Faith Festival Buktikan Manado Junjung Tinggi Kerukunan dan Toleransi
A
A
A
MANADO - Kota Manado ingin menunjukkan kepada dunia sebagai kota yang menjunjung tinggi toleransi dan kerukunan meskipun berbeda suku, agama, dan ras. Pembuktian ini dilakukan dalam bentuk kegiatan Faith Festival yang sementara digelar sebagai bagian dari event pariwisata Manado Fiesta 2017. Begitu juga dengan kegiatan Thanksgiving atau pengucapan syukur pada Minggu, 10 September 2017.
Selama tiga hari terakhir di Manado, jemaat Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh (GMAHK) menggelar Seminar dan Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR) di Lapangan Sparta Tikala, umat Muslim menyelenggarakan Manado Berdzikir, dan umat Hindu melaksanakan upacara Santhi Puja. Kemudian, jemaat GMIM menggelar Kebaktian Penyegaran Iman di Taman Berkat. Kegiatan dilanjutkan oleh umat Katolik yang melaksanakan Konvensi Daerah (Konvenda) VII Pembauran Karismatik Katolik Regio Makassar, Ambon, dan Manado.
Wali Kota Manado GS Vicky Lumentut mengatakan, Pemkot Manado berupaya untuk menjaga keharmonisan dan saling menghargai kemajemukan serta berbagai perbedaan yang ada di Kota Manado. Pemkot Manado memberikan ruang yang sama kepada seluruh warga Kota Manado tanpa memandang suku, agama, ras dan antargolongan (SARA). “Saya dan pak Wakil Wali Kota Mor Dominus Bastiaan memberikan ruang yang sama kepada seluruh warga Kota Manado tanpa memandang dari agama apa, atau suku apa, atau dari etnis mana. Semuanya diperlakukan sama di kota ini,” kata Wali Kota Manado, Sabtu (9/9/2017).
Menurut dia, dalam Festival Faith yang masuk dalam Manado Fiesta 2017 itu, pihaknya ingin memberikan penegasan bahwa banyak orang yang berdoa untuk Kota Manado. “Biarlah kota ini menjadi berkat bagi banyak orang dan memberkati Indonesia. Karena, banyak orang yang berdoa dalam Festival Faith yang kami laksanakan dalam rangkaian Manado Fiesta,” tandasnya.
Sementara itu, Kabag Humas Kota Manado Steven Runtuwene menjelaskan, tamu-tamu yang datang ke Manado merupakan warga kehormatan Kota Manado. Selaku pemerintah yang juga tuan rumah, Pemkot Manado menjamin keamanan selama mereka berada di Kota Manado. Meski demikian, wajib hukumnya mereka untuk ikut menjaga Kota Manado. Apalagi, menjelang pelaksanaan Thanksgiving atau pengucapan syukur Kota Manado yang akan digelar Minggu 10 September 2017, berbagai persiapan tengah dilakukan seluruh warga.
“Pengucapan di Manado tidak sama dengan yang dilaksanakan masyarakat di Tanah Minahasa. Kita tidak punya hasil bumi yang bisa dipetik atau dipanen. Tetapi kita bersyukur karena Tuhan memberikan kita suasana yang aman dan rukun sehingga warga Kota Manado bisa beraktivitas dengan baik. Selain itu, kita bersyukur karena seluruh kegiatan Manado Fiesta 2017 terselenggara dengan baik pula berkat pertolongan Tuhan Yang Maha Kuasa,” tukasnya.
Selama tiga hari terakhir di Manado, jemaat Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh (GMAHK) menggelar Seminar dan Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR) di Lapangan Sparta Tikala, umat Muslim menyelenggarakan Manado Berdzikir, dan umat Hindu melaksanakan upacara Santhi Puja. Kemudian, jemaat GMIM menggelar Kebaktian Penyegaran Iman di Taman Berkat. Kegiatan dilanjutkan oleh umat Katolik yang melaksanakan Konvensi Daerah (Konvenda) VII Pembauran Karismatik Katolik Regio Makassar, Ambon, dan Manado.
Wali Kota Manado GS Vicky Lumentut mengatakan, Pemkot Manado berupaya untuk menjaga keharmonisan dan saling menghargai kemajemukan serta berbagai perbedaan yang ada di Kota Manado. Pemkot Manado memberikan ruang yang sama kepada seluruh warga Kota Manado tanpa memandang suku, agama, ras dan antargolongan (SARA). “Saya dan pak Wakil Wali Kota Mor Dominus Bastiaan memberikan ruang yang sama kepada seluruh warga Kota Manado tanpa memandang dari agama apa, atau suku apa, atau dari etnis mana. Semuanya diperlakukan sama di kota ini,” kata Wali Kota Manado, Sabtu (9/9/2017).
Menurut dia, dalam Festival Faith yang masuk dalam Manado Fiesta 2017 itu, pihaknya ingin memberikan penegasan bahwa banyak orang yang berdoa untuk Kota Manado. “Biarlah kota ini menjadi berkat bagi banyak orang dan memberkati Indonesia. Karena, banyak orang yang berdoa dalam Festival Faith yang kami laksanakan dalam rangkaian Manado Fiesta,” tandasnya.
Sementara itu, Kabag Humas Kota Manado Steven Runtuwene menjelaskan, tamu-tamu yang datang ke Manado merupakan warga kehormatan Kota Manado. Selaku pemerintah yang juga tuan rumah, Pemkot Manado menjamin keamanan selama mereka berada di Kota Manado. Meski demikian, wajib hukumnya mereka untuk ikut menjaga Kota Manado. Apalagi, menjelang pelaksanaan Thanksgiving atau pengucapan syukur Kota Manado yang akan digelar Minggu 10 September 2017, berbagai persiapan tengah dilakukan seluruh warga.
“Pengucapan di Manado tidak sama dengan yang dilaksanakan masyarakat di Tanah Minahasa. Kita tidak punya hasil bumi yang bisa dipetik atau dipanen. Tetapi kita bersyukur karena Tuhan memberikan kita suasana yang aman dan rukun sehingga warga Kota Manado bisa beraktivitas dengan baik. Selain itu, kita bersyukur karena seluruh kegiatan Manado Fiesta 2017 terselenggara dengan baik pula berkat pertolongan Tuhan Yang Maha Kuasa,” tukasnya.
(mcm)