Puluhan Patung Bakal Hiasi Area Publik Kotabaru Yogyakarta

Rabu, 13 September 2017 - 22:02 WIB
Puluhan Patung Bakal Hiasi Area Publik Kotabaru Yogyakarta
Puluhan Patung Bakal Hiasi Area Publik Kotabaru Yogyakarta
A A A
YOGYAKARTA - Puluhan patung hasil kreasi para seniman patung bakal menghiasi ruang-ruang publik di kawasan Kotabaru, Gondokusuman, Kota Yogyakarta. Hasil kreasi seniman itu bakal dipajang selama tiga bulan, mulai 10 Oktober 2017.

Kepala Dinas Kebudayaan Pemda DIY Umar Priyono mengatakan, seni patung yang ada di area publik Kotabaru memiliki fungsi sosial yang melekat pada sebuah kawasan. Kawasan Kotabaru dipilih untuk menengok kembali sejarah dan meraba visi kolonial yang utopis tentang kota masa depan.

"Yogyakarta merupakan kota seni budaya, pendidikan, dan juga pariwisata. Tapi, tidak ada karya seni patung yang menghiasi area publik," katanya saat persiapan Jogja Street Scupture Projeck (JSSP) 2017 bertema Jogjatopia di Museum Sono Budoyo, Yogyakarta, Rabu (13/9/2017).

Terdapat 74 karya seni patung yang bakal menghiasi area publik kawasan Kotabaru. 74 patung yang beragam itu merupakan karya seni dari 52 seniman patung yang tergabung dalam Asosiasi Pematung Indonesia (API).

API ini sebagian besar dari Yogyakarta, karena merupakan pusatnya. Meski seniman itu berasal dari berbagai wilayah seperti Bali, Bandung, Sumatera, dan lainnya, tapi mereka sudah tinggal dan menetap di Yogyakarta.

Bahkan, terdapat empat seniman patung asal Thailand, Jepang, India, dan Reunion yang turut unjuk gigi memamerkan karya seni patung. Duplikat miniatur karya seni patung yang akan dipajang pada area publik Kotabaru itu sebagian sudah ada di Museum Sono Budoyo Yogyakarta.

"Saat ini patung karya seni yang akan dipajang kebanyakan masih dalam proses pembuatan. Para seniman patung yang membuat karya-karya seni," katanya.

Tidak sembarang patung bisa ditempatkan pada area publik kawasan Kotabaru. Patung karya seniman itu harus diseleksi tim dan menceritakan eksperimentasi kerangka kerja artistik yang dialogis terhadap konteks kota.

"Seniman yang memilih tempat. Patung karya seni juga menggambarkan situasi yang mencerminkan kondisi masa lalu, ada dialog cukup panjang dalam menentukan patung di suatu titik," kata Dedi, panitia yang juga seniman dalam JSSP 2017 itu.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6483 seconds (0.1#10.140)