Optimalkan Pelayanan Kesehatan, Dinkes Luncurkan Tim Layad Rawat di Bandung
A
A
A
BANDUNG - Dinas Kesehatan Kota Bandung segera meluncurkan program layanan kesehatan bagi masyarakat kurang mampu bernama “Layad Rawat” Senin 24 Juli 2017. Layanan Layad Rawat ini sebagai bentuk perhatian Pemerintah Kota Bandung untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat kurang mampu.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung Rita Verita mengatakan, kehadiran program Layad Rawat sebagai upaya membantu masyarakat kurang mampu yang kesulitan mendapatkan pelayanan kesehatan. Apalagi, jarak rumah dan rumah sakit menjadi beban biaya tersendiri bagi mereka yang kurang mampu.
"Layad Rawat akan mempermudah masyarakat. Apalagi rumah sakit sering penuh atau jauh dari rumah. Ini gagasan dari Wali Kota Bandung Ridwan Kamil untuk menjemput bola,” ujarnya dalam kegiatan Bandung Menjawab di ruang Media, Balai Jota, Kamis (20/7/2017).
Berkaitan dengan teknis pelaksanaan, Rita menjelaskan, Tim Layad Rawat dibagi berdasarkan daerah UPT Puskemas di setiap kecamatan di Kota Bandung. Terdapat sekitar 87 dokter, 184 perawat, 187 Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM), dan 23 tenaga gizi akan siaga di 80 puskesmas.
"Masyarakat tinggal menghubungi 119 dan nanti ada tim dengan komposisi tim terdiri dari 1 dokter, 1 perawat atau bidan, serta 1 petugas gizi bila dibutuhkan dengan estimasi kedatangan 30 menit, " paparnya.
Sementara itu, untuk proses administrasi pembayaran, kata Rita, masyarakat cukup menyiapkan BPJS dan SKTM saat Tim Layad Rawat tiba. "Jadi warga hanya penerima Layad Rawat harus Peserta BPJS aktif dan memiliki SKTM dan pelayanan ini gratis. Sedangkan, untuk warga yang mampu akan dikenakan biaya sesuai Perda 3 tahun 2010," ujar Rita.
Dia menyebutkan, meski belum diluncurkan secara resmi Program Layad Rawat telah melayani 22 orang dengan kasus kesehatan paling banyak adalah stroke. "Ke depannya akan dilibatkan dokter spesialis untuk layanan ini dan kita kita juga sudah menambahkan 11 unit ambulans motor, yaitu 3 di Yankesmob (pelayanan kesehatan mobile) yang siaga 24 jam," pungkasnya.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung Rita Verita mengatakan, kehadiran program Layad Rawat sebagai upaya membantu masyarakat kurang mampu yang kesulitan mendapatkan pelayanan kesehatan. Apalagi, jarak rumah dan rumah sakit menjadi beban biaya tersendiri bagi mereka yang kurang mampu.
"Layad Rawat akan mempermudah masyarakat. Apalagi rumah sakit sering penuh atau jauh dari rumah. Ini gagasan dari Wali Kota Bandung Ridwan Kamil untuk menjemput bola,” ujarnya dalam kegiatan Bandung Menjawab di ruang Media, Balai Jota, Kamis (20/7/2017).
Berkaitan dengan teknis pelaksanaan, Rita menjelaskan, Tim Layad Rawat dibagi berdasarkan daerah UPT Puskemas di setiap kecamatan di Kota Bandung. Terdapat sekitar 87 dokter, 184 perawat, 187 Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM), dan 23 tenaga gizi akan siaga di 80 puskesmas.
"Masyarakat tinggal menghubungi 119 dan nanti ada tim dengan komposisi tim terdiri dari 1 dokter, 1 perawat atau bidan, serta 1 petugas gizi bila dibutuhkan dengan estimasi kedatangan 30 menit, " paparnya.
Sementara itu, untuk proses administrasi pembayaran, kata Rita, masyarakat cukup menyiapkan BPJS dan SKTM saat Tim Layad Rawat tiba. "Jadi warga hanya penerima Layad Rawat harus Peserta BPJS aktif dan memiliki SKTM dan pelayanan ini gratis. Sedangkan, untuk warga yang mampu akan dikenakan biaya sesuai Perda 3 tahun 2010," ujar Rita.
Dia menyebutkan, meski belum diluncurkan secara resmi Program Layad Rawat telah melayani 22 orang dengan kasus kesehatan paling banyak adalah stroke. "Ke depannya akan dilibatkan dokter spesialis untuk layanan ini dan kita kita juga sudah menambahkan 11 unit ambulans motor, yaitu 3 di Yankesmob (pelayanan kesehatan mobile) yang siaga 24 jam," pungkasnya.
(wib)