Warga Sulut Diimbau Waspadai Bahaya Siklon Tropis
A
A
A
MANADO - Warga Sulawesi Utara (Sulut) diminta mewaspadai Badai Lan (siklon tropis) menyusul hujan dan angin yang membuat pohon tumbang dan beberapa bangunan rusak, Senin (16/10/2017). Imbauan ini terutama ditujukan kepada warga di daerah Tahuna, Kabupaten Kepulauan Sangihe.
Prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Sam Ratulangi Sutikno menjelaskan, dari analisa BMKG, 17 Oktober 2017 pukul 07.00 WIB siklon tropis sudah di posisi laut Filipina sekitar 10,2 LU, 132,9 BT (sekitar 1.120 km sebelah timur laut Tahuna).
"Sedangkan arah dan kecepatan gerak dari barat dengan kecepatan 10 knots (19 km/jam). Kekuatan angin mencapai 95 km/jam (50 knot)," ujarnya, Selasa (17/10/2017).
Selanjutnya, prakiraan 24 jam, 18 Oktober 2017 pukul 07.00 WIB, posisi di laut Filipina sekitar 12,1 LU, 133,0 BT (sekitar 1.280 km sebelah timur laut Tahuna). "Angin tersebut arahnya ke Utara Timur Laut dengan kekuatan 130 km/jam (70 knots)," katanya.
Dia menjelaskan, siklon tropis LAN memberikan dampak terhadap cuaca di Indonesia berupa hujan dengan intensitas sedang hingga lebat berpeluang terjadi di wilayah Sulawesi bagian Utara, Maluku Utara, dan Papua Barat.
Begitu pula dengan gelombang tinggi gelombang 1,25- 2,50 meter berpeluang terjadi di wilayah perairan timur Kepulauan Halmahera, perairan barat Kepulauan Halmahera, perairan Bitung hingga Manado, laut Maluku bagian selatan, laut Sulawesi bagian tengah, dan perairan Biak.
"Gelombang dengan tinggi 2,5-4,0 meter berpeluang terjadi di wilayah Samudera Pasifik utara Kepulauan Halmahera, laut Halmahera, perairan utara Kepulauan Halmahera, perairan Kepulauan Talaud, perairan Kepulauan Sangihe, laut Maluku bagian utara, laut Sulawesi bagian timur, Samudera Pasifik utara Biak," jelasnya.
Siklon tropis memang ukurannya sangat besar serta angin kencang dan gumpalan awan yang dimilikinya, menimbulkan dampak yang sangat besar pada tempat-tempat yang dilaluinya. Dampak ini bisa berupa angin kencang, hujan deras berjam-jam bahkan berhari-hari yang dapat mengakibatkan terjadinya banjir, gelombang tinggi, dan gelombang badai (storm surge).
Siklon tropis di laut dapat menyebabkan gelombang tinggi, hujan deras, dan angin kencang, mengganggu pelayaran internasional dan berpotensi untuk menenggalamkan kapal. Siklon tropis dapat memutar air dan menimbulkan gelombang laut yang tinggi.
Di daratan, angin kencang dapat merusak atau menghancurkan kendaraan, bangunan, jembatan dan benda-benda lain, mengubahnya menjadi puing-puing beterbangan yang mematikan. Gelombang badai (storm surge) atau peningkatan tinggi permukaan laut akibat siklon tropis merupakan dampak yang paling buruk yang mencapai daratan.
Prakirawan dan Analisis Cuaca BMKG Rany Puspita Eka Wati mengatakan, badai siklon tropis terjadi di lautan Filipina memang berdampak langsung di wilayah utara Indonesia, khususnya Sulut.
Karena itu, BMKG memberikan peringatan dini kepada masyarakat agar tetap waspada. "Kita harus waspada terhadap potensi hujan sedang hingga lebat disertai kilat/petir dan angin kencang di wilayah Kepulauan Sitaro, Kepulauan Sangihe, dan Kepulauan Talaud. Pokoknya waspada potensi angin kencang di seluruh wilayah Sulut," ujarnya.
Prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Sam Ratulangi Sutikno menjelaskan, dari analisa BMKG, 17 Oktober 2017 pukul 07.00 WIB siklon tropis sudah di posisi laut Filipina sekitar 10,2 LU, 132,9 BT (sekitar 1.120 km sebelah timur laut Tahuna).
"Sedangkan arah dan kecepatan gerak dari barat dengan kecepatan 10 knots (19 km/jam). Kekuatan angin mencapai 95 km/jam (50 knot)," ujarnya, Selasa (17/10/2017).
Selanjutnya, prakiraan 24 jam, 18 Oktober 2017 pukul 07.00 WIB, posisi di laut Filipina sekitar 12,1 LU, 133,0 BT (sekitar 1.280 km sebelah timur laut Tahuna). "Angin tersebut arahnya ke Utara Timur Laut dengan kekuatan 130 km/jam (70 knots)," katanya.
Dia menjelaskan, siklon tropis LAN memberikan dampak terhadap cuaca di Indonesia berupa hujan dengan intensitas sedang hingga lebat berpeluang terjadi di wilayah Sulawesi bagian Utara, Maluku Utara, dan Papua Barat.
Begitu pula dengan gelombang tinggi gelombang 1,25- 2,50 meter berpeluang terjadi di wilayah perairan timur Kepulauan Halmahera, perairan barat Kepulauan Halmahera, perairan Bitung hingga Manado, laut Maluku bagian selatan, laut Sulawesi bagian tengah, dan perairan Biak.
"Gelombang dengan tinggi 2,5-4,0 meter berpeluang terjadi di wilayah Samudera Pasifik utara Kepulauan Halmahera, laut Halmahera, perairan utara Kepulauan Halmahera, perairan Kepulauan Talaud, perairan Kepulauan Sangihe, laut Maluku bagian utara, laut Sulawesi bagian timur, Samudera Pasifik utara Biak," jelasnya.
Siklon tropis memang ukurannya sangat besar serta angin kencang dan gumpalan awan yang dimilikinya, menimbulkan dampak yang sangat besar pada tempat-tempat yang dilaluinya. Dampak ini bisa berupa angin kencang, hujan deras berjam-jam bahkan berhari-hari yang dapat mengakibatkan terjadinya banjir, gelombang tinggi, dan gelombang badai (storm surge).
Siklon tropis di laut dapat menyebabkan gelombang tinggi, hujan deras, dan angin kencang, mengganggu pelayaran internasional dan berpotensi untuk menenggalamkan kapal. Siklon tropis dapat memutar air dan menimbulkan gelombang laut yang tinggi.
Di daratan, angin kencang dapat merusak atau menghancurkan kendaraan, bangunan, jembatan dan benda-benda lain, mengubahnya menjadi puing-puing beterbangan yang mematikan. Gelombang badai (storm surge) atau peningkatan tinggi permukaan laut akibat siklon tropis merupakan dampak yang paling buruk yang mencapai daratan.
Prakirawan dan Analisis Cuaca BMKG Rany Puspita Eka Wati mengatakan, badai siklon tropis terjadi di lautan Filipina memang berdampak langsung di wilayah utara Indonesia, khususnya Sulut.
Karena itu, BMKG memberikan peringatan dini kepada masyarakat agar tetap waspada. "Kita harus waspada terhadap potensi hujan sedang hingga lebat disertai kilat/petir dan angin kencang di wilayah Kepulauan Sitaro, Kepulauan Sangihe, dan Kepulauan Talaud. Pokoknya waspada potensi angin kencang di seluruh wilayah Sulut," ujarnya.
(zik)