Warga Nahdiyin Dianjurkan Gunakan Nurani di Pilgub Jatim

Kamis, 19 Oktober 2017 - 21:32 WIB
Warga Nahdiyin Dianjurkan Gunakan Nurani di Pilgub Jatim
Warga Nahdiyin Dianjurkan Gunakan Nurani di Pilgub Jatim
A A A
JAKARTA - Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur (Jatim) KH Moh Hasan Mutawakkil menganjurkan warga nahdliyin agar menggunakan hati nurani dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jatim 2018. Sebab, pemilihan pemimpin berkaitan dengan komitmen keagamaan. "Dan kaidah fikih yang mengutamakan kemaslahatan bagi umat," ujar Kiai Mutawakkil, Kamis (19/10/2017).

Dia menambahkan bahwa Saifullah Yusuf (Gus Ipul) dan Khofifah Indar Parawansa merupakan dua kader NU yang menjadi calon kuat pada Pilgub Jatim mendatang. Namun, kata dia, warga nahdliyin harus mengingat hasil Muktamar ke-27 NU di Situbondo pada 1983 untuk kembali ke khitah 1926, sehingga tidak berpolitik praktis.

Untuk itu, Mutawakkil menegaskan bahwa dukungan para kiai baik struktural ataupun nonstruktural NU adalah sikap pribadi dan bukan keputusan organisasi. Dia mengatakan, para kiai memang sudah lama mempersiapkan dan mengader Gus Ipul agar menjadi gubernur.

Pilgub Jatim 2018, kata dia, memang menjadi peluang terbaik bagi Gus Ipul untuk menjadi gubernur. "Tahun ini adalah peluang terbaik. Kalau dilepas susah mendapatkan peluang seperti ini lagi," kata Pengasuh Pondok Pesantren Zainul Hasan Genggong itu.

Dia mengungkapkan, sebelum memutuskan mendukung Gus Ipul, para kiai di Jatim sudah menggelar pertemuan terlebih dahulu di sejumlah pondok pesantren. Adapun pertemuan terakhir dilakukan Ponpes Bumi Sholawat Lebo Sidoarjo yang melibatkan ribuan kiai di Jatim. "Itu keputusan kiai, bukan NU secara organisasi," imbuhnya.

Untuk itu, dia mengingatkan kepada seluruh ketua, pengurus harian serta badan otonom (Banom) NU yang terlibat menjadi anggota tim sukses calon gubernur baik Gus Ipul maupun Khofifah supaya nonaktif, demi etika. Seruan Kiai Mutawakkil itu juga kepada Gus Ipul dan Khofifah. Pasalnya, Gus Ipul saat ini merupakan ketua PBNU, sedangkan Khofifah memimpin Muslimat NU.

"Gus Ipul masuk jajaran pengurus harian PBNU secara etika sebaiknya nonaktif. Begitu juga dengan Bu Khofifah selaku ketum PP Muslimat NU lebih etis kalau nonaktif supaya tidak timbul kesan memanfaatkan jabatan di organisasi NU dan Banom NU‎,” katanya.
(wib)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6407 seconds (0.1#10.140)