Pilgub Jabar, Aceng Fikri Siap Dampingi Ridwan Kamil
A
A
A
BANDUNG - Partai Hanura beberapa waktu lalu diketahui menjadi bagian dalam Poros Jabar. Selain Hanura, di dalamnya ada Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Meski Poros Jabar bukan sebuah koalisi resmi, tapi berkumpulnya empat partai itu dalam Poros Jabar menjadi kode akan berlanjut dalam koalisi yang sesungguhnya. Tapi, Hanura justru merapat ke Partai NasDem untuk penjajakan koalisi bersama PPP dan PKB. Sementara Golkar sudah merapat dengan PDIP.
Ketua DPD Partai Hanura Aceng Fikri bahkan hadir langsung dalam pertemuan dengan petinggi Partai NasDem, PKB, dan PPP di salah satu hotel di Bandung pada Jumat (11/8/2017).
Disinggung soal kelanjutan Hanura dalam Poros Jabar, Aceng memberikan jawaban mengambang. Ia mengatakan semuanya masih dalam proses. Berbagai kemungkinan masih terbuka.
"Masih berproses, dan semuanya ini mengalir alamiah dan bagaimana kita manage komunikasi politik ini dengan semua kepentingan dengan semua partai politik yang ada di Jabar. Sehingga nantinya akan ketemu (jalan) masing-masing, baik dari poros PDIP-Golkar atau poros yang hadir di sini," kata Aceng.
Hanura sendiri sejauh ini belum menentukan sikap akan merapat berkoalisi dengan partai mana. Sebab, DPP Partai Hanura masih membahasnya.
Tapi, langkah Aceng Fikri memberi sinyal bahwa Hanura akan berkoalisi dengan NasDem dan mengusung Ridwan Kamil sebagai cagub. Di sisi lain, soal kemungkinan berkoalisi dengan PDIP-Golkar, ia menyebutnya masih terbuka. Komunikasi pun akan dilakukan dengan berbagai parpol.
"Kemungkinan masih sangat terbuka. Kalau kita hari ini melihat komposisi yang ada hari ini, ya mohon maaf melampaui kewenangan, ini kayaknya poros restorasi religius yang berhati nurani. Kurang lebih seperti itu," jelas Aceng yang merupakan mantan Bupati Garut.
Aceng bahkan menyatakan kesiapannya menjadi cawagub mendampingi Ridwan Kamil. Tapi, ia menyebut hal itu akan tergantung pada keputusan DPP Partai Hanura dan partai lain yang nantinya akan berkoalisi.
"Itu kesiapan saya di internal Hanura. Tapi kan kita belum bicarakan skemanya dengan partai lain. Memang ketika kami berkomunikasi dengan Ketum (Hanura), Ketum merestui saya. Tapi kan kita enggak bisa terlepas dari komunikasi politik dengan partai lain," tuturnya.
Meski begitu, jika akhirnya koalisi dengan NasDem terbentuk dan ia tidak diusung menjadi cawagub, ia akan menerimanya. Ia akan mendukung sosok lain jika itu lebih diinginkan Hanura dan partai pengusung Ridwan Kamil.
"Kami kembalikan kepada partai lain karena kami takut dianggap melampaui dan melangkahi partai-partai yang lain. Kalau seandainya sepakat (mengusung jadi cawagub), ya bismillah. Tapi, seandainya ada figur lain lebih mumpuni dan secara elektabilitas lebih tinggi, ia its ok. Saya fleksibel saja," tandas Aceng.
Meski Poros Jabar bukan sebuah koalisi resmi, tapi berkumpulnya empat partai itu dalam Poros Jabar menjadi kode akan berlanjut dalam koalisi yang sesungguhnya. Tapi, Hanura justru merapat ke Partai NasDem untuk penjajakan koalisi bersama PPP dan PKB. Sementara Golkar sudah merapat dengan PDIP.
Ketua DPD Partai Hanura Aceng Fikri bahkan hadir langsung dalam pertemuan dengan petinggi Partai NasDem, PKB, dan PPP di salah satu hotel di Bandung pada Jumat (11/8/2017).
Disinggung soal kelanjutan Hanura dalam Poros Jabar, Aceng memberikan jawaban mengambang. Ia mengatakan semuanya masih dalam proses. Berbagai kemungkinan masih terbuka.
"Masih berproses, dan semuanya ini mengalir alamiah dan bagaimana kita manage komunikasi politik ini dengan semua kepentingan dengan semua partai politik yang ada di Jabar. Sehingga nantinya akan ketemu (jalan) masing-masing, baik dari poros PDIP-Golkar atau poros yang hadir di sini," kata Aceng.
Hanura sendiri sejauh ini belum menentukan sikap akan merapat berkoalisi dengan partai mana. Sebab, DPP Partai Hanura masih membahasnya.
Tapi, langkah Aceng Fikri memberi sinyal bahwa Hanura akan berkoalisi dengan NasDem dan mengusung Ridwan Kamil sebagai cagub. Di sisi lain, soal kemungkinan berkoalisi dengan PDIP-Golkar, ia menyebutnya masih terbuka. Komunikasi pun akan dilakukan dengan berbagai parpol.
"Kemungkinan masih sangat terbuka. Kalau kita hari ini melihat komposisi yang ada hari ini, ya mohon maaf melampaui kewenangan, ini kayaknya poros restorasi religius yang berhati nurani. Kurang lebih seperti itu," jelas Aceng yang merupakan mantan Bupati Garut.
Aceng bahkan menyatakan kesiapannya menjadi cawagub mendampingi Ridwan Kamil. Tapi, ia menyebut hal itu akan tergantung pada keputusan DPP Partai Hanura dan partai lain yang nantinya akan berkoalisi.
"Itu kesiapan saya di internal Hanura. Tapi kan kita belum bicarakan skemanya dengan partai lain. Memang ketika kami berkomunikasi dengan Ketum (Hanura), Ketum merestui saya. Tapi kan kita enggak bisa terlepas dari komunikasi politik dengan partai lain," tuturnya.
Meski begitu, jika akhirnya koalisi dengan NasDem terbentuk dan ia tidak diusung menjadi cawagub, ia akan menerimanya. Ia akan mendukung sosok lain jika itu lebih diinginkan Hanura dan partai pengusung Ridwan Kamil.
"Kami kembalikan kepada partai lain karena kami takut dianggap melampaui dan melangkahi partai-partai yang lain. Kalau seandainya sepakat (mengusung jadi cawagub), ya bismillah. Tapi, seandainya ada figur lain lebih mumpuni dan secara elektabilitas lebih tinggi, ia its ok. Saya fleksibel saja," tandas Aceng.
(nag)