Kisah Sedih Mbah Mangun Merawat Istri dan 2 Saudaranya yang Lumpuh
A
A
A
SRAGEN - Beban yang dipikul Mbah Mangun Dikromo (76), warga Dukuh Bulak Manyar, Desa Ngargosari, Kecamatan Sumberlawang, Sragen, Jawa Tengah, sungguh berat. Di usianya yang sudah senja, dia harus merawat istri dan kedua saudara perempuannya yang sakit lumpuh, serta cucu laki-lakinya yang mengalami gangguan jiwa.
Cerita tentang potret kemiskinan di Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, tampaknya tak pernah habis. Mbah Mangun Dikromo menjadi salah satu warga miskin yang hidupnya memprihatinkan.
Selama dua tahun ini, Mbah Mangun hanya berada di rumahnya yang sederhana. Dia hanya bekerja serabutan mengumpulkan kayu bakar untuk dijual.
Rumah yang dihuni Mbah Mangun pernah diperbaiki dengan dana gotong royong warga. Mbah Mangun juga sudah diusulkan untuk mendapatkan beras miskin, namun hingga kini belum terealisasi.
Di sisi lain, Mbah Mangun pun harus merawat istrinya, Wagiyem (75) serta dua saudara perempuannya yakni Sutiyem (90) dan Sarmi (70) yang menderita lumpuh. Tak cuma itu, Mbah Mangun pun merawat M Hariyanto (40), cucunya, yang menderita gangguan jiwa.
"Mau berobat nggak punya uang. Kalau nanti dibawa ke rumah sakit malah repot, nanti yang di rumah siapa yang ngurusi," kata Mbah Mangun.
Ketua RT 22 Dukuh Bulak Manyar Cipto Wiyono menyampaikan, sebenarnya Mbah Mangun Dikromo dan istrinya serta dua saudara perempuannya yakni Sutiyem dan Sarmi masing-masing mempunyai anak. Namun, entah mengapa anak-anak mereka seolah tidak bersedia mengurusi orang tuanya.
Saat ini, kondisi keluarga Mbah Mangun semakin memprihatinkan. Selain berobat, untuk makan sehari-hari menunggu belas kasihan warga setempat. Warga berharap pemerintah lebih tanggap untuk membantu meringankan penderitaan Mbah Mangun.
Cerita tentang potret kemiskinan di Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, tampaknya tak pernah habis. Mbah Mangun Dikromo menjadi salah satu warga miskin yang hidupnya memprihatinkan.
Selama dua tahun ini, Mbah Mangun hanya berada di rumahnya yang sederhana. Dia hanya bekerja serabutan mengumpulkan kayu bakar untuk dijual.
Rumah yang dihuni Mbah Mangun pernah diperbaiki dengan dana gotong royong warga. Mbah Mangun juga sudah diusulkan untuk mendapatkan beras miskin, namun hingga kini belum terealisasi.
Di sisi lain, Mbah Mangun pun harus merawat istrinya, Wagiyem (75) serta dua saudara perempuannya yakni Sutiyem (90) dan Sarmi (70) yang menderita lumpuh. Tak cuma itu, Mbah Mangun pun merawat M Hariyanto (40), cucunya, yang menderita gangguan jiwa.
"Mau berobat nggak punya uang. Kalau nanti dibawa ke rumah sakit malah repot, nanti yang di rumah siapa yang ngurusi," kata Mbah Mangun.
Ketua RT 22 Dukuh Bulak Manyar Cipto Wiyono menyampaikan, sebenarnya Mbah Mangun Dikromo dan istrinya serta dua saudara perempuannya yakni Sutiyem dan Sarmi masing-masing mempunyai anak. Namun, entah mengapa anak-anak mereka seolah tidak bersedia mengurusi orang tuanya.
Saat ini, kondisi keluarga Mbah Mangun semakin memprihatinkan. Selain berobat, untuk makan sehari-hari menunggu belas kasihan warga setempat. Warga berharap pemerintah lebih tanggap untuk membantu meringankan penderitaan Mbah Mangun.
(zik)