Sri Ekowati Budi Rahayu, Masuk Istana berkat Ikan Tongkol
A
A
A
BATAM - Mendapat kesempatan masuk Istana Negara merupakan pengalaman luar biasa bagi rakyat biasa. Apalagi, sehari-hari dia hanya ibu rumah tangga, pekerjaannya mengurus anak dan suami. Namun, perannya sehari-hari di dapur ternyata membawa berkah tersendiri. Ia diundang berkunjung ke Istana, makanannya pun dicicipi Presiden Jokowi.
Bersama puluhan ibu-ibu dan beberapa orang bapak-bapak, pertengahan Juli lalu Sri Ekowati memasak di halaman Engku Putri. Dia mengikuti audisi lomba memasak ikan nusantara.Ingin bertemu Pak Presiden, katanya waktu itu. Sebulan kemudian tepatnya 10 Agustus, Sri Ekowati bertandang ke Jakarta, bertandang ke Istana Negara.
"Semuanya berawal dari lomba masak ikan di Pemko Batam. Di sana saya dapat informasi bagi siapa saja yang ingin menuju Istana dipersilakan daftar," kenang Sri Ekowati.
Wanita kelahiran Yogyakarta 1967 ini pun mendaftar lewat online. Setelah itu dia mengikuti audisi di Batam. Terpilih tiga orang peserta. Orang-orang yang terpilih itu kemudian wajib mendaftar lagi lewat online sekaligus mengirimkan resep menu ikan yang dibuatnya. "Dari beberapa provinsi ada juga yang gugur di sesi ini, syukurlah dari Batam semuanya lolos dan berhak ke Jakarta," tuturnya.
Tiga orang tersebut adalah Sri Ekowati dan Endang Siti Nurani dari Tanjungpiayu, dan Sri Sudaryanti dari Kampung Belian, Batam Kota. "Saya membuat menu lontong singkong tongkol, Bu Endang membuat cendol ikan, serta Bu Sudaryanti membuat lawar ikan," ujar Sri Ekowati.
Sejak berangkat ke Jakarta hingga tanggal 17 Agustus, para pemenang Lomba Masak Ikan Nusantara punya kegiatan yang padat. Mulai dari memasak di salah satu mal di Kemang. Masakan para peserta lalu dicicipi oleh para pengunjung mal. Lalu, mengikuti demo memasak dari para sponsor, talkshow tentang gizi, mengunjungi dapur Istana sekaligus memasak untuk dicicipi Presiden Joko Widodo.
"Memasaknya tanggal 15 Agustus. Bukan hanya Presiden yang makan, tapi juga Menteri Luar Negeri, Menteri Kelautan dan Perikanan, dan Menteri Kesehatan," katanya.
Saat itulah ibu tiga anak ini melihat sendiri seperti ketatnya proses uji makanan untuk Presiden. Ada mesin khusus untuk menguji makanan tersebut. Bahkan, bahan-bahan makanan yang masih mentah saja dicicipi oleh paspampres untuk mengetahui kadar bahan makanan harus benar-benar aman.
Sri Ekowati mengatakan, ia sempat kesulitan menemukan pakis di Jakarta. Padahal menu lontong ikan tongkolnya ketika di Batam disajikan dengan kuah gulai pakis. Akhirnya, Sri berinovasi dengan membuat gulai labu siam campur cumi untuk teman makan lontong.
"Tanggal 16 kami diundang ke Istana. Di sana staf rumah tangga kepresidenan menjelaskan tata cara menyajikan makanan kepada presiden maupun tamu," katanya.
Dari kunjungan ke Istana itu pula, Sri Ekowati jadi tahu Presiden menggemari ikan kakap merah masak saus. Jokowi juga dikatakan staf tersebut tak pernah rewel soal menu makanan yang disiapkan dapur istana.
Penjagaan untuk masuk ke Istana juga super ketat. Pemeriksaan terdiri dari empat lapis. Pengunjung seperti pemenang Lomba Masak Ikan Nusantara tak diperkenankan membawa ponsel ke dalam Istana.
"Tanggal 17 Agustus kami diundang untuk ikut upacara 17-an di Istana. Meliputi upacara penaikan bendera dan upacara penutupan bendera. Rasanya khidmat sekali," kenang Sri Ekowati.
Sri Ekowati mengaku sejak muda dia memang suka memasak. Dulu ibunya juga berjualan nasi, sehingga Sri Ekowati sering melihat proses memasak yang dilakukan ibunya. Setelah menikah, ia memutuskan berhenti bekerja dan menjadi ibu rumah tangga. Karena merasa bisa memasak, Sri Ekowati pun sering ikut lomba memasak PKK.
Kegemarannya memasak pun memunculkan ide-ide resep masakan di kepalanya. Sri Ekowati sering berinovasi menciptakan masakan-masakan berdasarkan ide-ide tersebut. Ia bahkan pernah menulis sekumpulan resep olahan rumput laut.
"Tapi ya karena saya gaptek, kumpulan resep itu saya ketik lalu saya simpan saja. Tak pernah diterbitkan," katanya.
Menu lontong singkong tongkol yang diikutsertakan dalam lomba itu juga berdasarkan idenya sendiri. Berbahan dasar singkong parut lalu dicampur dengan daging tongkol yang sudah dikukus dan dihancurkan. Setelah itu adonan tersebut dicampur dengan tempe yang sudah dikukus lalu dan dipenyet.
"Jadi lontong singkong tongkol itu sudah lengkap gizinya. Ada karbohidratnya, protein hewani, juga protein nabati," katanya.
