Ekonomi Kreatif Dorong IPM Kota Malang Capai 80,46%
A
A
A
MALANG - Pengembangan ekonomi kreatif, dengan dukungan penyediaan ruang publik yang layak berdampak besar terhadap peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Kota Malang. Tumbuhnya gerakan inovatif di kampung-kampung, dengan hadirnya kampung kreatif, yang berdampak terhadap peningkatan ekonomi masyarakat menjadi salah satu pemicu IPM Kota Malang 2016 mencapai 80,46%.
Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang mencatat selama rentang waktu 2010-2016, IPM di Kota Malang terus mengalami kenaikkan yang signifikan. Bahkan kenaikannya melampaui angka IPM Jawa Timur, dan IPM Nasional yang masih di bawah 70%.
Wali Kota Malang, M Anton mengatakan, salah satu kunci keberhasilan peningkatan IPM ini karena pihaknya membangun kota dengan memanfaatkan potensi yang dimiliki. Salah satu potensi itu adalah sektor wisata. Baik wisata belanja, wisata jasa, maupun sejarah.
Pengembangan wisata dilakukan dengan mempercantik wajah kota. Caranya dengan memperbanyak taman kota yang nyaman untuk berinteraksi masyarakat. Upaya membangun taman-taman kota ini juga didukung fasilitas bus Malang City Tour (Macyto). “Perbaikan taman kota ini, mendapatkan dukungan dari CSR (corporate social responsibility) berbagai perusahaan swasta,” katanya.
Selain taman kota, dukungan juga diberikan terhadap pengembangan kampung tematik dengan berbasis pada daya kreatif masyarakat. Kampung kreatif kini menjadi bagian wisata dari Kota Malang. Hal ini berdampak pada hidupnya usaha-usaha kecil masyarakat.
Menurutnya, masyarakat memiliki kesadaran dan daya inovasi yang tinggi dalam pembangunan kota. Salah satu buktinya, adalah hadirnya 76 kampung tematik yang sudah banyak dikenal. “Pembangunan bukan hanya fisik saja, tetapi juga karakter. Semua pihak kita libatkan, baik itu perusahaan swasta maupun perguruan tinggi,” ujarnya.
Kepala BPS Kota Malang, M Sardjan menyebutkan, kenaikan IPM Kota Malang sangat baik. Pada 2010, IPM Kota Malang mencapai 76,69%. Sejak 2015, angka IPM Kota Malang sudah mencapai di atas 80%. Kenaikan angka IPM juga dibarengi dengan peningkatan daya ekonomi masyarakat yang semakin baik.
Peningkatan daya ekonomi masyarakat ini dibuktikan dengan dimensi daya beli tertinggi dan terendah di Kota Malang. “Daya beli tertinggi dan terendah masyarakat Kota Malang menduduki peringkat ke dua di Jawa Timur, setelah Kota Surabaya,” tuturnya.
Angka kemiskinan tercatat turun signifikan. Pada 2010, angka kemiskinan masih mencapai 5,90%. Sementara pada 2015, tercatat angka kemiskinan sudah berada di angka 4,60%.
Angka Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) juga menunjukkan tren penurunan. Pada 2010, angka TPT kota wisata dan kota industri ini mencapai 43,62%. Angka tersebut turun pada 2015 menjadi 29,60%.
Akademisi dari Universitas Widyagama Malang, Ana Sopanah menyebutkan, angka IPM yang dicapai Kota Malang melebihi dari target yang dipatok dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) hingga 2017. “IPM kota Malang, sangat tinggi dengan rata-rata pertumbuhan 0,72% setiap tahun,” ujarnya.
Dia berharap besar, Pemkot Malang mampu mempertahankan tren kenaikan angka IPM ini. Bahkan diharapkan mampu mencapai angka 100%. Agar peningkatan IPM ini dapat terus terjadi dengan syarat Pemkot Malang bisa membuat kebijakan-kebijakan serta program pemberdayaan ekonomi masyarakat mendukung pertumbuhan ekonomi.
