Aktivitas Gunung Agung Meningkat Tajam, Warga Diminta Jauhi Kawah
A
A
A
KARANGASEM - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Pos Pengamatan Gunung Agung mencatat aktivitas Gunung Agung terus meningkat. Pada periode pengamatan Jumat (22/9/2017) pukul 06.00 hingga 12.00 Wita, terjadi 230 kali gempa. Sementara pada pengamatan pada pukul 00.00 hingga 06.00 Wita, hanya terjadi 190 kali gempa.
Staf PVMBG Pos Pengamatan Gunung Agung, I Nengah Wardana mengatakan, untuk periode pengamatan pukul 06.00-12.00 Wita, kegempaan vulkanik dangkal terjadi sebanyak 22 kali dengan durasi 6-11 detik. Sementara vulkanik dalam terjadi 176 kali berdurasi 7-35 detik, dan gempa tektonik lokal sebanyak 32 kali berdurasi 36-89 detik.
“Dari pos pengamatan terjadi 3 kali gempa terasa skala II MMI. Sampai saat ini secara kesimpulan status Gunung Agung masih berada di level III siaga,” katanya saat dihubungi, Jumat (22/9/2017).
Pada Kamis, 21 September 2017, warga Karangasem sempat merasakan gempa yang cukup keras sehingga banyak yang berhamburan keluar. Warga akhirnya memutuskan untuk mengungsi.
Dengan kondisi terkini, PVMBG masih memberi rekomendasi yang sama seperti sebelumnya. Masyarakat di sekitar Gunung Agung dan pendaki, baik pengunjung dan wisatawan, diimbau agar tidak beraktivitas, tidak melakukan pendakian, dan tidak berkemah di dalam area kawah Gunung Agung dan di seluruh area, dalam radius 6 km dari kawah puncak. Atau, pada elevasi di atas 950 m dari permukaan laut dan ditambah perluasan sektoral ke arah Utara, Tenggara dan Selatan-Barat daya sejauh 7,5 km.
Secara visual, Gunung Agung jelas hingga kabut 0-III dan asap kawah tidak teramati. Status Gunung Agung meningkat dari level II menjadi level III sejak Senin, 18 September 2017. Sejak itu, Bupati Karangasem IGA Mas Sumatri menyatakan Kabupaten Karangasem selama 14 hari dilaksanakan Tanggap Darurat Bencana, dari 18 September hingga 1 Oktober 2017.
Staf PVMBG Pos Pengamatan Gunung Agung, I Nengah Wardana mengatakan, untuk periode pengamatan pukul 06.00-12.00 Wita, kegempaan vulkanik dangkal terjadi sebanyak 22 kali dengan durasi 6-11 detik. Sementara vulkanik dalam terjadi 176 kali berdurasi 7-35 detik, dan gempa tektonik lokal sebanyak 32 kali berdurasi 36-89 detik.
“Dari pos pengamatan terjadi 3 kali gempa terasa skala II MMI. Sampai saat ini secara kesimpulan status Gunung Agung masih berada di level III siaga,” katanya saat dihubungi, Jumat (22/9/2017).
Pada Kamis, 21 September 2017, warga Karangasem sempat merasakan gempa yang cukup keras sehingga banyak yang berhamburan keluar. Warga akhirnya memutuskan untuk mengungsi.
Dengan kondisi terkini, PVMBG masih memberi rekomendasi yang sama seperti sebelumnya. Masyarakat di sekitar Gunung Agung dan pendaki, baik pengunjung dan wisatawan, diimbau agar tidak beraktivitas, tidak melakukan pendakian, dan tidak berkemah di dalam area kawah Gunung Agung dan di seluruh area, dalam radius 6 km dari kawah puncak. Atau, pada elevasi di atas 950 m dari permukaan laut dan ditambah perluasan sektoral ke arah Utara, Tenggara dan Selatan-Barat daya sejauh 7,5 km.
Secara visual, Gunung Agung jelas hingga kabut 0-III dan asap kawah tidak teramati. Status Gunung Agung meningkat dari level II menjadi level III sejak Senin, 18 September 2017. Sejak itu, Bupati Karangasem IGA Mas Sumatri menyatakan Kabupaten Karangasem selama 14 hari dilaksanakan Tanggap Darurat Bencana, dari 18 September hingga 1 Oktober 2017.
(mcm)