SBY Intruksikan Dede Yusuf Siapkan Diri Hadapi Pilgub Jabar
A
A
A
BANDUNG - Kader Partai Demokrat yang juga anggota Komisi IX DPR RI Dede Yusuf Macan Effendi mengaku sudah mendapat instruksi dari Ketua Umum DPP Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk mempersiapkan diri menjelang Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jabar 2018 mendatang.
Ditemui seusai peluncuran logo dan maskot Jambore Nasional (Jamnas) dan Raimuna 2017, mantan Wakil Gubernur Jabar itu mengatakan, persiapan tersebut akan dilakukan dirinya dalam tiga bulan ke depan.
"Hasil instruksi SBY, tiga bulan ini harus mempersiapkan diri. Kalau udah siap, hitung-hitungannya kan ada koalisi. Kalau figur kan kita harus siap untuk bertarung. Tapi untuk bertarung kan harus diperhatikan infrastrukturnya," ungkap Dede di kawasan Jalan Sumatra, Kota Bandung, Jumat (2/6/2017).
Meski sempat kalah di Pilgub Jabar 2013 lalu, namun Dede mengaku tak pernah trauma mengikuti ajang kontestasi politik lima tahunan itu. Meski begitu, kata dia, untuk maju ke Pilgub Jabar 2018, secara pribadi dirinya masih mematangkan rencana tersebut. "Saya tidak trauma, kalau trauma saya tentu keluar dari politik," ujarnya.
Dede menyatakan, keputusan dirinya akan maju atau tidak ke Pilgub Jabar 2018 akan diambil September 2018 mendatang setelah dirinya berulang tahun.
"Hasil istiqoroh, pendalaman keluarga, supoprted, itu kan semua dihitung. Ini bukan loba kahoyong, tapi harus benar-benar melalui penghitungan yang baik dan mana yang bermanfaat buat masyarakat Jabar," tuturnya.
Selain itu, Dede pun masih melihat infrastruktur pendukung untuk maju ke Pilgub Jabar 2018, salah satunya dukungan dari partainya, termasuk dukungan partai lain melalui koalisi. "Kita lihat dulu infrastrukturnya seperti apa, karena kita gak bisa bertarung sendirian," sebutnya.
Dede menyambut baik banyaknya kandidat calon gubernur Jabar yang terus bermunculan, termasuk geliat parpol yang terus menjaring kader dan tokoh terbaiknya untuk bersaing dalam perebutan Jabar satu.
"Menurut saya muncul banyak bagus, yang penting jangan dua pasang karena akan memicu konflik, seperti di Jakarta," katanya.
Dia memandang, Pilgub Jabar jangan sampai seperti Pilkada DKI Jakarta. Jika hal itu terjadi, kata Dede, maka rentan terjadi konflik. Dengan calon lebih dari dua, Dede yakin Pilgub Jabar 2018 akan lebih kompetitif.
"Yang penting jangan dua pasang, nanti akan terbelah. Seperti Jokowi Prabowo di Pilpres 2014, akhirnya terbelah dan berlanjut lagi ke Pilkada DKI kemarin," pungkasnya.
Ditemui seusai peluncuran logo dan maskot Jambore Nasional (Jamnas) dan Raimuna 2017, mantan Wakil Gubernur Jabar itu mengatakan, persiapan tersebut akan dilakukan dirinya dalam tiga bulan ke depan.
"Hasil instruksi SBY, tiga bulan ini harus mempersiapkan diri. Kalau udah siap, hitung-hitungannya kan ada koalisi. Kalau figur kan kita harus siap untuk bertarung. Tapi untuk bertarung kan harus diperhatikan infrastrukturnya," ungkap Dede di kawasan Jalan Sumatra, Kota Bandung, Jumat (2/6/2017).
Meski sempat kalah di Pilgub Jabar 2013 lalu, namun Dede mengaku tak pernah trauma mengikuti ajang kontestasi politik lima tahunan itu. Meski begitu, kata dia, untuk maju ke Pilgub Jabar 2018, secara pribadi dirinya masih mematangkan rencana tersebut. "Saya tidak trauma, kalau trauma saya tentu keluar dari politik," ujarnya.
Dede menyatakan, keputusan dirinya akan maju atau tidak ke Pilgub Jabar 2018 akan diambil September 2018 mendatang setelah dirinya berulang tahun.
"Hasil istiqoroh, pendalaman keluarga, supoprted, itu kan semua dihitung. Ini bukan loba kahoyong, tapi harus benar-benar melalui penghitungan yang baik dan mana yang bermanfaat buat masyarakat Jabar," tuturnya.
Selain itu, Dede pun masih melihat infrastruktur pendukung untuk maju ke Pilgub Jabar 2018, salah satunya dukungan dari partainya, termasuk dukungan partai lain melalui koalisi. "Kita lihat dulu infrastrukturnya seperti apa, karena kita gak bisa bertarung sendirian," sebutnya.
Dede menyambut baik banyaknya kandidat calon gubernur Jabar yang terus bermunculan, termasuk geliat parpol yang terus menjaring kader dan tokoh terbaiknya untuk bersaing dalam perebutan Jabar satu.
"Menurut saya muncul banyak bagus, yang penting jangan dua pasang karena akan memicu konflik, seperti di Jakarta," katanya.
Dia memandang, Pilgub Jabar jangan sampai seperti Pilkada DKI Jakarta. Jika hal itu terjadi, kata Dede, maka rentan terjadi konflik. Dengan calon lebih dari dua, Dede yakin Pilgub Jabar 2018 akan lebih kompetitif.
"Yang penting jangan dua pasang, nanti akan terbelah. Seperti Jokowi Prabowo di Pilpres 2014, akhirnya terbelah dan berlanjut lagi ke Pilkada DKI kemarin," pungkasnya.
(sms)