Brimob Sterilkan Lokasi Temuan Benda Mirip Bom Pesawat
A
A
A
KOTAWARINGIN BARAT - Brimob Subden 2 Detasemen Pelopor B Pangkalan Bun, Polda Kalteng langsung mensterilkan lokasi penemuan casing bom pesawat di areal berawa di sekitar pohon nipah, Desa Sungai Bakau, Kecamatan Kumai, Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar).
"Kami sterilkan dulu lokasinya di radius sejauh 1 kilometer dari lokasi penemuan benda yang diduga bom pesawat. Ini demi keamanan warga sekitar," ujar Kasubden 2 Detasemen Pelopor B Pangkalan Bun, Polda Kalteng, AKP Richard setelah melihat benda mirip bom tersebut, Selasa (5/9/2017).
Dia mengatakan, benda tersebut memang awalnya diduga meriam, namun setelah personel Brimob melakukan pengecekan itu bukan meriam. Sebab, dari ketebalan lingkaran benda tersebut sangat tipis, berbeda dengan meriam yang tebal.
"Setelah diukur diameter benda tersebut sekitar 46 centimeter dengan panjang 1,5 meter dengan berat 200 kilogram. Tapi kita juga belum bisa menyimpulkan itu benda apa, kemungkinan besar bom pesawat. Sebab handak (bahan peledak) sudah terpisah dari casingnya dan kita masih mencari handaknya yang lokasinya tak jauh dari penemuan benda yang pertama," katanya.
Rencananya, pada Rabu (6/9/2017) pagi Tim Gegana dari Polda Kalteng akan mengevakuasi benda tersebut menggunakan alat berat dan langsung dibawa ke markas Brimob Pangkalan Bun. "Setelah dibawa ke Mako Brimob akan dilakukan pengecekan lagi dan akan langsung dilakukan disposal (pemusnahan bahan peledak) supaya tidak membahayakan di kemudian hari," pungkas Richard.
Diberitakan sebelumnya, warga Desa Sungai Bakau, Kecamatan Kumai, Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), Kalteng menemukan benda yang diduga bom pesawat sisa perang dunia. Benda yang diduga bom tersebut ditemukan di areal rawa di sekitar pohon nipah, Senin (4/8/2017) sekitar pukul 12.00 WIB.
"Ditemukannya kemarin, namun baru tadi pagi warga Teluk Bogam bernama Anang Patin (50) dan anaknya Akay (25) melaporkan ke Kades Sungai Bakau, Ahmad Yani terkait penemuan benda yang mirip bom pesawat itu. Setelah itu Pak Kades melapor ke Polsek Kumai dan Koramil Kumai," ujar Babinkamtibmas Polsek Kumai Bripka Budi Susilo dan Babinsa Koramil Kumai Sertu Sutarto, Selasa (5/8/2017).
"Kami sterilkan dulu lokasinya di radius sejauh 1 kilometer dari lokasi penemuan benda yang diduga bom pesawat. Ini demi keamanan warga sekitar," ujar Kasubden 2 Detasemen Pelopor B Pangkalan Bun, Polda Kalteng, AKP Richard setelah melihat benda mirip bom tersebut, Selasa (5/9/2017).
Dia mengatakan, benda tersebut memang awalnya diduga meriam, namun setelah personel Brimob melakukan pengecekan itu bukan meriam. Sebab, dari ketebalan lingkaran benda tersebut sangat tipis, berbeda dengan meriam yang tebal.
"Setelah diukur diameter benda tersebut sekitar 46 centimeter dengan panjang 1,5 meter dengan berat 200 kilogram. Tapi kita juga belum bisa menyimpulkan itu benda apa, kemungkinan besar bom pesawat. Sebab handak (bahan peledak) sudah terpisah dari casingnya dan kita masih mencari handaknya yang lokasinya tak jauh dari penemuan benda yang pertama," katanya.
Rencananya, pada Rabu (6/9/2017) pagi Tim Gegana dari Polda Kalteng akan mengevakuasi benda tersebut menggunakan alat berat dan langsung dibawa ke markas Brimob Pangkalan Bun. "Setelah dibawa ke Mako Brimob akan dilakukan pengecekan lagi dan akan langsung dilakukan disposal (pemusnahan bahan peledak) supaya tidak membahayakan di kemudian hari," pungkas Richard.
Diberitakan sebelumnya, warga Desa Sungai Bakau, Kecamatan Kumai, Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), Kalteng menemukan benda yang diduga bom pesawat sisa perang dunia. Benda yang diduga bom tersebut ditemukan di areal rawa di sekitar pohon nipah, Senin (4/8/2017) sekitar pukul 12.00 WIB.
"Ditemukannya kemarin, namun baru tadi pagi warga Teluk Bogam bernama Anang Patin (50) dan anaknya Akay (25) melaporkan ke Kades Sungai Bakau, Ahmad Yani terkait penemuan benda yang mirip bom pesawat itu. Setelah itu Pak Kades melapor ke Polsek Kumai dan Koramil Kumai," ujar Babinkamtibmas Polsek Kumai Bripka Budi Susilo dan Babinsa Koramil Kumai Sertu Sutarto, Selasa (5/8/2017).
(wib)