Golkar Pimpin Koalisi Usung Tengku Erry-Ngogesa di Pilgubsu
A
A
A
MEDAN - Partai Golkar memimpin koalisi dalam pencalonan gubernur dan wakil gubernur Sumut dalam Pilgub 2018 mendatang dengan mengusung Tengku Erry dan Ngogesa Sitepu sebagai bakal calon. Seperti diketahui saat ini Partai Golkar di DPRD Sumut hanya memiliki 17 kursi, belum memenuhi aturan PKPU Pasal 5
Ayat 2 yang mensyaratkan partai politik atau gabungan partai politik bisa mencalonkan jika punya paling sedikit 20% kursi di DPRD, atau 25% dari akumulasi perolehan suara sah di Pileg terakhir.
Dikarenakan hingga saat ini Partai Golkar di DPRD Sumut hanya 17 kursi atau kurang dari syarat yang ditetapkan 20% dari jumlah total 100 kursi. Dengan begitu, partai golkar harus menggandeng partai lain untuk mengusung Erry-Ngogesa.
“Golkar merupakan partai tengah yang ingin membangun koalisi besar, oleh karenanya Golkar akan memimpin koalisi ini dan kami berharap partai lain mau berkoalisi,” ujar Sekretaris DPD Partai Golkar Sumut, Irham Buana Nasution dalam konferensi pers terkait pengusungan Tengku Erry Nuradi dan Ngogesa Sitepu untuk Pilgub Sumut, di Medan, Rabu (23/8/2017).
Lebih lanjut dijelaskan Irham, pihaknya siap menjajaki koalisi dengan dua partai yang sebelumnya sudah menyatakan dukungan terhadap Tengku Erry Nuradi yakni PKB dan PKPI. Selain itu, pihaknya juga akan menjajaki koalisi dengan partai lainnya seperti NasDem dan PPP.
Irham juga menyebutkan, Golkar dalam koalisi ini tetap berkomitmen untuk mengusung Erry-Ngogesa. Oleh karena itu, Irham menegaskan agar partai yang ingin berkoalisi untuk mempertimbangkan komitmen partai Golkar tersebut.
“Makanya kita lebih cepat mensosialisasikan keputusan DPP partai Golkar untuk mengusung Tengku Erry Nuradi dan Ngogesa ini sehingga untuk partai politik lain yang ingin berkoalisi dengan Golkar, tentu mereka akan memiliki pertimbangan,” jelas Irham.
Dalam kesempatan itu, Irham juga menyatakan kalau partai Golkar berkomitmen memenangkan 65 persen Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di Indonesia yang akan dilaksanakan serentak pada 2018 mendatang.
Khusus untuk di Sumatera Utara, partai berlambang pohon beringin tersebut akan memenangkan seluruhnya yakni 8 Pilkada kabupaten kota dan satu Pilkada provinsi.
"Golkar sudah berkomitmen, dari 171 Pilkada provinsi kabupaten kota di Indonesia, kita akan menangkan 65 persen Pilkada. Dan untuk Sumut kita akan menangkan seluruhnya," tegas Irham.
Irham mengungkapkan, dalam memenuhi target itu, Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar memiliki strategi pemenangan, salah satunya mengusung calon yang punya kemungkinan besar untuk menang. Salah satunya adalah Tengku Erry Nuradi yang diyakini partai Golkar dapat memenangkan Pemilihan Gubernur Sumut.
"Dari berbagai survei, pasangan ini cukup dominan dari pasangan lain. Karena Tengku Erry adalah incumbent, memiliki elektabilitas dan SDM tinggi. Pak Ngogesa adalah Ketua Golkar Sumut, Bupati Langkat dua periode, punya basis massa militan," kata Irham.
Selain itu, kata Irham, sisi lain diusungnya Tengku Erry sebagai calon gubernur Sumut, karena berkaca dari dua kali kegagalan Golkar dalam Pilkada Sumut 2008 dan 2013 lalu. "Kita akan sosialisasikan ke seluruh kader dan masyarakat untuk memenangkan Golkar di Sumut,” ungkap Irham.
Di tempat terpisah, pengamat pemerintahan dari USU, Agus Suryadi mengatakan, keputusan yang cepat dilakukan partai Golkar dalam mengusung Tengku Erry- Ngogesa dalam Pilgubsu merupakan strategi yang baik.
“Ini strategi Golkar yang baik, di tengah partai lain masih kelimpungan mencari calon untuk pilgubsu, Golkar sudah mengumumkannya. Tentu ini akan terbangun image untuk Erry-Ngogesa. Image ini akan mempermudah Golkar dan timnya untuk mengatur strategi, apalagi elaktabilitas Tengku Erry juga masih memiliki nilai jual yang luar biasa,” ujar Agus.
Terkait Koalisi yang akan dibangun Golkar, hal ini tentu kata Agus partai politik lain harus mengikuti pasangan calon yang diusung oleh Golkar, inilah strategi Golkar karena mereka sudah lebih dulu mengumumkan dan mensosialisasikannya.
"Kalau kita lihat Golkar dengan partai yang sudah menyatakan diri mendukung Tengku Erry seperti PKPI dan PKB tentu sudah kuat. Namun, kalau kita lihat saat ini Tengku Erry kan di NasDem. Harusnya NasDem juga mendukung beliau sebagai kandidat gubernur Sumut. Kalau Nasdem tidak mendukung Tengku Erry itu tandanya Nasdem tidak mengakui beliau sebagai ketua DPD Nasdem Sumut,” papar Agus.
