Kasus Perempuan Telan Jarum Pentul Bukan yang Pertama Ditangani RSHS

Selasa, 03 Oktober 2017 - 17:14 WIB
Kasus Perempuan Telan...
Kasus Perempuan Telan Jarum Pentul Bukan yang Pertama Ditangani RSHS
A A A
BANDUNG - Anisa Salim (14), remaja asal Sumedang, Jawa Barat, yang tak sengaja menelan jarum pentul kini dirawat di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS), Kota Bandung. Jarum itu tersangkut pada saluran napasnya.

Selain Anisa, dalam waktu hampir bersamaan juga ada kasus yaitu tak sengaja menelan jarum pentul saat sedang membetulkan kerudung.

"Cukup banyak kasus begini. Pekan ini saja ada dua kasus," kata dokter spesialis THT RSHS Agung Dinasti Permana di RSHS Bandung, Selasa (3/10/2017).

Menurutnya, kasus tidak sengaja menelan benda asing dan tersangkut di saluran napas bukan hal aneh. Ia mencatat lebih dari 100 kasus yang ditangani di RSHS.

"Selama saya bertugas, 100-an (pasien seperti ini) ada. Tapi itu dalam waktu lama, ada 10 tahunan," jelasnya.

Kasus perempuan menelan jarum pentul pun cukup banyak. Tapi, selama ini kasus serupa tidak seheboh seperti sekarang. Penyebabnya pun sama, rata-rata perempuan yang sedang membetulkan kerudung kemudian tidak sengaja menelan jarum pentulnya.

Selain itu, benda asing yang tak sengaja tertelan cukup beragam, mulai dari tutup pulpen, biji jagung, kacang, batu, hingga per. Untuk tindakan medis, salah satu yang dilakukan adalah menggunakan alat bronkoskopi. Alat itu dimasukkan ke dalam mulut untuk mengambil benda di saluran pernapasan dengan cara dijepit.

Cara kedua adalah dengan melakukan bedah rongga dada. Tapi, keberhasilan untuk tindakan medis tersebut tidak 100% sukses. Ada potensi 10-20% terjadi kegagalan.

Bahkan, dalam kasus parah bisa berujung kematian. Salah satunya karena benda yang tertelan adalah benda organik seperti kacang. Sebab, kacang akan bereaksi saat berada di saluran napas dan berujung tersumbatnya pernapasan.

Hal itu yang membuat tim medis tidak bisa buru-buru mengambil tindakan bagi pasien yang tak sengaja menelan benda asing. Tim medis harus berhati-hati dalam melakukan penanganan agar tidak menimbulkan dampak negatif.
(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6609 seconds (0.1#10.140)