Dukung Akses Bandara Kertajati, Pembangunan Tol Cisumdawu Terus Digenjot
A
A
A
BANDUNG - Pemerintah menjadwalkan tender konstruksi Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu) seksi I Cileunyi-Rancakalong pada November 2017 mendatang.
Rencana itu sebagai upaya percepatan penyelesaian pembangunan tol yang akan menghubungkanBandung dan Majalengka tersebut.
Langkah itu diambil menyusul informasi dari Satuan Kerja (Satker) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tentang progres pembangunan Tol Cisumdawu Seksi II (Rancakalong-Sumedang) yang makin signifikan.
"Tender seksi I November, agar awal 2018 sudah bisa konstruksi," ungkap Sekretaris Daerah (Sekda) Jawa Barat Iwa Karniwa di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Kamis (7/9/2017).
Menurut Iwa, setelah kontrak kontruksi tersebut diselesaikan, Badan Usaha Jalan Tol akan menjadwalkan penandatanganan kesepakatan pembiayaan (loan agreement).
Pembangunan kontruksi Tol Cisumdawu seksi I ini diperkirakan akan menghabiskan dana hingga Rp2,270 triliun. "Sudah dihitung pula estimasi biaya pengadaan tanah sekitar Rp1,5 triliun," sebut Iwa.
Iwa menerangkan, Tol Cisumdawu seksi I memiliki panjang 11,45 kilometer. Ketersediaan lahannya sendiri kini sudah mencapai 37,43% setelah adanya pembebasan lahan di dua desa sepanjang 1,7 kilometer.
Selain itu, ada pula potensi lahan bebas milik Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) sepanjang 3 kilometer. "Dari lahan dua desa itu saja sudah siap untuk dilaksanakan konstruksi," katanya.
Iwa melanjutkan, di lapangan sendiri, kini tengah dilakukan proses pendaftaran pengukuran peta bidang untuk sisa lahan yang dibutuhkan. Untuk tahap awal, pemerintah menargetkan pengadaan tanah tuntas pertengahan 2018 mendatang.
"Proses konstruksi nantinya juga paralel dengan proses penyelesaian sengketa di lapangan," ujarnya.
Iwa menjelaskan, pembangunan Tol Cisumdawu seksi II menunjukkan progres yang signifikan, khususnya di fase II (Rancakalong-Ciherang) sepanjang 6.35 kilometer.
Per 4 Agustus 2017 lalu, kontruksi fase II Seksi II Tol Cisumdawu sudah mencapai 100%, meski pembebasan lahan masih menyisakan sekitar 2%. "Ini sudah tuntas, nilai kontraknya Rp1,37 triliun," sebut Iwa.
Tantangan terberat pun kini sudah mulai dilalui, yakni pembangunan terowongan sepanjang 400 meter lebih di seksi II fase II.
Pengerjaan terowongan ini kini sudah mencapai 50 meter atau satu tube dari dua tube yang direncanakan. "Target fase II ini ditargetkan bisa selesai pada 2019," tandasnya.
Pihak satker sendiri kini tengah menggenjot sisa lahan yang akan dibebaskan. Selain pengukuran dan penaksiran, dilakukan pula musyawarah dengan warga. Lahan yang tersedia untuk fase ini baru mencapai 61,56%.
"Dari sisi lahan sudah tidak bermasalah, targetnya pengadaan lahan bisa tuntas seluruhnya pada Desember 2017," tandasnya.
Seperti diketahui, Tol Cisumdawu dibangun sebagai akses utama menuju Bandara Kertajati yang ditargetkan mulai beroperasi akhir 2018.
Pembebasan lahan dan kontruksi seksi I dan II sepenuhnya merupakan tanggung jawab pemerintah. Sementara seksi III, IV, V, dan VI merupakan tanggung jawab konsorsium.
Sebelumnya diberitakan, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan meminta pembangunan Tol Cisumdawu dipercepat.
Hal ini demi menunjang proyek Bandar Udara Internasional Jawa Barat di Kertajati, yang saat ini juga tengah dalam pengerjaan.
Dia menginginkan, proyek Bandara Kertajati dan Tol Cisumdawu dapat selesai dalam waktu bersamaan. Bandara Kertajati ditargetkan rampung pada tahun depan.
"Tadi masalah itu saja, lapangan terbang Bandara Kertajati, kan jalan ke Bandung biar sekaligus tuntas gitu. Kemudian semua sudah jalan, masalah percepatan saja," katanya di Kantor Kemenko Bidang Perekonomian, Jakarta, Senin (4/9/2017).
