Program Gempungan Tingkatkan Peran Perempuan Dalam Pembangunan
A
A
A
BANDUNG BARAT - Pemkab Bandung Barat melalui Dinas Pengendalian Kependudukan Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) mencanangkan program Gerakan Perempuan Membangun (Gempungan).
Sasaran awal dari program Gempungan ini adalah 48 desa dan bertambah secara bertahap hingga menyasar 165 desa yang ada di Bandung Barat.
Kepala Dinas Pengendalian Kependudukan Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak KBB Asep Wahyu FS mengatakan, Gempungan ini bertujuan untuk meningkatkan peran serta perempuan dalam pembangunan di masyarakat.
Program ini didukung oleh sejumlah organisasi kewanitaan seperti TP-PKK, Dharma Wanita, Ikatan Keluarga Dewan (IKD), Muslimat NU, GOW, IGTK, Himpaudi, Peka dan lain-lain.
"Goalnya adalah bagaimana melalui peningkatan peran perempuan ini bisa mengentaskan persoalan sosial dan kemiskinan di masyarakat," ucapnya, Senin (30/10/2017).
Dia menjelaskan, program Gempungan ini selaras dengan program Peningkatan Peranan Wanita Menuju Keluarga Sehat Sejahtera (P2WKSS). Melalui P2WKSS dilakukan pembinaan kepada 500 kepala keluarga (KK) yang untuk tahun 2017 sasarannya adalah Desa Citalem, Kecamatan Cipongkor. Termasuk empat desa binaan yakni Desa Cibenda, Desa Mekar Sari, Desa Cijenuk dan Desa Baranangsiang.
Saat ini di Desa Citelem memiliki penduduk 11.087 jiwa terdiri dari 3.200 KK jumlah perempuannya ada 5.340 sedang laki-laki 5.797. Dari jumlah itu 1.130 merupakan keluarga Pra KS, 882 KS 1, dan 250 KS.
"100 KK binaan itu terdiri dari Pra KS dan KS I yang berada di RW 05. Semoga dengan adanya program ini kesejahteraan mereka bisa terangkat dan lebih produktif," imbuhnya.
Bupati Bandung Barat Abubakar menyebutkan, pelaksanaan program P2WKSS sasarannya hanya satu desa dalam satu tahun. Itu dinilai terlalu lama untuk mewujudkan keluarga sehat dan sejahtera sehingga pihaknya membuat terobosan dengan membuat program Gempungan.
"Kami berharap 48 desa itu bisa menjadi model percontohan agar diikuti desa lainnya untuk menumbuhkan kembali rasa gotong royong dalam pembangunan," pungkasnya.
Sasaran awal dari program Gempungan ini adalah 48 desa dan bertambah secara bertahap hingga menyasar 165 desa yang ada di Bandung Barat.
Kepala Dinas Pengendalian Kependudukan Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak KBB Asep Wahyu FS mengatakan, Gempungan ini bertujuan untuk meningkatkan peran serta perempuan dalam pembangunan di masyarakat.
Program ini didukung oleh sejumlah organisasi kewanitaan seperti TP-PKK, Dharma Wanita, Ikatan Keluarga Dewan (IKD), Muslimat NU, GOW, IGTK, Himpaudi, Peka dan lain-lain.
"Goalnya adalah bagaimana melalui peningkatan peran perempuan ini bisa mengentaskan persoalan sosial dan kemiskinan di masyarakat," ucapnya, Senin (30/10/2017).
Dia menjelaskan, program Gempungan ini selaras dengan program Peningkatan Peranan Wanita Menuju Keluarga Sehat Sejahtera (P2WKSS). Melalui P2WKSS dilakukan pembinaan kepada 500 kepala keluarga (KK) yang untuk tahun 2017 sasarannya adalah Desa Citalem, Kecamatan Cipongkor. Termasuk empat desa binaan yakni Desa Cibenda, Desa Mekar Sari, Desa Cijenuk dan Desa Baranangsiang.
Saat ini di Desa Citelem memiliki penduduk 11.087 jiwa terdiri dari 3.200 KK jumlah perempuannya ada 5.340 sedang laki-laki 5.797. Dari jumlah itu 1.130 merupakan keluarga Pra KS, 882 KS 1, dan 250 KS.
"100 KK binaan itu terdiri dari Pra KS dan KS I yang berada di RW 05. Semoga dengan adanya program ini kesejahteraan mereka bisa terangkat dan lebih produktif," imbuhnya.
Bupati Bandung Barat Abubakar menyebutkan, pelaksanaan program P2WKSS sasarannya hanya satu desa dalam satu tahun. Itu dinilai terlalu lama untuk mewujudkan keluarga sehat dan sejahtera sehingga pihaknya membuat terobosan dengan membuat program Gempungan.
"Kami berharap 48 desa itu bisa menjadi model percontohan agar diikuti desa lainnya untuk menumbuhkan kembali rasa gotong royong dalam pembangunan," pungkasnya.
(nag)