Golkar Bandung Bisa Survei Ulang Balon Cawalkot Nurul Arifin-Yossi Irianto
A
A
A
BANDUNG - DPD Partai Golkar Kota Bandung akan melakukan survei ulang terhadap dua bakal calon wali kota yang akan diusung dalam Pilkada Serentak 2018, mendatang.
Survei ulang itu bisa dilakukan jika hasil penelitian terhadap dua kader Golkar yang akan maju sebagai calon wali kota (cawalkot) Bandung yakni Nurul Arifin dan Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bandung Yossi Irianto terjadi kejanggalan.
Sebab, masing-masing kader yang bakal maju dari Golkar mengklaim saling unggul popularitas dan elektabilitas berdasarkan hasil lembaga survei.
Ketua DPD Partai Golkar Kota Bandung Deden Hidayat mengatakan, DPD membutuhkan hasil survei yang akurat untuk segera dilaporkan ke tingkat Jabar dan DPP.
Hasil akurat ini akan digunakan DPP dalam menentukan siapa figur yang akan diusung maju di Pilkada Kota Bandung 2018,mendatang.
Deden menyebutkan, DPD Golkar Bandung belum menerima secara resmi laporan dari dua lemba survei yang melakukan penelitian terhadap Nurul Arifin dan Yossi Irianto.
"Sekarang sih kami belum terima. Nanti tim verifikasi akan melakukan pemeriksaan. Jika, memang ditemukan kejanggalan, kami bisa melakukan survei ulang," kata Deden di Kantor DPD Golkar Bandung, Jalan Pelajar Pejuang, Kota Bandung, Senin (28/8/2017).
Dia menyebutkan, keputusan untuk melakukan survei ulang ini bisa ditentukan dalam waktu satu atau dua hari kedepan. Sebab, kata dia, DPD Golkar Kota Bandung harus segera menyerahkan hasil survei pada September, nanti.
"Jika memang diputuskan harus survei ulang maka akan segera dilakukan dalam waktu 1-2 hari. Karena, kami dideadline DPP hingga akhir September untuk segera menyerahkan hasil agar bisa diputuskan siapa yang diusung," ujar dia.
Deden mengungkapkan jika keputusan tim verifikasi mengharuskan melakukan survei ulang maka DPD Partai Golkar akan melibatkan kelompok akademisi.
Menurut dia, dilibatkannya akademis ini untuk melihat dimana titik perbedaan hasil survei yang diklaim masing-masing bakal calon.
"Kami masih kaji dan akan libatkan akademisi untuk melihat dimana titik perbedaannya," ungkap Deden.
Seperti diketahui, bakal calon Wali Kota Bandung Nurul Arifin merasa kian percaya diri setelah keluar hasil survei elektabilitas dan popularitasnya yang digelar Partai Golkar.
Dia yakin hasil survei tersebut merupakan gambaran riil popularitas dan elektabilitasnya. Bahkan, surveibyang dilakukan partainya bukan skala internal tetapi nasional.
"Ini merupakan bukti efektivitas kami turun ke warga.Jadi ada hasilnya, yang belakangan saya genjot ada hasilnya," ujar dia.
-
Survei ulang itu bisa dilakukan jika hasil penelitian terhadap dua kader Golkar yang akan maju sebagai calon wali kota (cawalkot) Bandung yakni Nurul Arifin dan Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bandung Yossi Irianto terjadi kejanggalan.
Sebab, masing-masing kader yang bakal maju dari Golkar mengklaim saling unggul popularitas dan elektabilitas berdasarkan hasil lembaga survei.
Ketua DPD Partai Golkar Kota Bandung Deden Hidayat mengatakan, DPD membutuhkan hasil survei yang akurat untuk segera dilaporkan ke tingkat Jabar dan DPP.
Hasil akurat ini akan digunakan DPP dalam menentukan siapa figur yang akan diusung maju di Pilkada Kota Bandung 2018,mendatang.
Deden menyebutkan, DPD Golkar Bandung belum menerima secara resmi laporan dari dua lemba survei yang melakukan penelitian terhadap Nurul Arifin dan Yossi Irianto.
"Sekarang sih kami belum terima. Nanti tim verifikasi akan melakukan pemeriksaan. Jika, memang ditemukan kejanggalan, kami bisa melakukan survei ulang," kata Deden di Kantor DPD Golkar Bandung, Jalan Pelajar Pejuang, Kota Bandung, Senin (28/8/2017).
Dia menyebutkan, keputusan untuk melakukan survei ulang ini bisa ditentukan dalam waktu satu atau dua hari kedepan. Sebab, kata dia, DPD Golkar Kota Bandung harus segera menyerahkan hasil survei pada September, nanti.
"Jika memang diputuskan harus survei ulang maka akan segera dilakukan dalam waktu 1-2 hari. Karena, kami dideadline DPP hingga akhir September untuk segera menyerahkan hasil agar bisa diputuskan siapa yang diusung," ujar dia.
Deden mengungkapkan jika keputusan tim verifikasi mengharuskan melakukan survei ulang maka DPD Partai Golkar akan melibatkan kelompok akademisi.
Menurut dia, dilibatkannya akademis ini untuk melihat dimana titik perbedaan hasil survei yang diklaim masing-masing bakal calon.
"Kami masih kaji dan akan libatkan akademisi untuk melihat dimana titik perbedaannya," ungkap Deden.
Seperti diketahui, bakal calon Wali Kota Bandung Nurul Arifin merasa kian percaya diri setelah keluar hasil survei elektabilitas dan popularitasnya yang digelar Partai Golkar.
Dia yakin hasil survei tersebut merupakan gambaran riil popularitas dan elektabilitasnya. Bahkan, surveibyang dilakukan partainya bukan skala internal tetapi nasional.
"Ini merupakan bukti efektivitas kami turun ke warga.Jadi ada hasilnya, yang belakangan saya genjot ada hasilnya," ujar dia.
-
(sms)