Tim Wantannas Kunjungi Perbatasan NTT-Timor Leste
A
A
A
KUPANG - Tim Kajian Daerah Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan Nasional (Wantannas) dipimpin Mayjen TNI Aris Martono Haryadi mengunjungi beberapa daerah di Nusa Tenggara Timur (NTT) yang berbatasan dengan Distrik Oekusi Timor Leste. Daerah yang dikunjungi, antara lain Mota'ain di Belu, Wini di Timor Tengah Utara, Malaka, dan Kupang.
Kunjungan tersebut untuk mendapatkan masukan atau pengumpulan data serta informasi tentang ideologi, politik, sosial budaya dan pertahanan keamanan atau Ipoleksosbud-Hankam. Kemudian dijadikan sebagai menjadi bahan masukan atau kajian yang akan dilaporkan kepada Presiden RI.
"Kami datang ke wilayah Nusa Tenggara Timur untuk melihat situasi perbatasan dan sudah mengunjungi wilayah Mota'ain Belu, Malaka dan Timor Tengah Utara. Ini terkait dengan pengumpulan data serta informasi tentang Ipoleksosbud Hankam yang nantinya semua masukan akan menjadi kajian bagi Dewan Ketahanan Nasional," kata Mayjen TNI Aris Martono Haryadi di Kupang, Kamis (31/8/2017).
Tim Watannas juga sempat berkunjung ke Markas Korem 161/Wira Sakti, Kupang. Pada kesempatan tersebut, Tim mendapat masukan tentang kondisi wilayah perbatasan dari Danrem 161/Wira Sakti, Brigjen TNI Teguh Muji Angkasa.
Danrem menyampaikan tentang tentang tugas dan fungsi 13 Kodim dalam pelaksanaan tugas ke wilayahan dalam rangka pembinaan teritorial atau Binter. Terkait tugas Pamtas RI-RDTL, saat ini ada dua Satgas Pamtas setingkat Batalion yang melaksanakan penugasan di perbatasan, yaitu Yonif 712/Wiratama di Sektor Timur dan Yonif 742/Satya Wira Yudha di Sektor Barat.
Untuk pengamanan dua pulau terluar, yaitu Pulau Batek dan Pulau Ndana dijaga oleh satuan gabungan dari TNI AD Yonif Raider Khusus 744/Satya Yudha Bhakti dan TNI AL Yonif 5 Marinir Surabaya. Hal menonjol yang dijelaskan Danrem terkait perbatasan RI-RDTL adalah masalah Unresolved Segment dan Unsurveyed Segment yang masih membutuhkan penyelesaian kedua belah pihak.
Kunjungan tersebut untuk mendapatkan masukan atau pengumpulan data serta informasi tentang ideologi, politik, sosial budaya dan pertahanan keamanan atau Ipoleksosbud-Hankam. Kemudian dijadikan sebagai menjadi bahan masukan atau kajian yang akan dilaporkan kepada Presiden RI.
"Kami datang ke wilayah Nusa Tenggara Timur untuk melihat situasi perbatasan dan sudah mengunjungi wilayah Mota'ain Belu, Malaka dan Timor Tengah Utara. Ini terkait dengan pengumpulan data serta informasi tentang Ipoleksosbud Hankam yang nantinya semua masukan akan menjadi kajian bagi Dewan Ketahanan Nasional," kata Mayjen TNI Aris Martono Haryadi di Kupang, Kamis (31/8/2017).
Tim Watannas juga sempat berkunjung ke Markas Korem 161/Wira Sakti, Kupang. Pada kesempatan tersebut, Tim mendapat masukan tentang kondisi wilayah perbatasan dari Danrem 161/Wira Sakti, Brigjen TNI Teguh Muji Angkasa.
Danrem menyampaikan tentang tentang tugas dan fungsi 13 Kodim dalam pelaksanaan tugas ke wilayahan dalam rangka pembinaan teritorial atau Binter. Terkait tugas Pamtas RI-RDTL, saat ini ada dua Satgas Pamtas setingkat Batalion yang melaksanakan penugasan di perbatasan, yaitu Yonif 712/Wiratama di Sektor Timur dan Yonif 742/Satya Wira Yudha di Sektor Barat.
Untuk pengamanan dua pulau terluar, yaitu Pulau Batek dan Pulau Ndana dijaga oleh satuan gabungan dari TNI AD Yonif Raider Khusus 744/Satya Yudha Bhakti dan TNI AL Yonif 5 Marinir Surabaya. Hal menonjol yang dijelaskan Danrem terkait perbatasan RI-RDTL adalah masalah Unresolved Segment dan Unsurveyed Segment yang masih membutuhkan penyelesaian kedua belah pihak.
(wib)