Pengalaman berkunjung ke Istana hingga kini menyisakan rasa syukur yang dalam di hatinya. Sri Ekowati merasa Allah mengabulkan keinginannya untuk bertemu Presiden Jokowi sekaligus bersilaturahmi dengan orang-orang dari berbagai provinsi yang juga punya passion di bidang memasak.
Bersama puluhan ibu-ibu dan beberapa orang bapak-bapak, pertengahan Juli lalu Sri Ekowati memasak di halaman Engku Putri. Dia mengikuti audisi lomba memasak ikan nusantara.Ingin bertemu Pak Presiden, katanya waktu itu. Sebulan kemudian tepatnya 10 Agustus, Sri Ekowati bertandang ke Jakarta, bertandang ke Istana Negara.
"Semuanya berawal dari lomba masak ikan di Pemko Batam. Di sana saya dapat informasi bagi siapa saja yang ingin menuju Istana dipersilakan daftar," kenang Sri Ekowati.
Wanita kelahiran Yogyakarta 1967 ini pun mendaftar lewat online. Setelah itu dia mengikuti audisi di Batam. Terpilih tiga orang peserta. Orang-orang yang terpilih itu kemudian wajib mendaftar lagi lewat online sekaligus mengirimkan resep menu ikan yang dibuatnya. "Dari beberapa provinsi ada juga yang gugur di sesi ini, syukurlah dari Batam semuanya lolos dan berhak ke Jakarta," tuturnya.
Tiga orang tersebut adalah Sri Ekowati dan Endang Siti Nurani dari Tanjungpiayu, dan Sri Sudaryanti dari Kampung Belian, Batam Kota. "Saya membuat menu lontong singkong tongkol, Bu Endang membuat cendol ikan, serta Bu Sudaryanti membuat lawar ikan," ujar Sri Ekowati.
Sejak berangkat ke Jakarta hingga tanggal 17 Agustus, para pemenang Lomba Masak Ikan Nusantara punya kegiatan yang padat. Mulai dari memasak di salah satu mal di Kemang. Masakan para peserta lalu dicicipi oleh para pengunjung mal. Lalu, mengikuti demo memasak dari para sponsor, talkshow tentang gizi, mengunjungi dapur Istana sekaligus memasak untuk dicicipi Presiden Joko Widodo.
"Memasaknya tanggal 15 Agustus. Bukan hanya Presiden yang makan, tapi juga Menteri Luar Negeri, Menteri Kelautan dan Perikanan, dan Menteri Kesehatan," katanya.
Saat itulah ibu tiga anak ini melihat sendiri seperti ketatnya proses uji makanan untuk Presiden. Ada mesin khusus untuk menguji makanan tersebut. Bahkan, bahan-bahan makanan yang masih mentah saja dicicipi oleh paspampres untuk mengetahui kadar bahan makanan harus benar-benar aman.
Sri Ekowati mengatakan, ia sempat kesulitan menemukan pakis di Jakarta. Padahal menu lontong ikan tongkolnya ketika di Batam disajikan dengan kuah gulai pakis. Akhirnya, Sri berinovasi dengan membuat gulai labu siam campur cumi untuk teman makan lontong.
"Tanggal 16 kami diundang ke Istana. Di sana staf rumah tangga kepresidenan menjelaskan tata cara menyajikan makanan kepada presiden maupun tamu," katanya.
Dari kunjungan ke Istana itu pula, Sri Ekowati jadi tahu Presiden menggemari ikan kakap merah masak saus. Jokowi juga dikatakan staf tersebut tak pernah rewel soal menu makanan yang disiapkan dapur istana.
Penjagaan untuk masuk ke Istana juga super ketat. Pemeriksaan terdiri dari empat lapis. Pengunjung seperti pemenang Lomba Masak Ikan Nusantara tak diperkenankan membawa ponsel ke dalam Istana.
"Tanggal 17 Agustus kami diundang untuk ikut upacara 17-an di Istana. Meliputi upacara penaikan bendera dan upacara penutupan bendera. Rasanya khidmat sekali," kenang Sri Ekowati.
Sri Ekowati mengaku sejak muda dia memang suka memasak. Dulu ibunya juga berjualan nasi, sehingga Sri Ekowati sering melihat proses memasak yang dilakukan ibunya. Setelah menikah, ia memutuskan berhenti bekerja dan menjadi ibu rumah tangga. Karena merasa bisa memasak, Sri Ekowati pun sering ikut lomba memasak PKK.
Kegemarannya memasak pun memunculkan ide-ide resep masakan di kepalanya. Sri Ekowati sering berinovasi menciptakan masakan-masakan berdasarkan ide-ide tersebut. Ia bahkan pernah menulis sekumpulan resep olahan rumput laut.
"Tapi ya karena saya gaptek, kumpulan resep itu saya ketik lalu saya simpan saja. Tak pernah diterbitkan," katanya.
Menu lontong singkong tongkol yang diikutsertakan dalam lomba itu juga berdasarkan idenya sendiri. Berbahan dasar singkong parut lalu dicampur dengan daging tongkol yang sudah dikukus dan dihancurkan. Setelah itu adonan tersebut dicampur dengan tempe yang sudah dikukus lalu dan dipenyet.
"Jadi lontong singkong tongkol itu sudah lengkap gizinya. Ada karbohidratnya, protein hewani, juga protein nabati," katanya.
Pengalaman berkunjung ke Istana hingga kini menyisakan rasa syukur yang dalam di hatinya. Sri Ekowati merasa Allah mengabulkan keinginannya untuk bertemu Presiden Jokowi sekaligus bersilaturahmi dengan orang-orang dari berbagai provinsi yang juga punya passion di bidang memasak.
(zik)