Honor Belum Turun, Sopir dan Kernet Truk Sampah Mogok Operasi
A
A
A
BANDUNG BARAT - Puluhan sopir dan kernet armada sampah UPT Kebersihan Pemkab Bandung Barat melakukan aksi mogok beroperasi. Hal itu dipicu belum turunnya honor bulan Oktober 2017.
Perwakilan sopir, Abah Enjang (48), mengungkapkan, biasanya honor sopir dan kernet dibayarkan pertengahan atau akhir bulan. Namun, untuk bulan Oktober hingga kini belum dibayarkan. Menurutnya, total sopir pegawai tidak tetap (PTT) yang melakukan mogok beroperasi ada 36 orang, belum termasuk kernet.
"Kami meminta kejelasan soal gaji bulan lalu yang sampai kini belum dibayar. Padahal biasanya akhir bulan juga sudah cair," katanya, Senin (6/11/2017).
Kendati begitu, lanjut dia, ada empat sopir yang beroperasi di wilayah Kota Baru Parahyangan, Pasar Tagog Padalarang, Parongpong, dan Cimareme. Mereka adalah sopir PNS, sementara untuk sopir PTT semuanya mogok beroperasi.
Pihaknya menyayangkan belum turunnya anggaran ini mengingat anggaran operasional untuk truk dan BBM tidak pernah telat. "Kami tadi sudah dikumpulkan oleh Kepala UPT dan janjinya Jumat honor turun. Tapi kalau janji itu meleset maka kami bisa saja melanjutkan aksi mogok ini nantinya," kata dia.
Kasubag TU UPT Kebersihan KBB Sahria membenarkan honor bagi 196 PTT di UPT Kebersihan belum turun. Ini dikarenakan anggaran APBD murni di UPT dialokasikan untuk sembilan bulan senilai Rp8 miliar lebih. Sementara, untuk sisanya sekitar Rp3 miliar dianggarkan di APBD Perubahan yang saat ini belum disahkan sehingga berdampak kepada honor sopir dan kernet.
"Honor sopir itu untuk lulusan SMA ke bawah Rp1.650.000, sedangkan untuk lulusan D1 nilainya Rp1.750.000. Memang sampai kini belum dibayarkan karena APBD Perubahan belum disahkan," jelasnya.
Dampak tidak beroperasinya puluhan armada truk ini, sampah di beberapa TPS sementara terlihat menumpuk. Hal itu terlihat di jalan masuk menuju Kompleks Perkantoran Pemkab Bandung Barat tepatnya di depan Kompleks Cilame. Sementara, para sopir dan kernet truk terlihat hanya berdiam diri dan memilih untuk membersihkan kendaraan mereka.
Perwakilan sopir, Abah Enjang (48), mengungkapkan, biasanya honor sopir dan kernet dibayarkan pertengahan atau akhir bulan. Namun, untuk bulan Oktober hingga kini belum dibayarkan. Menurutnya, total sopir pegawai tidak tetap (PTT) yang melakukan mogok beroperasi ada 36 orang, belum termasuk kernet.
"Kami meminta kejelasan soal gaji bulan lalu yang sampai kini belum dibayar. Padahal biasanya akhir bulan juga sudah cair," katanya, Senin (6/11/2017).
Kendati begitu, lanjut dia, ada empat sopir yang beroperasi di wilayah Kota Baru Parahyangan, Pasar Tagog Padalarang, Parongpong, dan Cimareme. Mereka adalah sopir PNS, sementara untuk sopir PTT semuanya mogok beroperasi.
Pihaknya menyayangkan belum turunnya anggaran ini mengingat anggaran operasional untuk truk dan BBM tidak pernah telat. "Kami tadi sudah dikumpulkan oleh Kepala UPT dan janjinya Jumat honor turun. Tapi kalau janji itu meleset maka kami bisa saja melanjutkan aksi mogok ini nantinya," kata dia.
Kasubag TU UPT Kebersihan KBB Sahria membenarkan honor bagi 196 PTT di UPT Kebersihan belum turun. Ini dikarenakan anggaran APBD murni di UPT dialokasikan untuk sembilan bulan senilai Rp8 miliar lebih. Sementara, untuk sisanya sekitar Rp3 miliar dianggarkan di APBD Perubahan yang saat ini belum disahkan sehingga berdampak kepada honor sopir dan kernet.
"Honor sopir itu untuk lulusan SMA ke bawah Rp1.650.000, sedangkan untuk lulusan D1 nilainya Rp1.750.000. Memang sampai kini belum dibayarkan karena APBD Perubahan belum disahkan," jelasnya.
Dampak tidak beroperasinya puluhan armada truk ini, sampah di beberapa TPS sementara terlihat menumpuk. Hal itu terlihat di jalan masuk menuju Kompleks Perkantoran Pemkab Bandung Barat tepatnya di depan Kompleks Cilame. Sementara, para sopir dan kernet truk terlihat hanya berdiam diri dan memilih untuk membersihkan kendaraan mereka.
(zik)