Kirab Gunungan Sedekah Bumi di Pantura Demak Meriah

Senin, 14 Agustus 2017 - 13:22 WIB
Kirab Gunungan Sedekah Bumi di Pantura Demak Meriah
Kirab Gunungan Sedekah Bumi di Pantura Demak Meriah
A A A
DEMAK - Ribuan orang mengikuti kirab budaya yang digelar sebagai bentuk syukur melimpahnya hasil bumi di kawasan Pantura Demak, Jawa Tengah. Gunungan raksasa yang berisi sayuran, buah-buahan, dan aneka hasil pertanian itu diarak keliling kampung sebelum diperebutkan warga.

Kirab gunungan yang digelar warga Desa Wonokerto, Kecamatan Karangtengah, Demak, itu rutin digelar setiap tahun, yakni satu bulan setelah Lebaran Idul Fitri. Ribuan warga yang dua buah gunungan raksasa dan sejumlah tumpeng itu pun menarik perhatian pengendara di Jalur Pantura.

Mereka menyempatkan waktu untuk berhenti dan berswafoto dengan latar belakang arak-arakan kirab. Banyaknya orang dengan pakaian adat Jawa sambil membawa tandu gunungan menjadi objek yang menarik bagi pengendara hingga berjejer di sepanjang jalan untuk menyaksikan.

Rute yang ditempuh cukup panjang yakni sekitar tiga kilometer mulai dari rumah Kepala Desa Wonokerto hingga makam Mbah Santri. Sosok Mbah Santri dipercaya sebagai cikal bakal berdirinya desa, sehingga warga memusatkan kegiatan sedekah bumi di makam keramat tersebut.

Dua gunungan lantas diletakkan di dekat makam dan dikelilingi warga untuk didoakan oleh sesepuh desa. Tanpa dikomando, warga yang telah menunggu lama langsung menyerbu dua gunungan itu menjelang doa selesai dibacakan. Warga percaya, gunungan yang telah diarak dan didoakan akan membawa berkah keselamatan.

“Sedekah bumi ini merupakan tradisi tahunan sebagai ungkapan syukur kami terhadap Allah SWT yang memberikan hasil pertanian melimpah. Untuk itu ada dua gunungan yang berisi hasil bumi, baik berupa sayuran, buah, serta aneka hasil bumi lainnya,” ujar Kades Wonokerto, Bambang Untoro, Senin (14/8/2017).

Kirab gunungan itu tak hanya untuk melestarikan tradisi leluhur, tetapi juga sekaligus sebagai bentuk kerukunan warga untuk menjaga kesatuan dan persatuan bangsa. Apalagi, pada acara sedekah bumi kali ini berbarengan dengan perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan ke 72 Republik Indonesia.

“Sudah semestinya kita menjaga tradisi ini agar tetap lestari. Jangan sampai budaya ini musnah akibat tergerus perkembangan zaman. Tak hanya menjaga tradisi, tapi kita juga harus melestarikan kerukunan yang dikemas dalam ada acara budaya adiluhung ini," ujar Bambang semangat.

Meski berlangsung lama, namun warga dengan sabar menunggu setiap tahapan acara. Bahkan, mereka mengaku mendapat hiburan dengan kirab gunungan yang digelar meriah tersebut. Apalagi, sebagai puncak acara sedekah bumi, warga juga mendapat tontonan pertunjukan wayang kulit semalam suntuk.

“Senang dengan acara ini, karena bisa menjadi salah satu cara untuk menjalin komunikasi dan silaturahmi sesama warga. Selain merawat tradisi, ada semangat gotong royong dan guyub rukun dalam kirab ini," kata seorang warga Purnomo.
(wib)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6604 seconds (0.1#10.140)