Kejanggalan Tahanan Tewas, Kontras Minta Kapolda Evaluasi Kapolres
A
A
A
TAPANULI SELATAN - Komisi Untuk Orang Hilang Dan Tindakan Kekerasan (Kontras), mendesak Kapolda Sumatera Utara (Sumut) Irjen Paulus Waterpauw, segera mengevaluasi kinerja Kapolres Tapanuli Selatan (Tapsel).
"Kami mendesak agar Kapolda Sumut, segera mengevaluasi kinerja jajaran pimpinan, salah satunya kapolres, sebagai pimpinan di Polres Tapsel," ujar Koordinator Kontras Amin Multazam kepada SINDONews melalui telepon selulernya, Kamis (14/09).
Kontras menilai, petugas kepolisian sudah lalai dalam melakukan tugasnya, makanya, sudah selayaknya dipertanyakan SOP penjagaan tahanan yang baik dan benar.
Menurutnya, pada saat Ripzal diduga akan nekat bunuh diri, petugas kepolisian sedang berada di pos penjagaan. Artinya, kelalain dalam kasus ini jelas terlihat, sebab, tananan bunuh diri ketika para petugas polisi sedang bertugas di Mapolsek itu.
Menurutnya, banyak kejanggalan pada peristiwa itu seperti, alat yang dipergunakan Ripzal untuk bunuh diri adalah kaos dalam, sementara menurut pengakuan istri korban, dia tidak pernah memberikan suaminya kaos dalam.
Kontras juga mendesak agar Kompolnas segera bertindak untuk mengungkap kasus tersebut, karena kasus itu sudah menjadi preseden buruk bagi pihak kepolisian.
Pasalnya, institusi kepolisian harus memberikan pelayanan hukum yang adil kepada seluruh warga, bukan sebaliknya. "Kompolnas jangan hanya diam melihat peristiwa itu, karena kepercayaan masyarakat semakin menipis," tandasnya.
Dia menegaskan, dalam waktu dekat, Kontras juga akan menyurati Komnas Ham. Menurutnya, seorang terduga teroris saja masih mendapatkan pembelaan hukum.
"Kami mendesak agar Kapolda Sumut, segera mengevaluasi kinerja jajaran pimpinan, salah satunya kapolres, sebagai pimpinan di Polres Tapsel," ujar Koordinator Kontras Amin Multazam kepada SINDONews melalui telepon selulernya, Kamis (14/09).
Kontras menilai, petugas kepolisian sudah lalai dalam melakukan tugasnya, makanya, sudah selayaknya dipertanyakan SOP penjagaan tahanan yang baik dan benar.
Menurutnya, pada saat Ripzal diduga akan nekat bunuh diri, petugas kepolisian sedang berada di pos penjagaan. Artinya, kelalain dalam kasus ini jelas terlihat, sebab, tananan bunuh diri ketika para petugas polisi sedang bertugas di Mapolsek itu.
Menurutnya, banyak kejanggalan pada peristiwa itu seperti, alat yang dipergunakan Ripzal untuk bunuh diri adalah kaos dalam, sementara menurut pengakuan istri korban, dia tidak pernah memberikan suaminya kaos dalam.
Kontras juga mendesak agar Kompolnas segera bertindak untuk mengungkap kasus tersebut, karena kasus itu sudah menjadi preseden buruk bagi pihak kepolisian.
Pasalnya, institusi kepolisian harus memberikan pelayanan hukum yang adil kepada seluruh warga, bukan sebaliknya. "Kompolnas jangan hanya diam melihat peristiwa itu, karena kepercayaan masyarakat semakin menipis," tandasnya.
Dia menegaskan, dalam waktu dekat, Kontras juga akan menyurati Komnas Ham. Menurutnya, seorang terduga teroris saja masih mendapatkan pembelaan hukum.
(nag)