Diskominfo Rintis Prototipe Metaverse Kota Bandung
loading...
A
A
A
BANDUNG - Diskominfo merintis prototipe metaverse Kota Bandung, Jawa Barat melalui kerja sama dengan STMIK AMIK Bandung (SAB). Kerja sama dilakukan dalam bidang penelitian dan pembangunan prototipe.
Sekdis Kominfo Kota Bandung, Darto menjelaskan, dengan adanya metaverse maka memungkinkan untuk melakukan berbagai hal. Di antaranya pergi ke konser virtual, melakukan perjalanan online, membuat atau melihat karya seni hingga mencoba pakaian digital untuk dibeli.
"Metaverse pun bisa menjadi game changer untuk sistem shift kerja dari rumah atau work from home di tengah kondisi pandemi Covid-19. Jadi dengan metaverse tidak hanya dapat melihat rekan kerja di kotak panggilan video seperti aplikasi video conference, akan tetapi karyawan bisa bergabung bersama di kantor virtual," kata Darto, Selasa (6/12/2022).
Nantinya, pengalaman metaverse yang akan hadir digunakan untuk menciptakan kemampuan berteleportasi dari satu pengalaman ke pengalaman lainnya. Sehingga perusahaan teknologi harus mencari cara untuk bisa menghubungkan platform online satu sama lainnya.
"Bandung sebagai ibu kota Jawa Barat tentu tidak ingin ketinggalan dengan trend teknologi yang terus berkembang dengan cepat. Di samping itu kehadiran internet generasi 3 (3D) merupakan salah satu hal yang penting untuk menyongsong metaverse," lanjut Darto.
Demikian juga jaringan 5G menjadi kunci dalam era metaverse. Dengan demikian, pelayanan kepada warga Kota Bandung harus terus ditingkatkan melalui bantuan teknologi.
Dia menambahkan, Pemkot Bandung merencanakan pengembangan layanan kepada warga Kota Bandung melalui metaverse ini.
"Saat ini prototipe terus dikembangkan oleh tim Diskominfo Kota Bandung bekerja sama dengan kampus STMIK AMIK Bandung dalam membangun metaverse Balai Kota Bandung," ungkapnya
Program pengembangan metaverse ini rencananya akan diluncurkan pada pertengahan Desember 2022 ini.
Sementara, Kepala LPPM STMIK AMIK Bandung,Ali Suryaperdana Agoes optimistis sinergi ini menjadi bermanfaat bagi masyarakat Kota Bandung.
"Semoga kerja sama yang terjalin dapat menjadi jembatan antara akademisi dan praktisi lapangan. Sehingga tercipta sinergi yang kuat dan bermanfaat," ujarnya.
Sekdis Kominfo Kota Bandung, Darto menjelaskan, dengan adanya metaverse maka memungkinkan untuk melakukan berbagai hal. Di antaranya pergi ke konser virtual, melakukan perjalanan online, membuat atau melihat karya seni hingga mencoba pakaian digital untuk dibeli.
"Metaverse pun bisa menjadi game changer untuk sistem shift kerja dari rumah atau work from home di tengah kondisi pandemi Covid-19. Jadi dengan metaverse tidak hanya dapat melihat rekan kerja di kotak panggilan video seperti aplikasi video conference, akan tetapi karyawan bisa bergabung bersama di kantor virtual," kata Darto, Selasa (6/12/2022).
Nantinya, pengalaman metaverse yang akan hadir digunakan untuk menciptakan kemampuan berteleportasi dari satu pengalaman ke pengalaman lainnya. Sehingga perusahaan teknologi harus mencari cara untuk bisa menghubungkan platform online satu sama lainnya.
"Bandung sebagai ibu kota Jawa Barat tentu tidak ingin ketinggalan dengan trend teknologi yang terus berkembang dengan cepat. Di samping itu kehadiran internet generasi 3 (3D) merupakan salah satu hal yang penting untuk menyongsong metaverse," lanjut Darto.
Demikian juga jaringan 5G menjadi kunci dalam era metaverse. Dengan demikian, pelayanan kepada warga Kota Bandung harus terus ditingkatkan melalui bantuan teknologi.
Dia menambahkan, Pemkot Bandung merencanakan pengembangan layanan kepada warga Kota Bandung melalui metaverse ini.
"Saat ini prototipe terus dikembangkan oleh tim Diskominfo Kota Bandung bekerja sama dengan kampus STMIK AMIK Bandung dalam membangun metaverse Balai Kota Bandung," ungkapnya
Program pengembangan metaverse ini rencananya akan diluncurkan pada pertengahan Desember 2022 ini.
Sementara, Kepala LPPM STMIK AMIK Bandung,Ali Suryaperdana Agoes optimistis sinergi ini menjadi bermanfaat bagi masyarakat Kota Bandung.
"Semoga kerja sama yang terjalin dapat menjadi jembatan antara akademisi dan praktisi lapangan. Sehingga tercipta sinergi yang kuat dan bermanfaat," ujarnya.
(shf)