64 Orang Tua Siswa Menolak Anaknya Diimunisasi
A
A
A
SUKOHARJO - Sebanyak 64 orang tua siswa Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Al Madinah, Desa Gumpang, Kecamatan Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah menolak anaknya diimunisasi. Mereka berdalih anaknya memiliki imunitas sendiri, atau meragukan kehalalan vaksin.
Koordinator Imunisasi Puskesmas Kartasura, Arningsih mengatakan, pihaknya tidak bisa memaksa ketika ada orang tua yang menolak anaknya diimunisasi.
Puskesmas Kartasura telah memberikan pengertian dan resiko terkait penyakit campak dan rubella. "Para orang tua murid yang menolak sudah memberikan surat pernyataan," kata Arningsih, Kamis (3/8/2017) kemarin.
Penolakan murni dari 64 orangtua murid dan bukan dari sekolah. Bahkan, sekolah sudah memberikan banyak bantuan, termasuk sosialisasi hingga menghadirkan perwakilan Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Laporan penolakan berikut surat pernyataan dari orangtua, selanjutnya ditembuskan ke Dinas Kesehatan (Dinkes) Sukoharjo dan WHO. Hal itu sebagai bentuk koordinasi pada tingkat yang lebih tinggi.
Sementara, murid yang bersekolah di SDIT Al Madinah berasal dari berbagai daerah. Seperti Solo, Boyolali, Klaten, dan daerah lainnya. Sebenarnya antusiasme orangtua siswa di SDIT Al Madinah cukup tinggi. Pasalnya dari 813 anak yang bersekolah, sebanyak 749 anak diperbolehkan orang tuanya diimunisasi massal.
Penanggung jawab Upaya Kesehatan Masyarakat Puskesmas Kartasura, Eni Ismaya Wati menambahkan, target imunisasi di wilayahnya sebanyak 29.067 anak.
Imunisasi dilaksanakan pada Agustus-September. Ada 33 petugas puskesmas yang melayani imunisasi ke lapangan. Pos yang dipakai yakni 75 TK, 58 SD, dan 14 SMP. "Petugas meliputi dokter dan paramedis," pungkasnya.
Koordinator Imunisasi Puskesmas Kartasura, Arningsih mengatakan, pihaknya tidak bisa memaksa ketika ada orang tua yang menolak anaknya diimunisasi.
Puskesmas Kartasura telah memberikan pengertian dan resiko terkait penyakit campak dan rubella. "Para orang tua murid yang menolak sudah memberikan surat pernyataan," kata Arningsih, Kamis (3/8/2017) kemarin.
Penolakan murni dari 64 orangtua murid dan bukan dari sekolah. Bahkan, sekolah sudah memberikan banyak bantuan, termasuk sosialisasi hingga menghadirkan perwakilan Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Laporan penolakan berikut surat pernyataan dari orangtua, selanjutnya ditembuskan ke Dinas Kesehatan (Dinkes) Sukoharjo dan WHO. Hal itu sebagai bentuk koordinasi pada tingkat yang lebih tinggi.
Sementara, murid yang bersekolah di SDIT Al Madinah berasal dari berbagai daerah. Seperti Solo, Boyolali, Klaten, dan daerah lainnya. Sebenarnya antusiasme orangtua siswa di SDIT Al Madinah cukup tinggi. Pasalnya dari 813 anak yang bersekolah, sebanyak 749 anak diperbolehkan orang tuanya diimunisasi massal.
Penanggung jawab Upaya Kesehatan Masyarakat Puskesmas Kartasura, Eni Ismaya Wati menambahkan, target imunisasi di wilayahnya sebanyak 29.067 anak.
Imunisasi dilaksanakan pada Agustus-September. Ada 33 petugas puskesmas yang melayani imunisasi ke lapangan. Pos yang dipakai yakni 75 TK, 58 SD, dan 14 SMP. "Petugas meliputi dokter dan paramedis," pungkasnya.
(nag)