Krisis Air, Warga Dusun Pungkruk Terpaksa Konsumsi Air untuk Mencuci
A
A
A
UNGARAN - Krisis air ternyata terjadi di beberapa daerah. Ratusan warga Dusun Pungkruk, Desa Jatirunggo, Kecamatan Pringapus, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah (Jateng), juga kesulitan mendapatkan air bersih sejak satu bulan lalu.
Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, warga terpaksa harus mengambil air di Kali Seng, yang tidak jauh dari tempat tinggal mereka. Padahal air itu tidak layak dikonsumsi dan biasanya digunakan warga untuk mencuci. “Biasanya air Kali Seng itu hanya untuk mencuci,” ungkap warga Dusun Pungkruk, Arisah (22), Selasa (25/7/2017).
Menurut dia, kekeringan di sumber air milik warga terjadi sejak hujan jarang turun. Kondisi serupa juga dialami warga dusun lain, seperti Dusun Legarang, Gunung Garang, dan sekitarnya.
Dia berharap, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Semarang segera turun tangan membantu warga memenuhi kebutuhan air bersih sehari-hari. Begitu juga pihak lain. “Sebab warga sudah kesulitan mendapatkan air bersih. Air yang masih ada tidak layak dikonsumsi," ujarnya.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Semarang Heru Subroto mengatakan, hingga Selasa (25/7/2017), belum ada laporan dari warga Dusun Pungkruk, Desa Jatirunggo, mengenai kesulitan air bersih yang mereka alami dalam satu bulan belakangan. Dia mengimbau warga segera melapor ke BPBD Semarang agar segera menyalurkan bantuan air bersih.
Dia menjelaskan, pada 2017 ini, BDPD Kabupaten Semarang telah menyiapkan air bersih sebanyak 850 tangki dengan kapasitas 5.000 liter per tangki. Air bersih itu untuk membantu warga yang kesulitan air bersih. “Kami siap menyalurkan air bersih ke daerah yang mengalami kekeringan. Setelah ada laporan, langsung kami bantu,” katanya.
Heru juga menjelaskan, di wilayah Kabupaten Semarang, setidaknya ada 103 dusun yang rawan kekeringan. Ratusan dusun tersebut tersebar di 35 desa yang berada di 12 wilayah kecamatan. BPBD telah menyiapkan langkah penanganan jika sewaktu-waktu terjadi krisis air bersih.
“Dari 850 tangki air bersih yang kami siapkan, hingga saat ini baru disalurkan 20 tangki. Itu kami salurkan ke daerah Kalikayen, Ungaran Timur,” tandasnya.
Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, warga terpaksa harus mengambil air di Kali Seng, yang tidak jauh dari tempat tinggal mereka. Padahal air itu tidak layak dikonsumsi dan biasanya digunakan warga untuk mencuci. “Biasanya air Kali Seng itu hanya untuk mencuci,” ungkap warga Dusun Pungkruk, Arisah (22), Selasa (25/7/2017).
Menurut dia, kekeringan di sumber air milik warga terjadi sejak hujan jarang turun. Kondisi serupa juga dialami warga dusun lain, seperti Dusun Legarang, Gunung Garang, dan sekitarnya.
Dia berharap, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Semarang segera turun tangan membantu warga memenuhi kebutuhan air bersih sehari-hari. Begitu juga pihak lain. “Sebab warga sudah kesulitan mendapatkan air bersih. Air yang masih ada tidak layak dikonsumsi," ujarnya.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Semarang Heru Subroto mengatakan, hingga Selasa (25/7/2017), belum ada laporan dari warga Dusun Pungkruk, Desa Jatirunggo, mengenai kesulitan air bersih yang mereka alami dalam satu bulan belakangan. Dia mengimbau warga segera melapor ke BPBD Semarang agar segera menyalurkan bantuan air bersih.
Dia menjelaskan, pada 2017 ini, BDPD Kabupaten Semarang telah menyiapkan air bersih sebanyak 850 tangki dengan kapasitas 5.000 liter per tangki. Air bersih itu untuk membantu warga yang kesulitan air bersih. “Kami siap menyalurkan air bersih ke daerah yang mengalami kekeringan. Setelah ada laporan, langsung kami bantu,” katanya.
Heru juga menjelaskan, di wilayah Kabupaten Semarang, setidaknya ada 103 dusun yang rawan kekeringan. Ratusan dusun tersebut tersebar di 35 desa yang berada di 12 wilayah kecamatan. BPBD telah menyiapkan langkah penanganan jika sewaktu-waktu terjadi krisis air bersih.
“Dari 850 tangki air bersih yang kami siapkan, hingga saat ini baru disalurkan 20 tangki. Itu kami salurkan ke daerah Kalikayen, Ungaran Timur,” tandasnya.
(mcm)