Tangkal Gerakan Radikal, 880 Dai Kamtibmas di Jabar Digembleng
A
A
A
BANDUNG - Sebanyak 880 Dai Kamtibmas se-Jawa Barat (Jabar) digembleng di SPN Cisarua, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jumat (21/7/2017). Mereka mendapat pembinaan dan pemahaman untuk menangkal gerakan radikalisme di masyarakat.
“Jabar dianggap sebagai kantong penyebar gerakan radikal. Hal ini yang harus diwaspadai semua pihak,” kata Kapolda Jabar Irjen Pol Anton Charliyan di hadapan Dai Kamtibmas se-Jabar dalam acara Sawala Kebangsaan Indonesian National Spirit Tatar Sunda.
Anton mengatakan, Jabar dinilai sebagai daerah kantong penyebar gerakan radikal. Untuk itu perlu diantisipasi agar embrio itu tidak semakin berkembang. Apalagi saat ini masalah Pancasila, kebinekaan, dan masalah negara, sedang menjadi sorotan.
Keberadaan Dai Kamtibmas, kata Anton, diharapkan menjadi salah satu solusi di masyarakat. Sebab mereka bisa memberikan tausiah yang benar kepada masyarakat sehingga masyarakat bisa aman, tentram, dan nyaman dalam menjalankan kehidupan di lingkungannya.
“Dai Kamtibmas sebagai perpanjangan dari Polri. Mereka akan dibina selama tiga hari di SPN ini dengan diberi materi dan pemahaman seputar radikalisme, terorisme, dan intoleransi,” tuturnya.
Menurut dia, sebanyak 880 Dai Kamtibmas yang dibina merupakan perwakilan dari masing-masing polres di Jabar yang mengirimkan perwakilan sebanyak 40 orang. Diharapkan dengan kehadiran Dai Kamtibmas, kehidupan bermasyarakat di wilayah ini bisa aman dan kondusif.
“Saya yakin ketika kembali ke masyarakat, mereka bisa menjalankan tugas dan perannya karena para dai itu memiliki kemampuan,” tandasnya.
“Jabar dianggap sebagai kantong penyebar gerakan radikal. Hal ini yang harus diwaspadai semua pihak,” kata Kapolda Jabar Irjen Pol Anton Charliyan di hadapan Dai Kamtibmas se-Jabar dalam acara Sawala Kebangsaan Indonesian National Spirit Tatar Sunda.
Anton mengatakan, Jabar dinilai sebagai daerah kantong penyebar gerakan radikal. Untuk itu perlu diantisipasi agar embrio itu tidak semakin berkembang. Apalagi saat ini masalah Pancasila, kebinekaan, dan masalah negara, sedang menjadi sorotan.
Keberadaan Dai Kamtibmas, kata Anton, diharapkan menjadi salah satu solusi di masyarakat. Sebab mereka bisa memberikan tausiah yang benar kepada masyarakat sehingga masyarakat bisa aman, tentram, dan nyaman dalam menjalankan kehidupan di lingkungannya.
“Dai Kamtibmas sebagai perpanjangan dari Polri. Mereka akan dibina selama tiga hari di SPN ini dengan diberi materi dan pemahaman seputar radikalisme, terorisme, dan intoleransi,” tuturnya.
Menurut dia, sebanyak 880 Dai Kamtibmas yang dibina merupakan perwakilan dari masing-masing polres di Jabar yang mengirimkan perwakilan sebanyak 40 orang. Diharapkan dengan kehadiran Dai Kamtibmas, kehidupan bermasyarakat di wilayah ini bisa aman dan kondusif.
“Saya yakin ketika kembali ke masyarakat, mereka bisa menjalankan tugas dan perannya karena para dai itu memiliki kemampuan,” tandasnya.
(mcm)