Pengungsi Gunung Agung Tembus 96.086 Orang
A
A
A
KARANGASEM - Jumlah pengungsi Gunung Agung terus bertambah. Hingga sore ini jumlahnya mencapai 96.086 jiwa yang tersebar di 430 titik pengungsian di 9 kabupaten/kota di Bali.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Sutopo Purwo Nugroho mengungkapkan, sebaran pengungsi tersebut adalah di Kabupaten Badung 15 titik (5.879 jiwa), Kabupaten Bangli 30 titik (5.076 jiwa), Kabupaten Buleleng 26 titik (16.901 jiwa), Kota Denpasar 27 titik (2.539 jiwa), Kabupaten Gianyar 13 titik (1.011 jiwa).
Kemudian, di Kabupaten Jembrana 29 titik (514 jiwa), Kabupaten Karangasem 100 titik (39.859 jiwa), Kabupaten Klungkung 162 titik (19.456 jiwa), dan Kabupaten Tabanan 27 titik (4.851 jiwa)
Jumlah pengungsi diperkirakan bertambah karena belum semua pendataan selesai dilakukan. Meningkatnya jumlah pengungsi ini karena masyarakat yang berada di luar zona berbahaya pun juga ikut mengungsi.
“Masyarakat tidak tahu posisi sebenarnya dari batas radius yang dilarang. Selain itu juga faktor psikologis akibat bahaya dari meletusnya Gunung Agung," papar Sutopo.
Secara umum kebutuhan dasar pengungsi mencukupi. Partisipasi masyarakat Bali sangat besar membantu pengungsi.
"Gotong royong, solidaritas dan kekompakan masyarakat menyebabkan penanganan pengungsi terlaksana baik," katanya.
Sampai kapan masyarakat mengungsi tidak dapat diperkirakan. Tergantung dari Gunung Agung. Selama status Awas maka masyarakat tidak diijinkan melakukan aktivitas di radius berbahaya.
Dia juga memaparkan, aktivitas vulkanik Gunung Agung di Bali masih tinggi. PVMBG melaporkan hingga Rabu siang (27/9/2017) pukul 00.00-18.00 WITA terpantau 329 kali gempa vulkanik dangkal, 444 kali gempa vulkanik dalam, dan 56 kali gempa tektonik lokal.
Secara visual asap kawah bertekanan lemah teramati berwarna putih dengan intensitas tipis dan tinggi 50 meter di atas kawah puncak. "Jumlah gempa ini lebih banyak daripada Selasa kemarin. Bahkan gempa dirasakan juga meningkat," jelasnya.
Pergerakan magma mendekati permukaan terus berlangsung. Peluang terjadinya letusan cukup besar. Namun, tidak dapat dipastikan kapan akan meletus.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Sutopo Purwo Nugroho mengungkapkan, sebaran pengungsi tersebut adalah di Kabupaten Badung 15 titik (5.879 jiwa), Kabupaten Bangli 30 titik (5.076 jiwa), Kabupaten Buleleng 26 titik (16.901 jiwa), Kota Denpasar 27 titik (2.539 jiwa), Kabupaten Gianyar 13 titik (1.011 jiwa).
Kemudian, di Kabupaten Jembrana 29 titik (514 jiwa), Kabupaten Karangasem 100 titik (39.859 jiwa), Kabupaten Klungkung 162 titik (19.456 jiwa), dan Kabupaten Tabanan 27 titik (4.851 jiwa)
Jumlah pengungsi diperkirakan bertambah karena belum semua pendataan selesai dilakukan. Meningkatnya jumlah pengungsi ini karena masyarakat yang berada di luar zona berbahaya pun juga ikut mengungsi.
“Masyarakat tidak tahu posisi sebenarnya dari batas radius yang dilarang. Selain itu juga faktor psikologis akibat bahaya dari meletusnya Gunung Agung," papar Sutopo.
Secara umum kebutuhan dasar pengungsi mencukupi. Partisipasi masyarakat Bali sangat besar membantu pengungsi.
"Gotong royong, solidaritas dan kekompakan masyarakat menyebabkan penanganan pengungsi terlaksana baik," katanya.
Sampai kapan masyarakat mengungsi tidak dapat diperkirakan. Tergantung dari Gunung Agung. Selama status Awas maka masyarakat tidak diijinkan melakukan aktivitas di radius berbahaya.
Dia juga memaparkan, aktivitas vulkanik Gunung Agung di Bali masih tinggi. PVMBG melaporkan hingga Rabu siang (27/9/2017) pukul 00.00-18.00 WITA terpantau 329 kali gempa vulkanik dangkal, 444 kali gempa vulkanik dalam, dan 56 kali gempa tektonik lokal.
Secara visual asap kawah bertekanan lemah teramati berwarna putih dengan intensitas tipis dan tinggi 50 meter di atas kawah puncak. "Jumlah gempa ini lebih banyak daripada Selasa kemarin. Bahkan gempa dirasakan juga meningkat," jelasnya.
Pergerakan magma mendekati permukaan terus berlangsung. Peluang terjadinya letusan cukup besar. Namun, tidak dapat dipastikan kapan akan meletus.
(rhs)