Istana Maimun Dipilih Jadi Ikon Kota Medan
A
A
A
MEDAN - Istana Maimun yang dibangun oleh Sultan Deli, Sultan Mahmud Al Rasyid pada 26 Agustus 1888 dan selesai pada 18 Mei 1891, dipilih menjadi ikon Kota Medan. Ikon tersebut didesain penuh warna untuk menunjukkan Kota Medan merupakan kota multietnis. Pemilihan ikon tersebut dilaunching oleh Wali Kota Medan, Dzulmi Eldin di Ballroom Adimulia Hotel Medan, Selasa (29/8/2017).
“Kami berharap dengan melaunching ikon ini bisa menyampaikan branding kota kita. Sehingga para penggiat pariwisata bisa memasarkan kota kita ini dengan adanya ikon kita, karena saat ini kita sudah memiliki city branding sendiri,” ujar Dzulmi Eldin.
Eldin mengapresiasi atas launching ikon Kota Medan ini karena pemasaran tidak terlepas dengan persaingan, termasuk sebuah kota. Guna mendapatkan kepercayaan sebagai kota yang baik dalam aspek tertentu sangat bergantung bagaimana city branding dibuat dan disampaikan sebagai kekuatan kompetisi dan relevansi dari kota yang bersangkutan.
Launching ini ditandai dengan penekanan tombol yang dilakukan Wali kota didampingi unsur FKPD Kota Medan. Setelah itu para penari berkumpul membawakan sejumlah ornamen sehingga membentuk ikon Kota Medan yang melambangkan Istana Maimun, daun tembakau, serta tulisan Medan Rumah Kita.
Sebelumnya Kadis Pariwisata Kota Medan, Agus Suriyono dalam laporannya menjelaskan, ikon Kota Medan merupakan pemenang dari lomba ikon bertemakan Heritage Kota Medan mulai 12 sampai 26 Juli yang melibatkan seluruh lapisan masyarakat. Setelah itu dilanjutkan penjurian oleh unsur akademisi, praktisi, media, asosiasi pariwisata, dan fotografer serta Pemko Medan.
Setelah melalui penilaian, Agus mengatakan dewan juri kemudian menetapkan satu pemenang lomba ikon Kota Medan 2017 yang diumumkan di Santika Dyandra Hotel pada Senin 7 Agustus 2017. “Hari ini ikon yang terpilih itu ditetapkan secera resmi menjadi ikon Kota Medan oleh Bapak Wali kota,” jelas Agus.
Agus menjelaskan, ikon ini diperlukan karena Kota Medan butuh identitas seperti predikat Paris Van Sumatera pada zaman dahulu. Ditambah lagi Kota Medan memiliki potensi yang besar dalam pengembangan industri pariwisata dan sudah menajdi destinasi wisata di Indonesia dengan simbol budaya, sejarah dan kelezatan kulinernya.
Di tempat yang sama, pemerhati pariwisata di Medan, Solahuddin Nasution mengatakan launching ikon kota Medan ini dinilainya sangat baik. Sebab, dengan adanya ikon kota Medan, maka orang akan lebih mengenal kota Medan.
“Ikon ini merupakan instrumen dalam upaya untuk pemasaran sebuah kota, sehingga diharapkan bisa menjadi penetrasi pasar. Dengan begitu, jika orang menyebut kota Medan orang harus datang ke Istana Maimun. Begitu juga seperti bukit tinggi dengan ikonnya jam gadang,” ujarnya.
“Kami berharap dengan melaunching ikon ini bisa menyampaikan branding kota kita. Sehingga para penggiat pariwisata bisa memasarkan kota kita ini dengan adanya ikon kita, karena saat ini kita sudah memiliki city branding sendiri,” ujar Dzulmi Eldin.
Eldin mengapresiasi atas launching ikon Kota Medan ini karena pemasaran tidak terlepas dengan persaingan, termasuk sebuah kota. Guna mendapatkan kepercayaan sebagai kota yang baik dalam aspek tertentu sangat bergantung bagaimana city branding dibuat dan disampaikan sebagai kekuatan kompetisi dan relevansi dari kota yang bersangkutan.
Launching ini ditandai dengan penekanan tombol yang dilakukan Wali kota didampingi unsur FKPD Kota Medan. Setelah itu para penari berkumpul membawakan sejumlah ornamen sehingga membentuk ikon Kota Medan yang melambangkan Istana Maimun, daun tembakau, serta tulisan Medan Rumah Kita.
Sebelumnya Kadis Pariwisata Kota Medan, Agus Suriyono dalam laporannya menjelaskan, ikon Kota Medan merupakan pemenang dari lomba ikon bertemakan Heritage Kota Medan mulai 12 sampai 26 Juli yang melibatkan seluruh lapisan masyarakat. Setelah itu dilanjutkan penjurian oleh unsur akademisi, praktisi, media, asosiasi pariwisata, dan fotografer serta Pemko Medan.
Setelah melalui penilaian, Agus mengatakan dewan juri kemudian menetapkan satu pemenang lomba ikon Kota Medan 2017 yang diumumkan di Santika Dyandra Hotel pada Senin 7 Agustus 2017. “Hari ini ikon yang terpilih itu ditetapkan secera resmi menjadi ikon Kota Medan oleh Bapak Wali kota,” jelas Agus.
Agus menjelaskan, ikon ini diperlukan karena Kota Medan butuh identitas seperti predikat Paris Van Sumatera pada zaman dahulu. Ditambah lagi Kota Medan memiliki potensi yang besar dalam pengembangan industri pariwisata dan sudah menajdi destinasi wisata di Indonesia dengan simbol budaya, sejarah dan kelezatan kulinernya.
Di tempat yang sama, pemerhati pariwisata di Medan, Solahuddin Nasution mengatakan launching ikon kota Medan ini dinilainya sangat baik. Sebab, dengan adanya ikon kota Medan, maka orang akan lebih mengenal kota Medan.
“Ikon ini merupakan instrumen dalam upaya untuk pemasaran sebuah kota, sehingga diharapkan bisa menjadi penetrasi pasar. Dengan begitu, jika orang menyebut kota Medan orang harus datang ke Istana Maimun. Begitu juga seperti bukit tinggi dengan ikonnya jam gadang,” ujarnya.
(wib)