Bangun TPA Regional, Sulut Butuh Investor Asing
A
A
A
MANADO - Pemerintah provinsi (Pemprov) Sulut gencar mencari investor asing untuk menggarap tempat pembuangan akhir (TPA) sampah berskala regional. TPA tersebut menurut Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Sulut Steve Kepel, direncanakan akan dibangun di Desa Ilo-ilo, Kecamatan Wori, Minahasa Utara (Minut).
“Pemerintah membutuhkan investor asing untuk membangun TPA ini. Dibutuhkan investasi sekitar Rp1 triliun. Jadi kami baru tawarin ke investor luar,”ujarnya, Senin (28/08/2017).
Lokasi pembuangan sampah terbesar ini, nantinya dibangun di atas lahan seluas 5 hektare, digunakan untuk menampung sisa-sisa sampah dari Kota Manado dan Kota Bitung, serta area lainnya di Sulut.
TPA itu dipastikan bakal membantu masalah sampah di Kota Manado, khususnya, yang sudah sejak lama butuh penanggulangan, apalagi Sulut sedang gencar ingin jadi destinasi wisata unggulan.
Menurut juru bicara Pemprov Sulut, Roy RL Saroinsong, memang saat ini Gubernur Sulut Olly Dondokambey terus meminta pihak asing untuk berinvestasi di Sulut.
Sebab bukan hanya TPA yang akan dikembangkan tapi beberapa proyek investasi strategis lain yang mendukung sektor pariwisata juga ditawarkan ke pihak investor dan itu sudah berjalan. “Silahkan secara detail bisa meminta ke kadis penanaman modal agar lebih valid dan komprehensif,” katanya.
Namun, kata dia, proyek seperti pengembangan listrik tenaga panas bumi (Geothermal) berpotensi 918 Megawatt dengan nilai investasi diperkirakan sebesar US1.8 juta, listrik tenaga surya untuk 3 kabupaten kepulauan dan daerah terpencil serta daerah pariwisata di pulau-pulau yang membutuhkan listrik, khususnya berbasis tenaga surya memang dibutuhkan penanam modal asing.
“Karena itu pak gubernur dan wagub selalu mempromosikan potensi investasi itu ke pihak asing,” timpalnya.
Sementara kembali ke soal TPA, dalam perencanaan yang telah dipaparkan pihak konsultan perencana, pengelolaan TPA regional nantinya bisa dikembangkan menjadi pembangkit listrik.
Sampai saat ini, sudah ada investor China dan Denmark yang bersedia kerjasama menyediakan alat pengolah sampah.
“Pemerintah membutuhkan investor asing untuk membangun TPA ini. Dibutuhkan investasi sekitar Rp1 triliun. Jadi kami baru tawarin ke investor luar,”ujarnya, Senin (28/08/2017).
Lokasi pembuangan sampah terbesar ini, nantinya dibangun di atas lahan seluas 5 hektare, digunakan untuk menampung sisa-sisa sampah dari Kota Manado dan Kota Bitung, serta area lainnya di Sulut.
TPA itu dipastikan bakal membantu masalah sampah di Kota Manado, khususnya, yang sudah sejak lama butuh penanggulangan, apalagi Sulut sedang gencar ingin jadi destinasi wisata unggulan.
Menurut juru bicara Pemprov Sulut, Roy RL Saroinsong, memang saat ini Gubernur Sulut Olly Dondokambey terus meminta pihak asing untuk berinvestasi di Sulut.
Sebab bukan hanya TPA yang akan dikembangkan tapi beberapa proyek investasi strategis lain yang mendukung sektor pariwisata juga ditawarkan ke pihak investor dan itu sudah berjalan. “Silahkan secara detail bisa meminta ke kadis penanaman modal agar lebih valid dan komprehensif,” katanya.
Namun, kata dia, proyek seperti pengembangan listrik tenaga panas bumi (Geothermal) berpotensi 918 Megawatt dengan nilai investasi diperkirakan sebesar US1.8 juta, listrik tenaga surya untuk 3 kabupaten kepulauan dan daerah terpencil serta daerah pariwisata di pulau-pulau yang membutuhkan listrik, khususnya berbasis tenaga surya memang dibutuhkan penanam modal asing.
“Karena itu pak gubernur dan wagub selalu mempromosikan potensi investasi itu ke pihak asing,” timpalnya.
Sementara kembali ke soal TPA, dalam perencanaan yang telah dipaparkan pihak konsultan perencana, pengelolaan TPA regional nantinya bisa dikembangkan menjadi pembangkit listrik.
Sampai saat ini, sudah ada investor China dan Denmark yang bersedia kerjasama menyediakan alat pengolah sampah.
(sms)