JR Saragih: Anak Yatim Piatu Harus Hidup yang Layak
A
A
A
DELI SERDANG - Uluran tangan dari Bupati Simalungun JR Saragih seakan tidak pernah berhenti untuk masyarakat yang membutuhkan, termasuk kepada anak yatim piatu. JR Saragih mengatakan, anak yatim piatu sudah seharusnya hidup yang layak sama seperti pada anak lainnya.
Bupati Simalungun JR Saragih merasa bahwa anak yatim piatu tidak memiliki perbedaan dengan kehidupan anak pada umumnya karena baginya adalah sama, sehingga anak yatim piatu tidak boleh hidup tidak layak dalam menjalankan kehidupannya.
“Anak yatim piatu harus hidup yang layak karena mereka ada dan datang dari Tuhan. Oleh karenanya, saya tidak ingin menjadikan anak yatim piatu hidup tidak kekurangan,” tegas JR Saragih di Sibolangit, Deli Serdang dalam rilis yang dikirim ke SINDOnews, Selasa (18/7/2017).
JR Saragih berpendapat dengan membantu anak yatim piatu, maka secara tidak langsung akan membawa dampak perubahan dalam hidupnya menjadi lebih baik. Sebab, banyak doa yang datang dari anak yatim piatu guna menjadikan dirinya lebih kuat dalam melakukan pelayanan masyarakat.
“Dengan didoakan oleh anak yatim piatu, maka kami merasa diberkati. Apalagi kita hidup bukan karena dari duniawi melainkan hidup karena sesuai ajaran yang diberikan Tuhan kepada kita sebagai umat manusia,” bebernya lagi.
Bagi JR Saragih dengan mengubah hidup anak yatim piatu menjadi lebih baik, maka itu sama saja mengubah nasib anak yatim piatu untuk selalu dihargai. Dirinya juga kerap merasa sedih, masih banyak anak yatim piatu hidup dalam keadaan tidak layak.
“Saya berusaha memberikan yang terbaik buat masyarakat khususnya untuk anak yatim piatu. Di mana kekuatan saya sebagai kepala daerah dan kalau Tuhan mengizinkan, saya bisa memberikan yang terbaik buat masyarakat lebih besar lagi dengan memimpin Sumatera Utara khususnya buat semua orang yang membutuhkan uluran tangan,” tambahnya.
Selain itu, dengan memiliki pengalaman masa lalu yang pernah dialami oleh JR Saragih ini membuat hatinya tergerak untuk mengubah hidup anak yatim piatu. “Saya pernah seperti itu, apalagi saat masih kecil saya pernah mengalami hal yang pahit dalam hidup, saya hidup dari kalangan bawah, ayah saya meninggal saat saya masih kecil, tidur hingga makan pun terancam, tidak ada orang yang memperhatikan,” katanya.
Bupati Simalungun JR Saragih merasa bahwa anak yatim piatu tidak memiliki perbedaan dengan kehidupan anak pada umumnya karena baginya adalah sama, sehingga anak yatim piatu tidak boleh hidup tidak layak dalam menjalankan kehidupannya.
“Anak yatim piatu harus hidup yang layak karena mereka ada dan datang dari Tuhan. Oleh karenanya, saya tidak ingin menjadikan anak yatim piatu hidup tidak kekurangan,” tegas JR Saragih di Sibolangit, Deli Serdang dalam rilis yang dikirim ke SINDOnews, Selasa (18/7/2017).
JR Saragih berpendapat dengan membantu anak yatim piatu, maka secara tidak langsung akan membawa dampak perubahan dalam hidupnya menjadi lebih baik. Sebab, banyak doa yang datang dari anak yatim piatu guna menjadikan dirinya lebih kuat dalam melakukan pelayanan masyarakat.
“Dengan didoakan oleh anak yatim piatu, maka kami merasa diberkati. Apalagi kita hidup bukan karena dari duniawi melainkan hidup karena sesuai ajaran yang diberikan Tuhan kepada kita sebagai umat manusia,” bebernya lagi.
Bagi JR Saragih dengan mengubah hidup anak yatim piatu menjadi lebih baik, maka itu sama saja mengubah nasib anak yatim piatu untuk selalu dihargai. Dirinya juga kerap merasa sedih, masih banyak anak yatim piatu hidup dalam keadaan tidak layak.
“Saya berusaha memberikan yang terbaik buat masyarakat khususnya untuk anak yatim piatu. Di mana kekuatan saya sebagai kepala daerah dan kalau Tuhan mengizinkan, saya bisa memberikan yang terbaik buat masyarakat lebih besar lagi dengan memimpin Sumatera Utara khususnya buat semua orang yang membutuhkan uluran tangan,” tambahnya.
Selain itu, dengan memiliki pengalaman masa lalu yang pernah dialami oleh JR Saragih ini membuat hatinya tergerak untuk mengubah hidup anak yatim piatu. “Saya pernah seperti itu, apalagi saat masih kecil saya pernah mengalami hal yang pahit dalam hidup, saya hidup dari kalangan bawah, ayah saya meninggal saat saya masih kecil, tidur hingga makan pun terancam, tidak ada orang yang memperhatikan,” katanya.
(wib)