Program Taman Baca Berbasis Teknologi Harus Ada di Palembang

Kamis, 08 Juni 2017 - 03:03 WIB
Program Taman Baca Berbasis...
Program Taman Baca Berbasis Teknologi Harus Ada di Palembang
A A A
PALEMBANG - Pesatnya perkembangan teknologi informasi serta meluasnya penggunaan smart phone dan media sosial menuntut semua pihak terutama kepala keluarga, kepala sekolah, kepala daerah dan para pemangku kepentingan untuk membangun budaya literasi.

Banyaknya kasus penyalahgunaan sosial media juga banyaknya konflik digital antarpengguna media sosial disebabkan karena rendahnya budaya membaca dan tingginya budaya copas atau copy paste.

Demikian kesimpulan yang dipetik dari diskusi "Membangun Budaya Literasi di Kota Palembang" yang diselenggarakan Perkumpulan untuk Gerakan Literasi Palembang (GLP) di Kota Palembang, Rabu (7/6/2017)

Diskusi yang menghadirkan calon Wali Kota Palembang, Mularis Djahri ini juga menjadi bursa program calon kepala daerah yang akan ikut serta dalam Pilkada Kota Palembang 2018, khususnya bidang pembangunan budaya baca rakyat.

Dalam paparannya Mularis menyampaikan keseriusannya untuk menumbuhkan minat baca di Palembang. Dia menegaskan, budaya baca di Palembang harus segera digalakkan dengan stimulus program literasi berbasis teknologi.

"Harus dibuat kebijakan dan aturan agar sarana umum baik milik negara maupun swasta menyediakan pojok baca, taman baca. Semua idealnya ditunjang dengan penyediaan sarana fisik maupun non fisik. Fisiknya ada rak buku yang ramah jangkau dan indah, sudah tentu dengan buku-buku bacaan yang sarat pengetahuan, pendidikan dan pembangunan kehidupan harmonis penuh toleransi. Wifi gratis juga diperlukan agar memudahkan pengguna untuk membuak referensi dan mengunduh e-book," papar pengusaha sukses ini.

Selain itu, Mularis juga mengatakan, program satu kelurahan satu perpustakaan dan satu lingkungan RW satu taman baca, sangat mungkin dilakukan di Kota Palembang. Itu adalah langkah kongkrit untuk menfasilitasi warga mau membaca, mau membangun budaya baca, mau mengembangkan ilmu pengetahuan. “Saya akan bersahabat dan berkerjasama dengan para pegiat literasi untuk mencerdaskan warga kota.

Sementra itu, Irfan Makruf dari Gerakan Literasi Palembang menyambut baik paparan Mularis itu dan memintanya untuk komitmen menjalankan program gerakan literasi. Irfan berharap gerakan pembangunan sentra literasi juga didukung akan teknologi internet sebagai akses informasi.

Kita manfaatkan kehebatan teknologi sebagai alat untuk membantu gerakan literasi ini, jadi masyarakat semakin mudah untuk mengakses pengetahuan secara luas,” jelasnya.

Sementara dari data yang dihimpun KORAN SINDO, di Palembang sendiri, ada Forum Lingkar Pena (FLP) yang mempunyai program FLP goes to school guna mendorong literasi anak-anak usia sekolah.

Adapula Komunitas Sobat Literasi yang setiap minggu sore rutin menggelar lapak perpustakaan gratis di Taman Kambang Iwak. Namun, dukungan masyarakat seperti ini akan semakin menggaung dengan gerakan resmi yang baru diresmikan Sekda Palembang di Kantor Pemkot Palembang, Rabu (7/6/2017).

Terpisah Deputi Bidang Pengembangan Sumberdaya Perpustakaan, Perpustakaan Nasional (Perpusnas), Woro Titi Haryanti dalam acara Safari Gerakan Nasional Gemar Membaca menyebutkan, indeks literasi atau indeks minat baca Indonesia memang masih rendah.

Faktor penyebabnya antara lain kebiasaan membaca yang belum membudaya, kurangnya ketersediaan buku cetak maupun digital, dan rendahnya keterjangkauan akses masyarakat terhadap informasi, baik online maupun offline.

Dalam kesempatan yang sama Sekda Kota Palembang, Harobin Mustafa mengatakan, pihaknya telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan minat baca, mulai menyediakan perpustaan sekolah, taman bacaan di kelurahan dan kecamatan, serta perpustakaan keliling. “Kita harapkan dengan fasilitas tersebut dapat meningkatkan minat baca masyarakat,” jelas Harobin.
(sms)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4005 seconds (0.1#10.140)