Duo Srikandi Unpar Siap Taklukan Puncak Tertinggi di Amerika Utara
A
A
A
BANDUNG - Dua srikandi Tim Women Of Indonesia Seven Summits Expedition Mahitala Unpar (WISSEMU) yakni Fransiska Dimitri Inkiriwang dan Mathilda Dwi Lestari bersiap memulai perjalanan selanjutnya ke gunung ke enam, Gunung Denali (6.190 mdpl) di Amerika Utara. Sebelumnya duo srikandi ini berhasil menaklukan Gunung Vinson Massif (4.892 Mdpl) pada 5 Januari 2017 lalu.
Tim akan berangkat ke Alaska, Amerika Utara 12 Juni 2017 mendatang sekitar pukul 12.00 siang, dan akan melakukan pendakian sekitar tanggal 18 Juni 2017. Dan kembali ke Indonesia 19 Agustus 2017 mendatang.
Sebelum melakukan perjalanan dua srikandi ini melakukan persiapan latihan baik fisik, persiapan alat maupun mental.
"Persiapan di bulan Maret tahun ini setelah pulang dari Vinson Massif. Sejauh ini persiapan di fisik, alat, dan mental," katanya.
Latihan fisik kali ini hampir sama dengan latihan sebelumnya hanya saja, yang membedakan adalah para pendaki wanita ini melakukan latihan dengan menggunakan slade.
"Karena di Denali nanti, tak ada jasa porter sama sekali, jadi kami bakalan bawa sendiri alat dan barang kami selama dua minggu. Jadi latihannya ga hanya ransel saja tapi juga slade," kata Fransiska Dimitri Inkiriwang, di Unpar, Jalan Ciumbuleuit, Jumat (9/6/2017).
Untuk persiapan alat, kata Fransiska, sudah dipersiapkan, pasalnya alat ini sebetulnya hampir sama dengan persiapan alat yang dibawa di semua gunung.
"Begitupun dengan mental, kami sudah menabung dari lima gunung yang sudah kami daki dan lapangan, begitupun kami berlatih yoga setiap hari, dan tentunya doa yang paling penting," jelasnya seraya menambahkan proses aklamatisasi pun kerap dilakukan untuk menghadapi cuaca ekstrem dan jalur pendakian.
Gunung Denali sendiri merupakan tertinggi ketiga dari rangkaian Seven Summits setelah Gunung Everest dan Aconcagua. Terletak di Pegunungan Alaska di pedalaman negara bagian Alaska,
Gunung ini dikenal memiliki jalur pendakian yang panjang, bahkan melebihi jalur pendakian Gunung Everest. Makanya tak heran jika pendakian kali ini diperkirakan bisa memakan waktu 22 hari di lapangan. Bahkan kedua wanita ini harus membawa beban masing-masing mencapai 41 kg. "Total beban yang harus dibawa itu 41 kg. Tas 25 kg dan slade beban 16," jelasnya.
Rekahan salju di Gunung Denali pun menjadi fokus perhatian dua pendaki gunung ini, pasalnya Rekahan yang diakibatkan tipisnya salju tersebut dapat sangat membahayakan pendaki. Karena jika menginjak Rekahan tersebut, pendaki dapat masuk ke dalam jurang rekahan itu.
Tim akan berangkat ke Alaska, Amerika Utara 12 Juni 2017 mendatang sekitar pukul 12.00 siang, dan akan melakukan pendakian sekitar tanggal 18 Juni 2017. Dan kembali ke Indonesia 19 Agustus 2017 mendatang.
Sebelum melakukan perjalanan dua srikandi ini melakukan persiapan latihan baik fisik, persiapan alat maupun mental.
"Persiapan di bulan Maret tahun ini setelah pulang dari Vinson Massif. Sejauh ini persiapan di fisik, alat, dan mental," katanya.
Latihan fisik kali ini hampir sama dengan latihan sebelumnya hanya saja, yang membedakan adalah para pendaki wanita ini melakukan latihan dengan menggunakan slade.
"Karena di Denali nanti, tak ada jasa porter sama sekali, jadi kami bakalan bawa sendiri alat dan barang kami selama dua minggu. Jadi latihannya ga hanya ransel saja tapi juga slade," kata Fransiska Dimitri Inkiriwang, di Unpar, Jalan Ciumbuleuit, Jumat (9/6/2017).
Untuk persiapan alat, kata Fransiska, sudah dipersiapkan, pasalnya alat ini sebetulnya hampir sama dengan persiapan alat yang dibawa di semua gunung.
"Begitupun dengan mental, kami sudah menabung dari lima gunung yang sudah kami daki dan lapangan, begitupun kami berlatih yoga setiap hari, dan tentunya doa yang paling penting," jelasnya seraya menambahkan proses aklamatisasi pun kerap dilakukan untuk menghadapi cuaca ekstrem dan jalur pendakian.
Gunung Denali sendiri merupakan tertinggi ketiga dari rangkaian Seven Summits setelah Gunung Everest dan Aconcagua. Terletak di Pegunungan Alaska di pedalaman negara bagian Alaska,
Gunung ini dikenal memiliki jalur pendakian yang panjang, bahkan melebihi jalur pendakian Gunung Everest. Makanya tak heran jika pendakian kali ini diperkirakan bisa memakan waktu 22 hari di lapangan. Bahkan kedua wanita ini harus membawa beban masing-masing mencapai 41 kg. "Total beban yang harus dibawa itu 41 kg. Tas 25 kg dan slade beban 16," jelasnya.
Rekahan salju di Gunung Denali pun menjadi fokus perhatian dua pendaki gunung ini, pasalnya Rekahan yang diakibatkan tipisnya salju tersebut dapat sangat membahayakan pendaki. Karena jika menginjak Rekahan tersebut, pendaki dapat masuk ke dalam jurang rekahan itu.
(sms)