Artinya, lanjut Agus kalau hal itu terjadi, NasDem menolak koalisi maka berpulang kepada Tengku Erry Nuradi untuk tetap bertahan di NasDem atau memilih kembali ke pangkuan ibu yakni ke partai Golkar. Sebab, seharusnya kalau NasDem sudah mengangkat Tengku Erry menjadi ketua DPD Sumut harusnya NasDem mendukung Tengku Erry untuk maju dalam Pilgub Sumut.
Ayat 2 yang mensyaratkan partai politik atau gabungan partai politik bisa mencalonkan jika punya paling sedikit 20% kursi di DPRD, atau 25% dari akumulasi perolehan suara sah di Pileg terakhir.
Dikarenakan hingga saat ini Partai Golkar di DPRD Sumut hanya 17 kursi atau kurang dari syarat yang ditetapkan 20% dari jumlah total 100 kursi. Dengan begitu, partai golkar harus menggandeng partai lain untuk mengusung Erry-Ngogesa.
“Golkar merupakan partai tengah yang ingin membangun koalisi besar, oleh karenanya Golkar akan memimpin koalisi ini dan kami berharap partai lain mau berkoalisi,” ujar Sekretaris DPD Partai Golkar Sumut, Irham Buana Nasution dalam konferensi pers terkait pengusungan Tengku Erry Nuradi dan Ngogesa Sitepu untuk Pilgub Sumut, di Medan, Rabu (23/8/2017).
Lebih lanjut dijelaskan Irham, pihaknya siap menjajaki koalisi dengan dua partai yang sebelumnya sudah menyatakan dukungan terhadap Tengku Erry Nuradi yakni PKB dan PKPI. Selain itu, pihaknya juga akan menjajaki koalisi dengan partai lainnya seperti NasDem dan PPP.
Irham juga menyebutkan, Golkar dalam koalisi ini tetap berkomitmen untuk mengusung Erry-Ngogesa. Oleh karena itu, Irham menegaskan agar partai yang ingin berkoalisi untuk mempertimbangkan komitmen partai Golkar tersebut.
“Makanya kita lebih cepat mensosialisasikan keputusan DPP partai Golkar untuk mengusung Tengku Erry Nuradi dan Ngogesa ini sehingga untuk partai politik lain yang ingin berkoalisi dengan Golkar, tentu mereka akan memiliki pertimbangan,” jelas Irham.
Dalam kesempatan itu, Irham juga menyatakan kalau partai Golkar berkomitmen memenangkan 65 persen Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di Indonesia yang akan dilaksanakan serentak pada 2018 mendatang.
Khusus untuk di Sumatera Utara, partai berlambang pohon beringin tersebut akan memenangkan seluruhnya yakni 8 Pilkada kabupaten kota dan satu Pilkada provinsi.
"Golkar sudah berkomitmen, dari 171 Pilkada provinsi kabupaten kota di Indonesia, kita akan menangkan 65 persen Pilkada. Dan untuk Sumut kita akan menangkan seluruhnya," tegas Irham.
Irham mengungkapkan, dalam memenuhi target itu, Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar memiliki strategi pemenangan, salah satunya mengusung calon yang punya kemungkinan besar untuk menang. Salah satunya adalah Tengku Erry Nuradi yang diyakini partai Golkar dapat memenangkan Pemilihan Gubernur Sumut.
"Dari berbagai survei, pasangan ini cukup dominan dari pasangan lain. Karena Tengku Erry adalah incumbent, memiliki elektabilitas dan SDM tinggi. Pak Ngogesa adalah Ketua Golkar Sumut, Bupati Langkat dua periode, punya basis massa militan," kata Irham.
Selain itu, kata Irham, sisi lain diusungnya Tengku Erry sebagai calon gubernur Sumut, karena berkaca dari dua kali kegagalan Golkar dalam Pilkada Sumut 2008 dan 2013 lalu. "Kita akan sosialisasikan ke seluruh kader dan masyarakat untuk memenangkan Golkar di Sumut,” ungkap Irham.
Di tempat terpisah, pengamat pemerintahan dari USU, Agus Suryadi mengatakan, keputusan yang cepat dilakukan partai Golkar dalam mengusung Tengku Erry- Ngogesa dalam Pilgubsu merupakan strategi yang baik.
“Ini strategi Golkar yang baik, di tengah partai lain masih kelimpungan mencari calon untuk pilgubsu, Golkar sudah mengumumkannya. Tentu ini akan terbangun image untuk Erry-Ngogesa. Image ini akan mempermudah Golkar dan timnya untuk mengatur strategi, apalagi elaktabilitas Tengku Erry juga masih memiliki nilai jual yang luar biasa,” ujar Agus.
Terkait Koalisi yang akan dibangun Golkar, hal ini tentu kata Agus partai politik lain harus mengikuti pasangan calon yang diusung oleh Golkar, inilah strategi Golkar karena mereka sudah lebih dulu mengumumkan dan mensosialisasikannya.
"Kalau kita lihat Golkar dengan partai yang sudah menyatakan diri mendukung Tengku Erry seperti PKPI dan PKB tentu sudah kuat. Namun, kalau kita lihat saat ini Tengku Erry kan di NasDem. Harusnya NasDem juga mendukung beliau sebagai kandidat gubernur Sumut. Kalau Nasdem tidak mendukung Tengku Erry itu tandanya Nasdem tidak mengakui beliau sebagai ketua DPD Nasdem Sumut,” papar Agus.
Artinya, lanjut Agus kalau hal itu terjadi, NasDem menolak koalisi maka berpulang kepada Tengku Erry Nuradi untuk tetap bertahan di NasDem atau memilih kembali ke pangkuan ibu yakni ke partai Golkar. Sebab, seharusnya kalau NasDem sudah mengangkat Tengku Erry menjadi ketua DPD Sumut harusnya NasDem mendukung Tengku Erry untuk maju dalam Pilgub Sumut.
(sms)