Tanggul Jebol, Air Laut Rendam Tambak dan Permukiman di Pekalongan
A
A
A
PEKALONGAN - Tanggul penahan gelombang yang dibuat memanjang sekitar 2 km di utara Kelurahan Bandengan, Pekalongan Utara, Kota Pekalongan, Jawa Tengah, jebol sepanjang 50 meter. Akibatnya, air laut langsung masuk, merendam tambak serta permukiman warga
Kondisi tambak di daerah ini seperti lautan. Tak terlihat lagi batas tambak satu dengan lainnya. Ratusan hektare tambak tersebut tidak terurus akibat terendam banjir air pasang.
Para petani tambak membiarkan tambak mereka terbengkalai, karena jika nekat menebar benih ikan kembali justru akan rugi, mengingat air laut membanjiri lahan mereka.
Rumah warga juga tak luput dari genangan banjir karena masuknya air laut ke permukiman. Rumah warga terendam antara 30 sentimeter hingga 1 meter.
"Tanggul yang dibangun beberapa tahun lalu ini sudah pendek sehingga air laut bisa melimpas. Selain itu juga jebol sekitar 50 meter sejak beberapa bulan ini. Air langsung masuk ke tambak dan permukiman sehingga banjir tak bisa dihindari," jelas Darwanto, tokoh masyarakat Bandengan.
Untuk bertahan hidup, para petambak terpaksa menjadi pencari ikan di lahan tambak atau saluran yang banjir ini. "Ya, terpaksa mencari ikan di saluran atau tambak yang banjir ini. Jika sudah tidak ada banjir lagi, kembali akan menebar benih ikan, seperti ikan bandeng dan nila serta mujair," kata Amat, petani tambak.
Dari data di Dinas Pertanian, Peternakan, dan Kelautan, tambak yang teredam banjir rob ada sekitar 200 hektare. Daerah yang terendam adalah Kelurahan Panjang Wetan, Kelurahan Panjang Baru, Kelurahan Bandengan, dan Padukuhan Kraton, yang seluruhnya ada di Kecamatan Pekalongan Utara, Kota Pekalongan.
Kondisi tambak di daerah ini seperti lautan. Tak terlihat lagi batas tambak satu dengan lainnya. Ratusan hektare tambak tersebut tidak terurus akibat terendam banjir air pasang.
Para petani tambak membiarkan tambak mereka terbengkalai, karena jika nekat menebar benih ikan kembali justru akan rugi, mengingat air laut membanjiri lahan mereka.
Rumah warga juga tak luput dari genangan banjir karena masuknya air laut ke permukiman. Rumah warga terendam antara 30 sentimeter hingga 1 meter.
"Tanggul yang dibangun beberapa tahun lalu ini sudah pendek sehingga air laut bisa melimpas. Selain itu juga jebol sekitar 50 meter sejak beberapa bulan ini. Air langsung masuk ke tambak dan permukiman sehingga banjir tak bisa dihindari," jelas Darwanto, tokoh masyarakat Bandengan.
Untuk bertahan hidup, para petambak terpaksa menjadi pencari ikan di lahan tambak atau saluran yang banjir ini. "Ya, terpaksa mencari ikan di saluran atau tambak yang banjir ini. Jika sudah tidak ada banjir lagi, kembali akan menebar benih ikan, seperti ikan bandeng dan nila serta mujair," kata Amat, petani tambak.
Dari data di Dinas Pertanian, Peternakan, dan Kelautan, tambak yang teredam banjir rob ada sekitar 200 hektare. Daerah yang terendam adalah Kelurahan Panjang Wetan, Kelurahan Panjang Baru, Kelurahan Bandengan, dan Padukuhan Kraton, yang seluruhnya ada di Kecamatan Pekalongan Utara, Kota Pekalongan.
(zik)