Dipicu Pesta Miras, Seorang Pemuda Tewas Dikeroyok Massa
A
A
A
MOJOKERTO - Seorang pemuda tewas dikeroyok massa saat menggelar pesta minuman keras di Desa Curahmojo, Kecamatan Pungging, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Korban Suratman tewas setelah dianiaya sedikitnya 12 pemuda asal Desa Desa Kutogirang, Kecamatan Ngoro.
Kapolres Mojokerto AKBP Leonardus Simarta menuturkan, penganiayaan bermula saat pelaku berinisal H hendak service motornya di bengkel las milik Kunting. Di saat yang sama, di bengkel tersebut terlihat sejumlah pemuda yang tengah menggelar pesta minuman keras bersama pemilik bengkel.
Melihat ada pesta miras, H pun ikut bergabung. Mereka terlibat pesta miras bersama dan mengabaikan motor H yang hendak diservis. Cek-cok terjadi antara H dan pemilik bengkel. H marah lantaran motor yang servis tak kunjung selesai lantaran ditinggal pesta miras.
Adu mulut antar pemilik bengkel dan H serta sejumlah peserta pesta miras pun berlanjut. H menelepon Sofaludin, salah satu pemuda di kampungnya, Dusun Gadon, Desa Kutogirang, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Mojokerto untuk meminta bantuan. Kepada Sofaludin, H mengaku dirinya dikeroyok Kunting dkk.
”Sofaludin memukul kentongan dan mengumpulkan warga dan mengatakan jika H dikeroyok di bengkel milik Kunting. Ada 12 pemuda yang terprovokasi dan mendatangi bengkel las tempat kejadian perkara,” terang AKBP Leonardus Simarta, Selasa (24/10).
Saat gerombolan pemuda kampung ini datang ke bengkel, hanya ada satu orang, yakni Suratman yang tak lain adalah korban. Tak banyak bertanya, gerombolan pemuda kampung itu lantas melakukan penganiyaan terhadap korban yang dalam kondisi mabuk.
Menurut Leonardus, teridentifikasi ada tiga pelaku yang melakukan penganiayaan berat. Selain H, ada juga Fanani dan Sugiyanto. “H merampas celurit yang dibawa Fanani lalu menyabetkan beberapa kali ke tubuh korban. Sementara pelaku Sugiyanto memukul korban dengan pakel,” tambah Leonardus.
Korban yang dalam kondisi mabuk, tak bisa melakukan perlawanan. Sebaliknya, dia memilih melarikan diri dengan tubuh yang penuh luka sabetan celurit. Kemudian pada Senin 23 Oktober 2017, korban ditemukan warga dalam kondisi mengapung di sungai yang tak jauh dari lokasi kejadian.
”Setelah kita lakukan identifikasi korban dan meminta keterangan kepada sejumlah saksi, petugas lantas melakukan perburuan. Kita berhasil menangkap tiga pelaku yakni Sofaludin, Sugiyanto dan Fanani. Tiga orang ini yang melakukan penganiayaan hingga korban tewas,” tambah Leonardus.
Dalam kasus ini, lanjut Leonardus, korban Suratman sedang apes. Sejatinya, Suratman tak ikut campur dalam percek-cokan antara pelaku H dan pemilik bengkel las. Namun menurut dia, saat gerombolan pemuda mendatangi bengkel tersebut, korban sendirian setelah ditinggal lari teman-temannya.
”Ada provokasi juga dari pelaku H. Kita masih dalami lagi kasus ini dan memburu pelaku lainnya yang masih buron,” tandas Kapolres.
Kapolres Mojokerto AKBP Leonardus Simarta menuturkan, penganiayaan bermula saat pelaku berinisal H hendak service motornya di bengkel las milik Kunting. Di saat yang sama, di bengkel tersebut terlihat sejumlah pemuda yang tengah menggelar pesta minuman keras bersama pemilik bengkel.
Melihat ada pesta miras, H pun ikut bergabung. Mereka terlibat pesta miras bersama dan mengabaikan motor H yang hendak diservis. Cek-cok terjadi antara H dan pemilik bengkel. H marah lantaran motor yang servis tak kunjung selesai lantaran ditinggal pesta miras.
Adu mulut antar pemilik bengkel dan H serta sejumlah peserta pesta miras pun berlanjut. H menelepon Sofaludin, salah satu pemuda di kampungnya, Dusun Gadon, Desa Kutogirang, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Mojokerto untuk meminta bantuan. Kepada Sofaludin, H mengaku dirinya dikeroyok Kunting dkk.
”Sofaludin memukul kentongan dan mengumpulkan warga dan mengatakan jika H dikeroyok di bengkel milik Kunting. Ada 12 pemuda yang terprovokasi dan mendatangi bengkel las tempat kejadian perkara,” terang AKBP Leonardus Simarta, Selasa (24/10).
Saat gerombolan pemuda kampung ini datang ke bengkel, hanya ada satu orang, yakni Suratman yang tak lain adalah korban. Tak banyak bertanya, gerombolan pemuda kampung itu lantas melakukan penganiyaan terhadap korban yang dalam kondisi mabuk.
Menurut Leonardus, teridentifikasi ada tiga pelaku yang melakukan penganiayaan berat. Selain H, ada juga Fanani dan Sugiyanto. “H merampas celurit yang dibawa Fanani lalu menyabetkan beberapa kali ke tubuh korban. Sementara pelaku Sugiyanto memukul korban dengan pakel,” tambah Leonardus.
Korban yang dalam kondisi mabuk, tak bisa melakukan perlawanan. Sebaliknya, dia memilih melarikan diri dengan tubuh yang penuh luka sabetan celurit. Kemudian pada Senin 23 Oktober 2017, korban ditemukan warga dalam kondisi mengapung di sungai yang tak jauh dari lokasi kejadian.
”Setelah kita lakukan identifikasi korban dan meminta keterangan kepada sejumlah saksi, petugas lantas melakukan perburuan. Kita berhasil menangkap tiga pelaku yakni Sofaludin, Sugiyanto dan Fanani. Tiga orang ini yang melakukan penganiayaan hingga korban tewas,” tambah Leonardus.
Dalam kasus ini, lanjut Leonardus, korban Suratman sedang apes. Sejatinya, Suratman tak ikut campur dalam percek-cokan antara pelaku H dan pemilik bengkel las. Namun menurut dia, saat gerombolan pemuda mendatangi bengkel tersebut, korban sendirian setelah ditinggal lari teman-temannya.
”Ada provokasi juga dari pelaku H. Kita masih dalami lagi kasus ini dan memburu pelaku lainnya yang masih buron,” tandas Kapolres.
(wib)