Wasekjen PDIP dan Kiai Zainuddin Bahas Pentingnya Sinergi Islam-Nasionalis
A
A
A
KEDIRI - Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Al Falah, Ploso, Kediri, KH Zainuddin Jazuli antusias berdiskusi tentang pentingnya sinergi Islam-Nasionalis. Khususnya PDI Perjuangan dan Nahdliyin dalam kebersamaan membangun bangsa dan menjaga ideologi dari rongrongan pihak yang belakangan mulai mengusik Pancasila sebagai dasar negara.
Selain itu, dibahas juga mengenai agenda politik Pilkada Serentak 2018, yang salah satunya Pilgub Jawa Timur.
Diskusi tersebut mengemuka saat Wakil Sekjen PDI Perjuangan Ahmad Basarah sowan ke kediaman KH Zainuddin, di Ploso, Kediri, Kamis malam 7 September 2017.
Basarah yang ditugaskan khusus oleh Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri untuk sowan ke sejumlah kiai sepuh NU di Jatim didampingi Sekjen Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi PDI Perjuangan) Falah Amru dan Ketua DPP Bamusi Nu'man Bashori, serta Ketua DPD PDI Perjuangan Jatim, Kusnadi, dan Bupati Ngawi Budi Sulistyono.
Adapun KH Zainuddin didampingi sejumlah keluarga besarnya di Ponpes Al Falah. Sebelum ke Ponpes Al Falah, Basarah juga sudah sowan ke sejumlah Kiai NU di Ponpes Lirboyo, pimpinan KH Anwar Manshur.
"Baru kali ini ada kunjungan ke sini. Ini kunjungan besar dan penting sekali karena bicara soal hubungan nasionalis dan Islam," kata Kiai Zainuddin Jazuli.
Kiai Zainuddin mengatakan, dalam segala hal di Indonesia khususnya dimana kemerdekaan juga merupakan hasil dari kerja sama kaum kebangsaan dan golongan agama, maka ketika ada kebersamaan akan membuahkan hal yang luar biasa.
Terlebih ketika hubungan dan sinergi itu terjadi antara nasionalis dan NU atau dalam hal ini PDI Perjuangan dan Nahdliyin.
"Marhaen dan Nahdliyin kalau bersama sama pasti adem. Itu keinginan banyak orang sudah dari dulu," ujarnya.
Terkait dengan ancaman ideologi, KH Zainuddin juga menyampaikan apresiasinya karena PDI Perjuangan dan Pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi telah mengeluarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) yang bisa dijadikan payung hukum untuk menindak setiap upaya perongrongan terhadap ideologi bangsa.
Dan sekarang ini, di momentum Pilkada Jawa Timur dimana PDI Perjuangan punya keinginan kuat untuk bersama-sama dengan NU, maka itu menjadi hal yang sangat menggembirakan.
"Sekarang mudah-mudahan kelakon (terlaksana), kami sudah minta Gus Imin (Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar) untuk mencalonkan Gus Ipul. Apalagi ketika PDI Perjuangan juga bisa menyetujui calon yang diusung NU," tuturnya.
Sementara itu, Basarah menyampaikan bahwa selain untuk meminta masukan, pertimbangan, dan aspirasi soal Pilkada Jatim, hal penting yang ditekankan adalah soal bagaimana menyikapi ancaman ideologi yang belakangan ini mulai muncul.
"Kami meyakini, dengan beriringan antara Nasionalis-Islam, antara PDI Perjuangan dan Nahdliyin, dengan bahu-membahu upaya-upaya yang mengancam ideologi bangsa akan mampu diatasi dengan baik ," ungkap Basarah.
Pesan penting lain yang juga disampaikan Basarah dalam pertemuan itu yakni soal masih terus dilakukannya propaganda dan fitnah terhadap Bung Karno, PDI Perjuangan, dan juga terhadap Presiden Jokowi yang dikaitkan dengan PKI dan komunisme.
"Yang sebut Bung Karno komunis dan PDI Perjuangan komunis adalah pihak pihak yang tidak bertanggung jawab. Tuduhan Itu tidak benar sama sekali, fitnah yang amar keji. Mohon para Kiai NU juga membantu untuk meluruskan, kami mohon pak kiyai jangan diam saja kalau Bung Karno dibilang komunis karena Bung Karno sejatinya adalah seorang santri," kata Basarah.
Setelah sowan ke Kiai Zainuddin, Basarah dan rombongan langsung menuju makam KH Chamim Jazuli (Gus Miek). Ulama kharismatik yang merupakan adik dari KH Zainuddin Jazuli semasa hidupnya dikenal sebagai kiai nyeleneh dan dianggap sebagai salah satu Wali Allah. Saat ziarah ke makam Gus Miek, doa dipimpin langsung putra KH Zainuddin Jazuli, Gus Toif.
"Ziarah ke makam Wali Allah dan makam para kiai ini bagian dari doa dan mengharapkan barokah. Gus Miek salah satu Wali Allah, maka sangat penting kita harapkan barokahnya," kata Gus Falah Amru.
Peninggalan ngaji Gus Miek yakni Semakan Alquran dulu diikuti ribuan santri. Dan saat ini ngaji itu masih dilanjutkan putranya, dan juga masih diikuti ribuan santri.