Selain menjaga pertumbuhan ekonomi, dia juga meminta ada kebijakan untuk pengendalian laju pertumbuhan penduduk. Khusus untuk menjaga pertumbuhan ekonomi, diperlukan tiga strategi, yaitu peningkatan arus investasi masuk, meningkatkan belanja langsung di sektor infrastruktur untuk mendukung sektor ekonomu, serta perhatian pada sektor ekonomi yang berbasis pada masyarakat, seperti UMKM. (adv)
Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang mencatat selama rentang waktu 2010-2016, IPM di Kota Malang terus mengalami kenaikkan yang signifikan. Bahkan kenaikannya melampaui angka IPM Jawa Timur, dan IPM Nasional yang masih di bawah 70%.
Wali Kota Malang, M Anton mengatakan, salah satu kunci keberhasilan peningkatan IPM ini karena pihaknya membangun kota dengan memanfaatkan potensi yang dimiliki. Salah satu potensi itu adalah sektor wisata. Baik wisata belanja, wisata jasa, maupun sejarah.
Pengembangan wisata dilakukan dengan mempercantik wajah kota. Caranya dengan memperbanyak taman kota yang nyaman untuk berinteraksi masyarakat. Upaya membangun taman-taman kota ini juga didukung fasilitas bus Malang City Tour (Macyto). “Perbaikan taman kota ini, mendapatkan dukungan dari CSR (corporate social responsibility) berbagai perusahaan swasta,” katanya.
Selain taman kota, dukungan juga diberikan terhadap pengembangan kampung tematik dengan berbasis pada daya kreatif masyarakat. Kampung kreatif kini menjadi bagian wisata dari Kota Malang. Hal ini berdampak pada hidupnya usaha-usaha kecil masyarakat.
Menurutnya, masyarakat memiliki kesadaran dan daya inovasi yang tinggi dalam pembangunan kota. Salah satu buktinya, adalah hadirnya 76 kampung tematik yang sudah banyak dikenal. “Pembangunan bukan hanya fisik saja, tetapi juga karakter. Semua pihak kita libatkan, baik itu perusahaan swasta maupun perguruan tinggi,” ujarnya.
Kepala BPS Kota Malang, M Sardjan menyebutkan, kenaikan IPM Kota Malang sangat baik. Pada 2010, IPM Kota Malang mencapai 76,69%. Sejak 2015, angka IPM Kota Malang sudah mencapai di atas 80%. Kenaikan angka IPM juga dibarengi dengan peningkatan daya ekonomi masyarakat yang semakin baik.
Peningkatan daya ekonomi masyarakat ini dibuktikan dengan dimensi daya beli tertinggi dan terendah di Kota Malang. “Daya beli tertinggi dan terendah masyarakat Kota Malang menduduki peringkat ke dua di Jawa Timur, setelah Kota Surabaya,” tuturnya.
Angka kemiskinan tercatat turun signifikan. Pada 2010, angka kemiskinan masih mencapai 5,90%. Sementara pada 2015, tercatat angka kemiskinan sudah berada di angka 4,60%.
Angka Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) juga menunjukkan tren penurunan. Pada 2010, angka TPT kota wisata dan kota industri ini mencapai 43,62%. Angka tersebut turun pada 2015 menjadi 29,60%.
Akademisi dari Universitas Widyagama Malang, Ana Sopanah menyebutkan, angka IPM yang dicapai Kota Malang melebihi dari target yang dipatok dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) hingga 2017. “IPM kota Malang, sangat tinggi dengan rata-rata pertumbuhan 0,72% setiap tahun,” ujarnya.
Dia berharap besar, Pemkot Malang mampu mempertahankan tren kenaikan angka IPM ini. Bahkan diharapkan mampu mencapai angka 100%. Agar peningkatan IPM ini dapat terus terjadi dengan syarat Pemkot Malang bisa membuat kebijakan-kebijakan serta program pemberdayaan ekonomi masyarakat mendukung pertumbuhan ekonomi.
Selain menjaga pertumbuhan ekonomi, dia juga meminta ada kebijakan untuk pengendalian laju pertumbuhan penduduk. Khusus untuk menjaga pertumbuhan ekonomi, diperlukan tiga strategi, yaitu peningkatan arus investasi masuk, meningkatkan belanja langsung di sektor infrastruktur untuk mendukung sektor ekonomu, serta perhatian pada sektor ekonomi yang berbasis pada masyarakat, seperti UMKM. (adv)
(poe)