Herman Deru Dinilai Paling Berpeluang Menggantikan Alex Noerdin
A
A
A
PALEMBANG - Pilkada Sumatera Selatan telah memasuki babak pengerucutan bakal calon dan pengeluaran surat dukungan partai. Beberapa partai bahkan sudah mendeklarasikan dukungan secara terbuka, baik melalui kegiatan deklarasi maupun melalui pernyataan resmi pengurusnya. Herman Deru adalah calon gubernur yang pertama kali mendapat dukungan resmi parpol yaitu Partai Amanat Nasional sementara para bakal calon lainnya masih sibuk di Jakarta lobby sana-sini meyakinkan pengurus parpol bahwa dirinya bakal menang.
Menanggapi fenomena tersebut, pengamat politik dari Lembaga Survei Politik Indonesia, Rachmayanti Kusumaningtyas menyatakan Pilkada Sumsel sudah bisa diprediksi akan diikuti oleh maksimal tiga pasangan calon. Kemungkinannya adalah poros PDI Perjuangan dan Golkar kemudian poros PAN dan NasDem selanjutnya poros Demokrat dan Gerindra.
Rachamayanti menyebut nama Dodi Reza - Giri akan menjadi pasangan seolah incumbent, kemudian nama Ishak Mekki - Aswari Riva'i sebagai poros tengah dan terakhir nama Herman Deru - Mawardi Yahya sebagai poros penantang.
Rachmayanti menambahkan kemungkinan PKB, PKS dan Hanura akan mengusung Herman Deru, sementara PPP dan PBB akan memblok ke Ishak Mekki.
Dari ketiga poros yang diungkapkannya, Rachmayanti menilai peluang menang Herman Deru adalah yang paling tinggi. Dia menjelaskan, setidaknya ada tiga alasan untuk pernyataan itu.
Pertama, semua survei yang diselenggarakan sepanjang tahun 2016 dan 2017 menempatkan Herman Deru sebagai calon dengan akseptabilitas dan elektabilitas tertinggi. "Secara keseluruhan strong supporter Herman Deru bahkan sudah berada di kisaran 20%," ujarnya.
Alasan kedua adalah posisi Herman Deru sebagai penantang. Posisi ini menempatkannya sebagai korektor, pengubah, reformator, restorator dan seterusnya.
Herman Deru akan dengan mudah menguliti kelemahan dan kegagalan pemerintahan Alex Noerdin - Ishak Mekki dan menawarkan solusinya. Dia akan dengan ringan tanpa beban mengkritik kebijakan yang keliru dan menawarkan program baru.
Logika penantang di seluruh dunia pasti menawarkan perubahan, perbaikan, menjanjikan sesuatu yang baru. Posisi dilematis ada pada Ishak Mekki, dia berada di poros setengah incumbent yang secara etis harus berebut klaim dengan putera gubernur yang ikut berlaga.
"Ishak Mekki sulit untuk mengklaim keberhasilan Alex tapi tak elok juga untuk mengkritik habis Alex karena dia bagian dari itu. Sementara Deru tak ada beban dan bisa leluasa menawarkan program. Jangan lupa, Herman Deru adalah mantan Bupati dua periode yang sarat prestasi, itu ada jejak digitalnya. Jadi bukan orang baru, lugu dan polos yang tidak mengerti pemerintahan," ujarnya.
Alasan ketiga adalah soal momentum politik. Rachmayanti menjelaskan, dalam pikiran masyarakat, inilah saatnya yang tepat untuk Herman Deru menjadi gubernur. Di pilkada lalu Deru gagal meraihnya dan kini setelah Alex Noerdin menjabat dua periode sudah sewajarnya pemerintahan diganti.
Deru dipandang sosok pengganti yang tepat. Hal inilah yang juga menjadi beban bagi putera Alex Noerdin, dia maju pada saat baru saja mendapat amanah sebagai Bupati Muba, baru seumur jagung, jadi dianggap melanggengkan dinasti politik.