Jadi, dalam kunjungan ke Ponpes Al Falah, sekaligus sowan ke KH Zainuddin Jazuli dan ke makam Wali Allah yang telah wafat yakni Gus Miek.
Selain itu, dibahas juga mengenai agenda politik Pilkada Serentak 2018, yang salah satunya Pilgub Jawa Timur.
Diskusi tersebut mengemuka saat Wakil Sekjen PDI Perjuangan Ahmad Basarah sowan ke kediaman KH Zainuddin, di Ploso, Kediri, Kamis malam 7 September 2017.
Basarah yang ditugaskan khusus oleh Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri untuk sowan ke sejumlah kiai sepuh NU di Jatim didampingi Sekjen Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi PDI Perjuangan) Falah Amru dan Ketua DPP Bamusi Nu'man Bashori, serta Ketua DPD PDI Perjuangan Jatim, Kusnadi, dan Bupati Ngawi Budi Sulistyono.
Adapun KH Zainuddin didampingi sejumlah keluarga besarnya di Ponpes Al Falah. Sebelum ke Ponpes Al Falah, Basarah juga sudah sowan ke sejumlah Kiai NU di Ponpes Lirboyo, pimpinan KH Anwar Manshur.
"Baru kali ini ada kunjungan ke sini. Ini kunjungan besar dan penting sekali karena bicara soal hubungan nasionalis dan Islam," kata Kiai Zainuddin Jazuli.
Kiai Zainuddin mengatakan, dalam segala hal di Indonesia khususnya dimana kemerdekaan juga merupakan hasil dari kerja sama kaum kebangsaan dan golongan agama, maka ketika ada kebersamaan akan membuahkan hal yang luar biasa.
Terlebih ketika hubungan dan sinergi itu terjadi antara nasionalis dan NU atau dalam hal ini PDI Perjuangan dan Nahdliyin.
"Marhaen dan Nahdliyin kalau bersama sama pasti adem. Itu keinginan banyak orang sudah dari dulu," ujarnya.
Terkait dengan ancaman ideologi, KH Zainuddin juga menyampaikan apresiasinya karena PDI Perjuangan dan Pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi telah mengeluarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) yang bisa dijadikan payung hukum untuk menindak setiap upaya perongrongan terhadap ideologi bangsa.
Dan sekarang ini, di momentum Pilkada Jawa Timur dimana PDI Perjuangan punya keinginan kuat untuk bersama-sama dengan NU, maka itu menjadi hal yang sangat menggembirakan.
"Sekarang mudah-mudahan kelakon (terlaksana), kami sudah minta Gus Imin (Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar) untuk mencalonkan Gus Ipul. Apalagi ketika PDI Perjuangan juga bisa menyetujui calon yang diusung NU," tuturnya.
Sementara itu, Basarah menyampaikan bahwa selain untuk meminta masukan, pertimbangan, dan aspirasi soal Pilkada Jatim, hal penting yang ditekankan adalah soal bagaimana menyikapi ancaman ideologi yang belakangan ini mulai muncul.
"Kami meyakini, dengan beriringan antara Nasionalis-Islam, antara PDI Perjuangan dan Nahdliyin, dengan bahu-membahu upaya-upaya yang mengancam ideologi bangsa akan mampu diatasi dengan baik ," ungkap Basarah.
Pesan penting lain yang juga disampaikan Basarah dalam pertemuan itu yakni soal masih terus dilakukannya propaganda dan fitnah terhadap Bung Karno, PDI Perjuangan, dan juga terhadap Presiden Jokowi yang dikaitkan dengan PKI dan komunisme.
"Yang sebut Bung Karno komunis dan PDI Perjuangan komunis adalah pihak pihak yang tidak bertanggung jawab. Tuduhan Itu tidak benar sama sekali, fitnah yang amar keji. Mohon para Kiai NU juga membantu untuk meluruskan, kami mohon pak kiyai jangan diam saja kalau Bung Karno dibilang komunis karena Bung Karno sejatinya adalah seorang santri," kata Basarah.
Setelah sowan ke Kiai Zainuddin, Basarah dan rombongan langsung menuju makam KH Chamim Jazuli (Gus Miek). Ulama kharismatik yang merupakan adik dari KH Zainuddin Jazuli semasa hidupnya dikenal sebagai kiai nyeleneh dan dianggap sebagai salah satu Wali Allah. Saat ziarah ke makam Gus Miek, doa dipimpin langsung putra KH Zainuddin Jazuli, Gus Toif.
"Ziarah ke makam Wali Allah dan makam para kiai ini bagian dari doa dan mengharapkan barokah. Gus Miek salah satu Wali Allah, maka sangat penting kita harapkan barokahnya," kata Gus Falah Amru.
Peninggalan ngaji Gus Miek yakni Semakan Alquran dulu diikuti ribuan santri. Dan saat ini ngaji itu masih dilanjutkan putranya, dan juga masih diikuti ribuan santri.
Jadi, dalam kunjungan ke Ponpes Al Falah, sekaligus sowan ke KH Zainuddin Jazuli dan ke makam Wali Allah yang telah wafat yakni Gus Miek.
(sms)