Calon Guru Besar Universitas Halu Oleo Kendari, Diduga Plagiat
A
A
A
KENDARI - Calon Guru Besar Universitas Halu Oleo (UHO), yang terpilih menjadi rektor berinisial MZF, diduga melakukan plagiat karya ilmiah pada sejumlah jurnalnya.Salah satu jurnal yang diduga diplagiat calon guru besar UHO ini, telah diterbitkan ARPN Of Jurnal Engeneering and Aplied Science, Vol. 11, No. 19, October 2016, Halaman 11595 - 11598 Tahun 2016.
Dugaan plagiat ini, diprotes puluhan guru besar UHO, dengan berbagai aksi hingga menyurat pada pemerintah pusat, agar diusut tuntas.
Menurut salah seorang guru besar Prof La Rianda, protes yang mereka lakukan untuk mempertahan citra UHO sebagai lembaga pendidikan.
"Karena kalau ini sudah runtuh, sudah tidak ada maknanya seorang dosen itu mengajar dan membimbing disertasi, tesis, skripsi. Karena sudah tidak ada nilai kejujuran," jelas Rianda.
Perjuangan melawan plagiat karya ilmiah yang dilakukan saat ini, para guru besar UHO, menurut Rianda, adalah imbauan moral.
"Ini terlepas dari persoalan pelantikan, Kami hanya menginginkan pimpinan Universitas Halu Oleo itu, siapapun dia, itu tidak tercemar namannya karena plagirsme, karena dialah panutan seluruh warga UHO, sebagai contoh tauladan," tegas Rianda.
Prof Zailili Sailan, juga seorang guru besar UHO, berpendapat sama. Menurut Zalili, dalam meningkatkan sumber daya manusia, perguruan tinggi itu harus mempunyai tanggung jawab yang besar, karena mutu pendidikan menjadi bagian penting di republik ini.
"Kalaupun ada perbuatan-perbuatan yang tercelah seperti ini, menurut kami (guru besar UHO) itu memang sangat luar biasa. Apalagi ada aturan, ada undang undang, ada kepmen dan lain sebagainya," jelas Zalili Sailan.
Lanjut Zalili, dalam kepmen, bagi calon rektor itu tidak bisa plagiator. Bagi Zalili, hal ini memiliki dampak, di beberapa universitas lain di Indonesia, pada akhirnya usulan guru besar itu dihentikan, karena perbuatan seseorang melakukan plagiat. "Itukan dampaknya sangat luar biasa itu, bagi sebuah lembaga pendidikan," tegas Zalili
Dampak negatif lainnya, menurut Zalili, namai baik Univesitas Halu Oleo di tengah-tengah Universitas lainnya di Indonesia.
"Sebuah Universitas besar di Sulawesi Tenggara, sebuah Universitas yang kita hormati lantas tidak memberikan contoh yang baik"
Para Guru besar UHO telah bersepakat, hal ini tidak bisa dibiarkan. Kasus plagiator diduga dilakukan calon guru besar, MZF, harus segera diselesaikan. Menurut Zalili, aturan harus dijalankan seadil-adilnya kepada siapapun.
Dugaan plagiat ini, diprotes puluhan guru besar UHO, dengan berbagai aksi hingga menyurat pada pemerintah pusat, agar diusut tuntas.
Menurut salah seorang guru besar Prof La Rianda, protes yang mereka lakukan untuk mempertahan citra UHO sebagai lembaga pendidikan.
"Karena kalau ini sudah runtuh, sudah tidak ada maknanya seorang dosen itu mengajar dan membimbing disertasi, tesis, skripsi. Karena sudah tidak ada nilai kejujuran," jelas Rianda.
Perjuangan melawan plagiat karya ilmiah yang dilakukan saat ini, para guru besar UHO, menurut Rianda, adalah imbauan moral.
"Ini terlepas dari persoalan pelantikan, Kami hanya menginginkan pimpinan Universitas Halu Oleo itu, siapapun dia, itu tidak tercemar namannya karena plagirsme, karena dialah panutan seluruh warga UHO, sebagai contoh tauladan," tegas Rianda.
Prof Zailili Sailan, juga seorang guru besar UHO, berpendapat sama. Menurut Zalili, dalam meningkatkan sumber daya manusia, perguruan tinggi itu harus mempunyai tanggung jawab yang besar, karena mutu pendidikan menjadi bagian penting di republik ini.
"Kalaupun ada perbuatan-perbuatan yang tercelah seperti ini, menurut kami (guru besar UHO) itu memang sangat luar biasa. Apalagi ada aturan, ada undang undang, ada kepmen dan lain sebagainya," jelas Zalili Sailan.
Lanjut Zalili, dalam kepmen, bagi calon rektor itu tidak bisa plagiator. Bagi Zalili, hal ini memiliki dampak, di beberapa universitas lain di Indonesia, pada akhirnya usulan guru besar itu dihentikan, karena perbuatan seseorang melakukan plagiat. "Itukan dampaknya sangat luar biasa itu, bagi sebuah lembaga pendidikan," tegas Zalili
Dampak negatif lainnya, menurut Zalili, namai baik Univesitas Halu Oleo di tengah-tengah Universitas lainnya di Indonesia.
"Sebuah Universitas besar di Sulawesi Tenggara, sebuah Universitas yang kita hormati lantas tidak memberikan contoh yang baik"
Para Guru besar UHO telah bersepakat, hal ini tidak bisa dibiarkan. Kasus plagiator diduga dilakukan calon guru besar, MZF, harus segera diselesaikan. Menurut Zalili, aturan harus dijalankan seadil-adilnya kepada siapapun.
(sms)