"Dalam politik ada yang disebut momentum. Pilkada kali ini adalah momentum politiknya Herman Deru. Kalau dia mampu bekerja membangun tim yang solid sampai ke lapis terbawah, punya program yang lebih baik, punya kapasitas dan dukungan politik memadai, pasti akan menang. Sebaliknya jika tanggung dan setengah-setengah, dia akan tumbang jadi pecundang," pungkasnya.
Menanggapi fenomena tersebut, pengamat politik dari Lembaga Survei Politik Indonesia, Rachmayanti Kusumaningtyas menyatakan Pilkada Sumsel sudah bisa diprediksi akan diikuti oleh maksimal tiga pasangan calon. Kemungkinannya adalah poros PDI Perjuangan dan Golkar kemudian poros PAN dan NasDem selanjutnya poros Demokrat dan Gerindra.
Rachamayanti menyebut nama Dodi Reza - Giri akan menjadi pasangan seolah incumbent, kemudian nama Ishak Mekki - Aswari Riva'i sebagai poros tengah dan terakhir nama Herman Deru - Mawardi Yahya sebagai poros penantang.
Rachmayanti menambahkan kemungkinan PKB, PKS dan Hanura akan mengusung Herman Deru, sementara PPP dan PBB akan memblok ke Ishak Mekki.
Dari ketiga poros yang diungkapkannya, Rachmayanti menilai peluang menang Herman Deru adalah yang paling tinggi. Dia menjelaskan, setidaknya ada tiga alasan untuk pernyataan itu.
Pertama, semua survei yang diselenggarakan sepanjang tahun 2016 dan 2017 menempatkan Herman Deru sebagai calon dengan akseptabilitas dan elektabilitas tertinggi. "Secara keseluruhan strong supporter Herman Deru bahkan sudah berada di kisaran 20%," ujarnya.
Alasan kedua adalah posisi Herman Deru sebagai penantang. Posisi ini menempatkannya sebagai korektor, pengubah, reformator, restorator dan seterusnya.
Herman Deru akan dengan mudah menguliti kelemahan dan kegagalan pemerintahan Alex Noerdin - Ishak Mekki dan menawarkan solusinya. Dia akan dengan ringan tanpa beban mengkritik kebijakan yang keliru dan menawarkan program baru.
Logika penantang di seluruh dunia pasti menawarkan perubahan, perbaikan, menjanjikan sesuatu yang baru. Posisi dilematis ada pada Ishak Mekki, dia berada di poros setengah incumbent yang secara etis harus berebut klaim dengan putera gubernur yang ikut berlaga.
"Ishak Mekki sulit untuk mengklaim keberhasilan Alex tapi tak elok juga untuk mengkritik habis Alex karena dia bagian dari itu. Sementara Deru tak ada beban dan bisa leluasa menawarkan program. Jangan lupa, Herman Deru adalah mantan Bupati dua periode yang sarat prestasi, itu ada jejak digitalnya. Jadi bukan orang baru, lugu dan polos yang tidak mengerti pemerintahan," ujarnya.
Alasan ketiga adalah soal momentum politik. Rachmayanti menjelaskan, dalam pikiran masyarakat, inilah saatnya yang tepat untuk Herman Deru menjadi gubernur. Di pilkada lalu Deru gagal meraihnya dan kini setelah Alex Noerdin menjabat dua periode sudah sewajarnya pemerintahan diganti.
Deru dipandang sosok pengganti yang tepat. Hal inilah yang juga menjadi beban bagi putera Alex Noerdin, dia maju pada saat baru saja mendapat amanah sebagai Bupati Muba, baru seumur jagung, jadi dianggap melanggengkan dinasti politik.
"Dalam politik ada yang disebut momentum. Pilkada kali ini adalah momentum politiknya Herman Deru. Kalau dia mampu bekerja membangun tim yang solid sampai ke lapis terbawah, punya program yang lebih baik, punya kapasitas dan dukungan politik memadai, pasti akan menang. Sebaliknya jika tanggung dan setengah-setengah, dia akan tumbang jadi pecundang," pungkasnya.
(sms)