PKS Minta Kadernya Tak Ikut Dalam Polemik Gerindra-Deddy Mizwar
A
A
A
BANDUNG - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) meminta seluruh kader dan simpatisannya di Jawa Barat (Jabar) untuk tetap fokus dalam upaya pemenangan pasangan Deddy Mizwar-Ahmad Syaikhu di Pilgub Jabar 2018. Mereka diingatkan agar tidak ikut larut dalam polemik pencabutan dukungan Partai Gerindra untuk pasangan Demiz-Syaikhu.
"Untuk internal (PKS), kami sudah sampaikan bahwa kader fokus dengan tugasnya, cooling down. Kita enggak bisa kerja kalau suasananya enggak nyaman," kata Sekretaris Umum DPW PKS Jabar Abdul Hadi, Rabu (13/9/2017).
Para kader pun diminta untuk melakukan konsolidasi dan sosialisasi hingga ke tingkat paling bawah dalam upaya pemenangan itu. Komunikasi dengan masyarakat juga harus dilakukan secara proaktif. Secara khusus, pihaknya meminta para kader menahan diri dan tidak ikut dalam polemik Gerindra-Demiz karena itu urusan DPP PKS dan Gerindra.
"Kami minta kader menahan diri dari tindakan atau pernyataan yang bisa menjadikan salah paham lanjutan. Misalnya menulis di media sosial yang kira-kira enggak nyaman untuk orang lain," ungkap Abdul Hadi.
Selain itu, Abdul Hadi juga masih optimistis Gerindra tidak akan mencabut dukungan. Apalagi, Presiden PKS Shohibul Iman sudah berbicara dengan Prabowo Subianto. Ia pun meminta hal itu tidak diperuncing lagi. “DPP (Gerindra) kan sudah menyatakan enggak ada masalah dengan dukungan. Intinya enggak ada masalah, tidak boleh dianggap ada masalah lagi,” ucap Abdul.
Disinggung soal pernyataan Ketua DPD Partai Gerindra Jabar Mulyadi yang menyatakan hak pemberian dan pencabutan dukungan ada pada dirinya, Abdul Hadi tidak mau menanggapi. “Saya enggak mau menanggapi karena bukan ranah saya. Pertama, itu kewenangan Pak Mulyadi sebagai ketua DPD menyampaikan pandangan beliau. Kedua, ada mekanisme di internal masing-masing partai,” jelasnya.
PKS pun memilih menyerahkan sepenuhnya keputusan soal itu pada masing-masing DPP. Sebab, pilgub menjadi ranah DPP. “Kami serahkan sepenuhnya kepada pimpinan di pusat. Silakan (sesuai) mekanisme kedua partai, saling menghormati. Kami enggak ingin lama-lama berdiskusi karena kerjaan kita (terkait pilgub) masih banyak kan,” tutur Abdul.
"Untuk internal (PKS), kami sudah sampaikan bahwa kader fokus dengan tugasnya, cooling down. Kita enggak bisa kerja kalau suasananya enggak nyaman," kata Sekretaris Umum DPW PKS Jabar Abdul Hadi, Rabu (13/9/2017).
Para kader pun diminta untuk melakukan konsolidasi dan sosialisasi hingga ke tingkat paling bawah dalam upaya pemenangan itu. Komunikasi dengan masyarakat juga harus dilakukan secara proaktif. Secara khusus, pihaknya meminta para kader menahan diri dan tidak ikut dalam polemik Gerindra-Demiz karena itu urusan DPP PKS dan Gerindra.
"Kami minta kader menahan diri dari tindakan atau pernyataan yang bisa menjadikan salah paham lanjutan. Misalnya menulis di media sosial yang kira-kira enggak nyaman untuk orang lain," ungkap Abdul Hadi.
Selain itu, Abdul Hadi juga masih optimistis Gerindra tidak akan mencabut dukungan. Apalagi, Presiden PKS Shohibul Iman sudah berbicara dengan Prabowo Subianto. Ia pun meminta hal itu tidak diperuncing lagi. “DPP (Gerindra) kan sudah menyatakan enggak ada masalah dengan dukungan. Intinya enggak ada masalah, tidak boleh dianggap ada masalah lagi,” ucap Abdul.
Disinggung soal pernyataan Ketua DPD Partai Gerindra Jabar Mulyadi yang menyatakan hak pemberian dan pencabutan dukungan ada pada dirinya, Abdul Hadi tidak mau menanggapi. “Saya enggak mau menanggapi karena bukan ranah saya. Pertama, itu kewenangan Pak Mulyadi sebagai ketua DPD menyampaikan pandangan beliau. Kedua, ada mekanisme di internal masing-masing partai,” jelasnya.
PKS pun memilih menyerahkan sepenuhnya keputusan soal itu pada masing-masing DPP. Sebab, pilgub menjadi ranah DPP. “Kami serahkan sepenuhnya kepada pimpinan di pusat. Silakan (sesuai) mekanisme kedua partai, saling menghormati. Kami enggak ingin lama-lama berdiskusi karena kerjaan kita (terkait pilgub) masih banyak kan,” tutur Abdul.
(mcm)