyim, ayah Gus Dur.
Pertemuan pada peristiwa 10 November 1945 itu berlangsung di Mojokerto. Pertemuan itu konon mengilhami lahirnya resolusi Jihad. "Artinya KH Hasyim Asy'ari dan KH Wachid Hasyim memiliki hubungan yang baik dengan Tan Malaka, " tambah Taufik Alamin dosen STAIN Kediri sekaligus Ketua Panitia Acara.
Sedangkan Dwijo Utomo Maksum, mantan jurnalis salah satu majalah nasional yang sempat menjadi editor laporan khusus tentang Tan Malaka menambahkan, semua pihak perlu mengetahui dan memahami sosok Tan Malaka, seperti apa buah pikirnya, sebelum membuat kesimpulan.
Seusai dialog kebangsaan acara berlanjut ke makam Tan Malaka di Selopanggung, Kecamatan Semen. Para pembicara dan audiens bersama sama berziarah, berdoa serta menabur bunga di makam Tan Malaka. Acara ini juga hadir pengurus PCNU Kota Kediri, anggota DPR RI An'im Makhrus yang juga pengasuh pondok pesantren Lirboyo Kediri.
(wib)