Sejumlah Warga Papua Nugini Kedapatan Bermukim di Wilayah Perbatasan RI
A
A
A
BOVEN DIGOEL - Sejumlah warga negara Papua Nugini kedapatan bermukim di wilayah perbatasan RI, persisnya di Kampung Benkim, Distrik Waropko, Kabupaten Boven Digoel, Provinsi Papua. Temuan berawal saat personel satuan Tugas Satgas Pengamanan Perbatasan (Pamtas) Yonif 405/SK melaksanakan patroli patok perbatasan RI-PNG MM.7.6 di daerah tersebut, Senin (4/9/2017).
Dalam patroli itu, aparat melakukan pendataan penduduk dengan mengecek satu persatu identitas warga yang dibuktikan dengan Kartu Keluarga (KK) maupun Kartu Tanda Penduduk (KTP).
Pada saat pendataan itulah aparat menemukan beberapa warga negara PNG masih bermukim di wilayah Indonesia, yakni di Kampung Benkim.
Kapten Inf Aris Arifianto, selaku pimpinan patroli patok perbatasan memberikan penjelasan dan pemahaman kepada warga PNG untuk mematuhi hukum tentang kewarganegaraan, dan mengimbau kepada mereka untuk segera kembali ke negaranya.
Disebutkan Aris, patroli dalam rangka menjaga wilayah kedaulatan NKRI di sektor Selatan Papua, itu menempuh jarak 43 Km dari Pos Kalikao Satgas Pamtas Yonif 405/SK.
Medan yang dilalui pun cukup menantang, bahkan tim harus menembus lebatnya hutan, terjalnya bukit dan melintasi derasnya sungai Mal dan Birim. Buruknya cuaca juga menambah sulitnya medan yang dilalui.
Setelah menempuh perjalanan empat hari dengan mengenakan satu-satunya seragam yang melekat di badan serta berbekal logistik seadanya, akhirnya anggota Satgas Pamtas Yonif 405/SK berhasil menemukan patok MM. 7.6 perbatasan negara RI-PNG.
Dalam pelaksanaan patroli patok perbatasan kali ini, tim singgah di Kampung Wamko, Dinggo dan Benkim untuk melaksanakan kegiatan sosial berupa pengobatan dan pemberian bantuan bahan makanan kepada masyarakat setempat.
Komandan Satgas Pamtas Yonif 405/SK Letkol Inf Diantoro menegaskan, patroli pengecekan patok merupakan salah satu tugas pokok yang harus dilaksanakan oleh aparat TNI yang bertugas di wilayah perbatasan. Sambil berpatroli, tim juga ditugaskan untuk memberikan pengobatan dan bantuan makanan kepada masyarakat.
"Ini semua wujud kepedulian sosial anggota TNI terhadap masyarakat yang tinggal di sekitar tapal batas Negara RI-PNG. Khusus bagi masyarakat PNG yang masih tinggal di wilayah Indonesia, memang harus ada solusi bersama untuk memecahkan persoalan tersebut," kata Diantoro.
Dalam patroli itu, aparat melakukan pendataan penduduk dengan mengecek satu persatu identitas warga yang dibuktikan dengan Kartu Keluarga (KK) maupun Kartu Tanda Penduduk (KTP).
Pada saat pendataan itulah aparat menemukan beberapa warga negara PNG masih bermukim di wilayah Indonesia, yakni di Kampung Benkim.
Kapten Inf Aris Arifianto, selaku pimpinan patroli patok perbatasan memberikan penjelasan dan pemahaman kepada warga PNG untuk mematuhi hukum tentang kewarganegaraan, dan mengimbau kepada mereka untuk segera kembali ke negaranya.
Disebutkan Aris, patroli dalam rangka menjaga wilayah kedaulatan NKRI di sektor Selatan Papua, itu menempuh jarak 43 Km dari Pos Kalikao Satgas Pamtas Yonif 405/SK.
Medan yang dilalui pun cukup menantang, bahkan tim harus menembus lebatnya hutan, terjalnya bukit dan melintasi derasnya sungai Mal dan Birim. Buruknya cuaca juga menambah sulitnya medan yang dilalui.
Setelah menempuh perjalanan empat hari dengan mengenakan satu-satunya seragam yang melekat di badan serta berbekal logistik seadanya, akhirnya anggota Satgas Pamtas Yonif 405/SK berhasil menemukan patok MM. 7.6 perbatasan negara RI-PNG.
Dalam pelaksanaan patroli patok perbatasan kali ini, tim singgah di Kampung Wamko, Dinggo dan Benkim untuk melaksanakan kegiatan sosial berupa pengobatan dan pemberian bantuan bahan makanan kepada masyarakat setempat.
Komandan Satgas Pamtas Yonif 405/SK Letkol Inf Diantoro menegaskan, patroli pengecekan patok merupakan salah satu tugas pokok yang harus dilaksanakan oleh aparat TNI yang bertugas di wilayah perbatasan. Sambil berpatroli, tim juga ditugaskan untuk memberikan pengobatan dan bantuan makanan kepada masyarakat.
"Ini semua wujud kepedulian sosial anggota TNI terhadap masyarakat yang tinggal di sekitar tapal batas Negara RI-PNG. Khusus bagi masyarakat PNG yang masih tinggal di wilayah Indonesia, memang harus ada solusi bersama untuk memecahkan persoalan tersebut," kata Diantoro.
(sms)