Rencana itu sebagai upaya percepatan penyelesaian pembangunan tol yang akan menghubungkanBandung dan Majalengka tersebut.
Langkah itu diambil menyusul informasi dari Satuan Kerja (Satker) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tentang progres pembangunan Tol Cisumdawu Seksi II (Rancakalong-Sumedang) yang makin signifikan.
"Tender seksi I November, agar awal 2018 sudah bisa konstruksi," ungkap Sekretaris Daerah (Sekda) Jawa Barat Iwa Karniwa di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Kamis (7/9/2017).
Menurut Iwa, setelah kontrak kontruksi tersebut diselesaikan, Badan Usaha Jalan Tol akan menjadwalkan penandatanganan kesepakatan pembiayaan (loan agreement).
Pembangunan kontruksi Tol Cisumdawu seksi I ini diperkirakan akan menghabiskan dana hingga Rp2,270 triliun. "Sudah dihitung pula estimasi biaya pengadaan tanah sekitar Rp1,5 triliun," sebut Iwa.
Iwa menerangkan, Tol Cisumdawu seksi I memiliki panjang 11,45 kilometer. Ketersediaan lahannya sendiri kini sudah mencapai 37,43% setelah adanya pembebasan lahan di dua desa sepanjang 1,7 kilometer.
Selain itu, ada pula potensi lahan bebas milik Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) sepanjang 3 kilometer. "Dari lahan dua desa itu saja sudah siap untuk dilaksanakan konstruksi," katanya.
Iwa melanjutkan, di lapangan sendiri, kini tengah dilakukan proses pendaftaran pengukuran peta bidang untuk sisa lahan yang dibutuhkan. Untuk tahap awal, pemerintah menargetkan pengadaan tanah tuntas pertengahan 2018 mendatang.
"Proses konstruksi nantinya juga paralel dengan proses penyelesaian sengketa di lapangan," ujarnya.
Iwa menjelaskan, pembangunan Tol Cisumdawu seksi II menunjukkan progres yang signifikan, khususnya di fase II (Rancakalong-Ciherang) sepanjang 6.35 kilometer.
Per 4 Agustus 2017 lalu, kontruksi fase II Seksi II Tol Cisumdawu sudah mencapai 100%, meski pembebasan lahan masih menyisakan sekitar 2%. "Ini sudah tuntas, nilai kontraknya Rp1,37 triliun," sebut Iwa.
Tantangan terberat pun kini sudah mulai dilalui, yakni pembangunan terowongan sepanjang 400 meter lebih di seksi II fase II.
Pengerjaan terowongan ini kini sudah mencapai 50 meter atau satu tube dari dua tube yang direncanakan. "Target fase II ini ditargetkan bisa selesai pada 2019," tandasnya.
Pihak satker sendiri kini tengah menggenjot sisa lahan yang akan dibebaskan. Selain pengukuran dan penaksiran, dilakukan pula musyawarah dengan warga. Lahan yang tersedia untuk fase ini baru mencapai 61,56%.
"Dari sisi lahan sudah tidak bermasalah, targetnya pengadaan lahan bisa tuntas seluruhnya pada Desember 2017," tandasnya.
Seperti diketahui, Tol Cisumdawu dibangun sebagai akses utama menuju Bandara Kertajati yang ditargetkan mulai beroperasi akhir 2018.
Pembebasan lahan dan kontruksi seksi I dan II sepenuhnya merupakan tanggung jawab pemerintah. Sementara seksi III, IV, V, dan VI merupakan tanggung jawab konsorsium.
Sebelumnya diberitakan, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan meminta pembangunan Tol Cisumdawu dipercepat.
Hal ini demi menunjang proyek Bandar Udara Internasional Jawa Barat di Kertajati, yang saat ini juga tengah dalam pengerjaan.
Dia menginginkan, proyek Bandara Kertajati dan Tol Cisumdawu dapat selesai dalam waktu bersamaan. Bandara Kertajati ditargetkan rampung pada tahun depan.
"Tadi masalah itu saja, lapangan terbang Bandara Kertajati, kan jalan ke Bandung biar sekaligus tuntas gitu. Kemudian semua sudah jalan, masalah percepatan saja," katanya di Kantor Kemenko Bidang Perekonomian, Jakarta, Senin (4/9/2017).
(nag)